Minggu, 30 Juli 2017

Model Pembelajaran Blended Learning



A.    Model Blended Learning
1.      Pengertian Model Blended Learning
Blended learning secara estimologis berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua suku  kata, blended dan learning. Blended berarti mencampur atau campuran[1]. Learning berarti belajar[2]. Berdasarkan arti secara etimologis tersebut berarti blended learning merupakan pembelajaran campuran. Blended learning pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual[3].
Blended learning mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistim pembelajaran online, latihan di kelas dan pengalaman on-the-job akan memberikan pengalaman berharga bagi diri mereka. Blended learning menggunakan pendekatan yang memberdayakan berbagai sumber informasi yang lain[4].
14
 
Blended learning  merupakan pencampuran antara online dan pertemuan tatap muka (face-to-face meeting) dalam satu aktivitas pembelajaran yang terintegrasi[5]. Blended learning menggunakan sebuah variasi metode yang mengkombinasikan pertemuan tatap muka lansung di kelas tradisional dan pengajaran online untuk mendapatkan objektivitas pembelajaran[6].
Blended leraning adalah sebuah pendekatan yang menintegrasikan pengajaran tatap muka dan kegiatan pembelajaran berbasis computer dalam sebuah lingkungan pedagogis. Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer[7].
Blended learning adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD Room, video streaming, kelas virtual, voice-mail, e-mail dan telekonferens dan animasi teks online. Semua ini dikombinasikan dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan perorangan[8]. Blended learning adalah kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas dan berbagi jenis peristiwa untuk menciptakan program pembelajaran yang optimum untuk audiens (peserta didik) yang spesifik[9].
Berangkat dari teori-teori tesebut diatas dapat disimpulkan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan berbagai keunggulan variasi mengajar dan media elektronik berbasis komputer offline dan online.
Karakteristik blended learning adalah sebagai berikut[10] :
a.       Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b.      Sebagai sebuah kombinasi pengajaran lansung atau bertatap muka ( face-to-face),  belajar mandiri, dan belajar via online.
c.       Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara pengajar dan gaya pembelajaran.
d.      Pengajar dan orang tua peserta didik memiliki peran yang sama penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai pendukung.

2.      Langkah-Langkah Model Blended Learning
Blended learning memiliki enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal. Keenam tahapan tersebut adalah sebagai berikut: [11]
a.       Menetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian mengubah atau menyiapkan bahan ajar tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi syarat. Karena media pembelajarannya adalah blended learning , bahan ajarnya sebaiknya dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar, yaitu:
1)      Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.
2)      Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara interaksi tatap muka.
3)      Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran online atau berbasis web.
b.      Menetapkan rancangan blended learning  yang digunakan. Kegiatan dalam tahap ini ini merupakan tahapan yang paling sulit. Disini diperlukan ahli e-learning  untuk membantunya. Dalam tahapan ini intinya adalah bagaimana membuat rancangan pembelajaran yang berisikan komponen pembelajaran berbasis komputer, online dan tatap muka. Karena itu dalam membuat rancangan ini, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan:
1)      Bagaimana bahan ajar tersebut disajikan.
2)      Bahan ajar mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sifatnya anjuran guna memperkaya pengetahuan peserta didik.
3)      Bagaimana peserta didik bisa mengakses  dua komponen pembelajaran.
4)      Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya perangkat lunak (software)  apa yang digunakan, apakah kerja kelompok diperlukan, apakah pusat sumber belajar diperlukan di daerah-daerah tertentu.
c.       Tetapkan format pembelajran online- apakah bahan ajar tersedia dalam format HTML (sehingga mudah di-cut atau di- paste) atau dalam format PDF (tidak bisa di-cut, atau di- paste). Yang perlu juga diberitahukan kepada peserta didik dan pengajar adalah apa hosting  yang dipakai, apakah pembelajaran online itu menggunakan jaringan internet dan apa jaringan itu, apakah yahoo, geoogle, MSN atau lainnya.
d.      Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat, maksudnya, apakah rancangan pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah atau sebaliknya. Cara yang lazim dipakai untuk menguji coba rancangan ini adalah ‘ pilot test’. Dengan cara ini penyelenggara blended learning bisa meminta masukan atau saran dari pengguna atau peserta pilot tes.
e.       Menyelenggaakan  blended learning dengan baik sambil menugaskan instruktur khusus (pengajar) yang tugas utamanya menjawab pertanyaan peserta didik. Pertanyaan yang mungkin muncul yakni, bagaimana melakukan pendaftaran sebagai peserta, bagaimana peserta didik atau instruktur yang lain melakukan akses terhadap bahan ajar, dan lain-lain.
f.       Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning. Beberapa cara membuat evaluasi ini, yaitu sebagai berikut :
1)      Mudah dikendalikan (easy to navigate). Seberapa mudah peserta didik mengakses semua informasi yang disediakan dalam paket pembelajaran yang disiapkan komputer.
2)      Pemakaian konten/isi (content/substance). Bagaimana kualitas isi pembelajaran yang dipakai, bagaimana petunjuk untuk mempelajari isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sebagainya.
3)      Rancangan/format/penampilan (layout/fomat/appearance). Apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar atau infomasi lainnya) disajikan secara pofesional.
4)      Ketertarikan (interest). Sebesar apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau infomasi lainnya) yang disajikan mampu menimbulkan daya tarik peserta didik untuk belajar.
5)      Aplikabilitas (applicability)
.                   Seberapa jauh paket pembelajaran dipraktekkan secara mudah.
6)      Mudah/bermanfaat (cost-effectiveness/value)[12]

3.      Komponen-Komponen Model Blended Learning
Komponen pembelajaran blended learning terdiri dari empat komponen, yaitu :
a.      Face-To-Face Learning
Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi lansung antara peserta didik dan pendidik. Metode-metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran tatap muka, antara lain :
1)      Metode ceramah
2)      Metode Tanya Jawab
3)      Metode diskusi
4)      Metode demonstrasi
5)      Metode eksperimen
6)      Metode pemberian tugas
7)      Metode latihan
8)      Metode bercerita
9)      Metode karyawisata
10)  Metode bermain peran
11)  Metode studi kasus[13]
b.      E-Leaning Offline[14]
E-learning terdiri dari dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. E-learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik secara lebih fleksibel demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan penilaian[15].
E-learning merupakan pengertian generik untuk semua dukungan teknologi pembelajaran yang digunakan untuk memperkaya pengajaran dan alat pembelajaran seperti ponsel, audio, dan video, telekonferen, tranmisi satelit, dan web atau komputer[16]. Internet, intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan secara sinkron (pada waktu yang sama) ataupun asikron  (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, gafik, animasi, simulasi, audio dan video. Juga harus menyediakan kemudahan untuk kelompok diskusi dengan bantuan professional dalam bidangnya.
E-learning merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran[17]. E-learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan[18].
E-learning  adalah kegiatan belajar asinkron melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa bentuk penggunaan media pembelajaran komputer (e-learning offline) yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah :
1)      Multimedia presentasi.
Media ini digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, gambar, grafik dan suara menjadi satu kesatuan penyajian sehingga diakomodasi sesuai dengan modalitas belajar peserta didik
2)      CD Multimedia Interaktif
Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini, yaitu Computer-Based-Instucton (CBI) dan Computer-Assisted- Instruction (CAI).
Beberapa model CD multimedia interaktif diantaranya :
a)      Model tutorial
Merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa progam komputer yang berisi materi pelajaran. Metode tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran progam tipe branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan beberapa pertanyaan.
b)      Model Drill and Practice
Model ini pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasanaa ynag sebenarnya.
c)      Model simulasi.
d)     Model game
3)      Video pembelajaran.
Penggunaan komputer sebagian media pembelajaran pada umumnya mengikuti proses instruksional sebagai berikut :
1)      Merencanakan, mengatur dan mengoganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2)      Mengevaluasi peserta didik.
3)      Mengumpulkan data mengenai peserta didik.
4)      Melakukan analisis statistik mengenai data yang didapatkan pembelajaran.
5)      Membuat catatan perkembangan pembelajaran.
c.       E-Leaning Online[19]
E-learning online  disampaikan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan internet yang menghubungkan semua unit komputer di seluuh dunia yang terkoneksi dengan internet dan intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan.
Dalam e-learning online modul-modul yang sama bisa diakses dalam bentuk yang sama oleh semua peserta didik yang mengaksesnya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional di kelas, karena alasan kesehatan atau masalah pibadi, satu instruktur pun bisa memberikan pelajaran di beberapa kelas dengan kulaitas yang berbeda.
E-learning online merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagi metode penyampaian, interaksi, serta didukung berbagai bentuk layanan belajar lainnya[20]. E-learning online adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektonik (LAN, WAN dan internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi dan bimbingan[21]. E-learning adalah kegiatan belajar asinkon melalui perangkat elektronik komputer yang terhubung internet untuk memperoleh bahan belajar yang sesuai kebutuhannya[22].
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa e-leaning online adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yan dapat meningkatkan pengetahuan dan keteampilan.
Fungsi dari e-learning online terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi)[23]. Manfaat e-learning online dalam poses pembelajaran diantaranya:
1)      Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran.
2)      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimanapun dan kapanpun.
3)      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
4)      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
5)      Independet learning.
6)      Hemat biaya.
Beberapa karakteristik e-learning online yang dapat dijadikan media pembelajaran antara lain :
1)      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, yaitu internet, pengajar dan  peserta didik atau pengajar dengan peserta didik atau pengajar sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relativ mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersiofat protokoler.
2)      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network).
3)      Mengunakan bahan ajar yang besifat mandiri (self-learning materials) yang disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukan.
4)      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan dan hal-hal yang berkaitan dengan administasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
d.      Mobile Learning[24].
M-learning adalah penggunaan perangkat keras yang bergerak, seperti PDA, Laptop, Smartphone, MP3 player, dan lain-lain[25].
e.       Praktek dunia nyata[26].
Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta didik mendapatkan pengalaman lansung, ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong peserta didik untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman yang pernah dialami. Pentingnya pengalaman lansung terhadap proses belajar oleh Kolb(1984) dan Wallace (1994) dalam Faralayyubi mengatakan bahwa: pembelajaran akan lebih efektif jika pembelajar banyak terlibat lansung daripada hanya menerima dari pengajar[27]..

4.      Kelebihan dan Kelemahan Model Blended Learning
Adapun  kelebihan dari blended leaning adalah sebagai berikut:[28]
a.       Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
b.      Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik lain di luar jam tatap muka.
c.       Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.
d.      Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
e.       Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran.
f.        Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g.      Peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lain.


[1] Desy Anwar, Kamus Lengkap 100 Milyar Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Surabaya: Amolia, 2009), h. 39
[2] Ibid., h. 201
[3] Op., Cit, h. 11
[4] Semler dalam Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014), cet ke-1, jilid 1, h. 11
[5] Ibid., h. 12
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Ibid., h. 14
[10] Husama yang digunakan h, Ibid 16
[11] Ibid.
[12] Ibid., h. 18
[13] Ibid., h. 51
[14] Ibid, h. 107
[15] Permana dalam Husamah, Ibid, h. 109
[16] Soekartawi dalam Husamah, Ibid
[17] Husamah, Ibid , h, 111
[18] Jaya Kumar dalah Husamah, Ibid
[19] Husamah, Ibid, h. 131
[20] Feasey 2011 dalam Husamah, Ibid, h. 132
[21] Koran dalam Husamah, Ibid
[22] Dong dalam Husamah, Ibid
[23] Siahaan, 2002 dalam HUsamah, Ibid , h. 139
[24] Husamah, Ibid , h. 175
[25] Ibid
[26] Fajarayyubi, Untukmu negeriku,keterampilan, diklat, pendidikan anak pembelajaran dan praktek,. (Online), Vol 2, (http//untukmu negeriku_pembelajran dan praktek//blogspot), diakses tanggal 13 September 2014.
[27] Lo, Cit.
[28] Ibid, h. 36

1 komentar:

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...