A.
Model
Blended Learning
1. Pengertian Model Blended Learning
Blended learning secara estimologis berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua
suku kata, blended dan learning. Blended berarti mencampur atau campuran[1].
Learning berarti belajar[2].
Berdasarkan arti secara etimologis tersebut
berarti blended learning merupakan
pembelajaran campuran. Blended learning
pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara
tatap muka dan secara virtual[3].
Blended learning mengkombinasikan aspek terbaik
dari pembelajaran online, aktivitas
tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistim pembelajaran online, latihan di kelas dan pengalaman on-the-job akan memberikan pengalaman
berharga bagi diri mereka. Blended
learning menggunakan pendekatan yang memberdayakan berbagai sumber
informasi yang lain[4].
|
Blended leraning adalah sebuah pendekatan yang menintegrasikan
pengajaran tatap muka dan kegiatan pembelajaran berbasis computer dalam sebuah
lingkungan pedagogis. Blended learning merupakan
pembelajaran yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka
dan pembelajaran berbasis komputer[7].
Blended learning adalah perpaduan dari teknologi
multimedia, CD Room, video streaming,
kelas virtual, voice-mail, e-mail dan
telekonferens dan animasi teks online. Semua ini dikombinasikan dengan
bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan perorangan[8].
Blended learning adalah kombinasi
berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas dan berbagi
jenis peristiwa untuk menciptakan program pembelajaran yang optimum untuk audiens (peserta didik) yang spesifik[9].
Berangkat dari teori-teori tesebut diatas dapat disimpulkan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan
berbagai keunggulan variasi mengajar dan media elektronik berbasis komputer offline dan online.
Karakteristik blended learning adalah
sebagai berikut[10] :
a.
Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang
beragam.
b.
Sebagai sebuah kombinasi pengajaran lansung atau bertatap muka ( face-to-face), belajar mandiri, dan belajar via online.
c.
Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian,
cara pengajar dan gaya pembelajaran.
d.
Pengajar dan orang tua peserta didik memiliki peran yang sama penting,
pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai pendukung.
2. Langkah-Langkah Model Blended Learning
Blended learning memiliki enam tahapan dalam
merancang dan menyelenggarakan blended learning agar
hasilnya optimal. Keenam tahapan tersebut adalah sebagai berikut: [11]
a.
Menetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian mengubah atau menyiapkan
bahan ajar tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi syarat. Karena media
pembelajarannya adalah blended learning ,
bahan ajarnya sebaiknya dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar,
yaitu:
1)
Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.
2)
Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara interaksi tatap muka.
3)
Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran online
atau berbasis web.
b.
Menetapkan rancangan blended learning
yang digunakan. Kegiatan dalam tahap
ini ini merupakan tahapan yang paling sulit. Disini diperlukan ahli e-learning untuk membantunya. Dalam tahapan ini intinya
adalah bagaimana membuat rancangan pembelajaran yang berisikan komponen
pembelajaran berbasis komputer, online
dan tatap muka. Karena itu dalam membuat rancangan ini, perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan:
1)
Bagaimana bahan ajar tersebut disajikan.
2)
Bahan ajar mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sifatnya
anjuran guna memperkaya pengetahuan peserta didik.
3)
Bagaimana peserta didik bisa mengakses
dua komponen pembelajaran.
4)
Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya perangkat lunak (software) apa yang digunakan, apakah kerja kelompok
diperlukan, apakah pusat sumber belajar diperlukan di daerah-daerah tertentu.
c.
Tetapkan format pembelajran online-
apakah bahan ajar tersedia dalam format HTML (sehingga mudah di-cut atau di- paste) atau dalam
format PDF (tidak bisa di-cut, atau
di- paste). Yang perlu juga diberitahukan
kepada peserta didik dan pengajar adalah apa hosting yang dipakai, apakah
pembelajaran online itu menggunakan
jaringan internet dan apa jaringan itu, apakah yahoo, geoogle, MSN atau
lainnya.
d.
Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat, maksudnya, apakah
rancangan pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah atau sebaliknya.
Cara yang lazim dipakai untuk menguji coba rancangan ini adalah ‘ pilot test’. Dengan cara ini
penyelenggara blended learning bisa
meminta masukan atau saran dari pengguna atau peserta pilot tes.
e.
Menyelenggaakan blended learning dengan baik sambil
menugaskan instruktur khusus (pengajar) yang tugas utamanya menjawab pertanyaan
peserta didik. Pertanyaan yang mungkin muncul yakni, bagaimana melakukan
pendaftaran sebagai peserta, bagaimana peserta didik atau instruktur yang lain
melakukan akses terhadap bahan ajar, dan lain-lain.
f.
Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning. Beberapa cara membuat
evaluasi ini, yaitu sebagai berikut :
1)
Mudah dikendalikan (easy to
navigate). Seberapa mudah peserta didik mengakses semua informasi yang
disediakan dalam paket pembelajaran yang disiapkan komputer.
2)
Pemakaian konten/isi (content/substance).
Bagaimana kualitas isi pembelajaran yang dipakai, bagaimana petunjuk untuk
mempelajari isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan
ajar itu disiapkan, apakah bahan ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran,
dan sebagainya.
3)
Rancangan/format/penampilan (layout/fomat/appearance).
Apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar atau infomasi lainnya)
disajikan secara pofesional.
4)
Ketertarikan (interest).
Sebesar apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau infomasi
lainnya) yang disajikan mampu menimbulkan daya tarik peserta didik untuk
belajar.
5)
Aplikabilitas (applicability)
. Seberapa jauh paket pembelajaran
dipraktekkan secara mudah.
6)
Mudah/bermanfaat (cost-effectiveness/value)[12]
3. Komponen-Komponen Model Blended Learning
Komponen pembelajaran blended
learning terdiri dari empat komponen, yaitu :
a. Face-To-Face Learning
Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi lansung antara peserta didik dan pendidik. Metode-metode pembelajaran
yang digunakan pada pembelajaran tatap muka, antara lain :
1)
Metode ceramah
2)
Metode Tanya Jawab
3)
Metode diskusi
4)
Metode demonstrasi
5)
Metode eksperimen
6)
Metode pemberian tugas
7)
Metode latihan
8)
Metode bercerita
9)
Metode karyawisata
10)
Metode bermain peran
11)
Metode studi kasus[13]
b. E-Leaning Offline[14]
E-learning terdiri dari dari dua bagian,
yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’
dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. E-learning adalah
pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik secara lebih
fleksibel demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan
penilaian[15].
E-learning merupakan pengertian generik
untuk semua dukungan teknologi pembelajaran yang digunakan untuk memperkaya
pengajaran dan alat pembelajaran seperti ponsel, audio, dan video,
telekonferen, tranmisi satelit, dan web atau komputer[16].
Internet, intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD ROM adalah
sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan
secara sinkron (pada waktu yang sama)
ataupun asikron (pada waktu yang berbeda). Materi
pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks,
gafik, animasi, simulasi, audio dan video. Juga harus menyediakan kemudahan
untuk kelompok diskusi dengan bantuan professional dalam bidangnya.
E-learning merupakan suatu model pembelajaran
dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi secara sistematis
dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran[17].
E-learning adalah pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan[18].
E-learning adalah kegiatan belajar asinkron melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh
bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa bentuk penggunaan media
pembelajaran komputer (e-learning
offline) yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah :
1)
Multimedia presentasi.
Media ini digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis,
digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok belajar yang cukup banyak
diatas 50 orang. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media
seperti teks, video, animasi, gambar, grafik dan suara menjadi satu kesatuan
penyajian sehingga diakomodasi sesuai dengan modalitas belajar peserta didik
2)
CD Multimedia Interaktif
Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini, yaitu Computer-Based-Instucton (CBI) dan Computer-Assisted- Instruction (CAI).
Beberapa model CD multimedia interaktif diantaranya :
a)
Model tutorial
Merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan perangkat lunak berupa progam komputer yang berisi materi
pelajaran. Metode tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran progam
tipe branching yaitu informasi/mata
pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan beberapa
pertanyaan.
b)
Model Drill and Practice
Model ini pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasanaa ynag sebenarnya.
c)
Model simulasi.
d)
Model game
3)
Video pembelajaran.
Penggunaan komputer sebagian media pembelajaran pada umumnya mengikuti
proses instruksional sebagai berikut :
1)
Merencanakan, mengatur dan mengoganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2)
Mengevaluasi peserta didik.
3)
Mengumpulkan data mengenai peserta didik.
4)
Melakukan analisis statistik mengenai data yang didapatkan pembelajaran.
5)
Membuat catatan perkembangan pembelajaran.
c. E-Leaning Online[19]
E-learning online disampaikan menggunakan media elektronik yang
terhubung dengan internet yang menghubungkan semua unit komputer di seluuh
dunia yang terkoneksi dengan internet dan intranet (jaringan yang bisa
menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan.
Dalam e-learning online modul-modul
yang sama bisa diakses dalam bentuk yang sama oleh semua peserta didik yang
mengaksesnya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional di kelas, karena alasan
kesehatan atau masalah pibadi, satu instruktur pun bisa memberikan pelajaran di
beberapa kelas dengan kulaitas yang berbeda.
E-learning online merupakan kegiatan pembelajaran
yang memanfaatkan jaringan internet sebagi metode penyampaian, interaksi, serta
didukung berbagai bentuk layanan belajar lainnya[20].
E-learning online adalah pengajaran
dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektonik (LAN, WAN dan internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi dan bimbingan[21].
E-learning adalah kegiatan belajar
asinkon melalui perangkat elektronik komputer yang terhubung internet untuk
memperoleh bahan belajar yang sesuai kebutuhannya[22].
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa e-leaning online adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keteampilan.
Fungsi dari e-learning online terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi)[23].
Manfaat e-learning online dalam poses
pembelajaran diantaranya:
1)
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran.
2)
Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimanapun dan kapanpun.
3)
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
4)
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
5)
Independet learning.
6)
Hemat biaya.
Beberapa karakteristik e-learning
online yang dapat dijadikan media pembelajaran antara lain :
1) Memanfaatkan jasa teknologi
elektronik, yaitu internet, pengajar dan
peserta didik atau pengajar dengan peserta didik atau pengajar sesama
pengajar dapat berkomunikasi dengan relativ mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal
yang bersiofat protokoler.
2)
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital
media dan computer network).
3)
Mengunakan bahan ajar yang besifat mandiri (self-learning materials) yang disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh pengajar dan peserta didik kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan memerlukan.
4)
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan dan hal-hal
yang berkaitan dengan administasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
d. Mobile Learning[24].
M-learning adalah penggunaan perangkat keras yang bergerak, seperti PDA, Laptop,
Smartphone, MP3 player, dan lain-lain[25].
e.
Praktek dunia nyata[26].
Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta didik
mendapatkan pengalaman lansung, ide dasar belajar berdasarkan pengalaman
mendorong peserta didik untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman yang
pernah dialami. Pentingnya pengalaman lansung terhadap proses belajar oleh
Kolb(1984) dan Wallace (1994) dalam Faralayyubi mengatakan bahwa: pembelajaran
akan lebih efektif jika pembelajar banyak terlibat lansung daripada hanya
menerima dari pengajar[27]..
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Blended Learning
a.
Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
b.
Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik
lain di luar jam tatap muka.
c.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka
dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.
d.
Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
e.
Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes yang
dilakukan sebelum pembelajaran.
f.
Pengajar dapat menyelenggarakan
kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g.
Peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lain.
[1] Desy Anwar, Kamus
Lengkap 100 Milyar Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Surabaya: Amolia,
2009), h. 39
[4]
Semler dalam Husamah, Pembelajaran Bauran
(Blended Learning), Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014), cet ke-1, jilid 1,
h. 11
[10] Husama yang digunakan h, Ibid
16
[14] Ibid, h. 107
[15] Permana dalam Husamah, Ibid,
h. 109
[16] Soekartawi dalam Husamah, Ibid
[17] Husamah, Ibid , h, 111
[18] Jaya Kumar dalah Husamah, Ibid
[19] Husamah, Ibid, h. 131
[20] Feasey 2011 dalam Husamah, Ibid,
h. 132
[21] Koran dalam Husamah, Ibid
[22] Dong dalam Husamah, Ibid
[23] Siahaan, 2002 dalam HUsamah, Ibid
, h. 139
[24] Husamah, Ibid , h. 175
[25] Ibid
[26] Fajarayyubi, Untukmu negeriku,keterampilan, diklat,
pendidikan anak pembelajaran dan praktek,. (Online), Vol 2, (http//untukmu
negeriku_pembelajran dan praktek//blogspot), diakses tanggal 13 September 2014.
[28] Ibid, h. 36
sebuah solusi pemberlakuan New Normal Pendidikan
BalasHapus