A.
Strategi
Pembelajaran Aktif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi secara etimologi berarti siasat (perang).[1] Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.[2] Strategi pembelajaran adalah suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.[3]
Strategi dalam konteks belajar-mengajar berarti pola umum perbuatan
guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum
pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak
dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam
peristiwa belajar. Maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa
belajar-mengajar.[4]
|
Strategi pembelajaran
adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistim pembelajaran yang
berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu.[6] Strategi pembelajaran
adalah keputusan guru dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan, sarana dan prasarana yang akan digunakan, termasuk jenis media
yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.[7]
Beberapa pengertian
tentang strategi pembelajaran;[8]
a.
Strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
b.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c.
Strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran meliputi:
sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik.
d.
Strategi pembelajaran
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam lingkup ini strategi
pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
e.
Strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan uraian di atas,
maka ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas.
Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi,
perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab
tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran
berbeda dengan instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan
kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan
belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain,
Sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu
sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu
atau lebih strategi pembelajaran tertentu.
Untuk mempermudah
memahami makna dari strategi pembelajaran dapat disejajarkan dengan pembuatan
rumah, pembicaraan macam-macam strategi pembelajaran adalah ibarat melacak
berbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun, seperti joglo, rumah
gadang, vila dan rumah-rumah lainnya. Sedangkan desain instruktusional adalah
penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun serta bahan-bahan yang
diperlukan.
Strategi pembelajaran
juga berbeda dengan model, metode, pendekatan, dan teknik, tetapi saling
berhubungan. Berikut disajikan keterkaitan strategi, model, pendekatan, metode,
teknik dan taktik pembelajaran:[9]
a.
Model pembelajaran
adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam
proses belajar mengajar.
b.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien atau strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
c.
Metode digunakan untuk
merealisasaikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi
satu strategi pembelajaran yang digunakan beberapa metode.
d.
Pendekatan adalah
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred-approaches). Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran lansung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau strategi pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discoveri dan inkuiri, serta strategi pembelajaran
induktif.
e.
Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pengajaran. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Teknik
merupakan cara-cara mengajar yang digunakan oleh atau instruktur. Sedangkan
taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode
tertentu. Dengan demikian taktik sifatnya lebih individual. Misalnya walaupun
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama,
sudah pasti mereka melakukannya secara berbeda.
Hubungan antara
strategi, model, metode, pendekatan, dan teknik/taktik bisa digambarkan sebagai
berikut:[10]
|
Model Pembelajaran
Berdasarkan skema
diatas dapat dipaparkan pernyataan yang
lebih spesifik tentang penggunaan strategi, model, pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran. Dimana kesemuanya saling berkaitan. Dimulai dari
pendekatan, jika pendekatan dipilih pendekatan
student centred-approaches yaitu pembelajaran
berpusat pada siswa, bisa kita pilih salah satunya strategi pembelajaran aktif Synergetik Teaching dengan metode
ceramah dan diskusi dengan teknik pelaksanaannya bisa diatur sesuai kreatifitas
guru yang bersangkutan.
Berangkat dari paparan
diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah presedur atau
rancangan langkah-langkah pembelajaran secara umum.
2.
Pengertian
Strategi Pembelajaran Aktif
Aktif berasal dari kata active dalam bahasa Inggris yang artinya
rajin, sibuk dan giat. Padanan kata aktif lainnya adalah activate artinya membuat sesuatu aktif, activist artinya penggerak, aktivis, activity artinya kegiatan, pekerjaan.[11] Berdasarkan pengertian secara etimologis ini maka dapat disimpulkan
bahwa aktif mengandung arti disibukkan dengan aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan dengan rajin.
Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan
semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan
spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman lansung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk
bertanggung jawab terhadap proses
belajarnya sendiri.[12]
Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centred), daripada berpusat
pada guru (Teacher Centred) untuk
mengaktifkan peserta didiknya.[13] Kata kunci bagi guru yang
dipegang adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa, baik kegiatan
berfikir (mind), maupun berbuat (hands-on). Fungsi dan peran guru lebih
banyak pada fasilitator.[14]
a.
Keterlekatan pada tugas (Commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya
bermanfaat bagi siswa (meaningful),
sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant),
dan bersifat/memiliki keterkaitan denngan kepentingan pribadi (personal)
b.
Tanggung jawab ( Responbility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada
siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih
banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan
peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
c.
Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi intrinsic adalah hal dan keadaan yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrisik
bukan ektrinsik karena lebih murni
dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Dorongan mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa
depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih
kuat dan relativ lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau
dorongan keharusan dari orang tua dan guru. Motivasi belajar siswa akan
meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Guru
mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya
sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang yang
menuangkan air ke dalam ember.
Guru aktif dalam hal: 1) memberikan umpan balik; 2) mengajukan pertanyaan
yang menantang; 3) mendiskusikan gagasan. Sedangkan siswa aktif dalam hal: 1) bertanya/
meminta penjelasan; 2) mengemukakan gagasan; 3) mendiskusikan gagasan orang
lain dengan gagasan sendiri.
Pembelajaran aktif merupakan tindak lanjut dari pendekatan
konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran yang menekankan
pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap
informasi dan peristiwa yang dialami.[16] Teori konstruktivisme memandang
bahwa pengetahuan merupakan perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam
menempuh proses belajar.[17]
3.
Karakteristik
Pembelajaran Aktif
a.
Dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru di kelas
Kegiatan yang
dilakukan siswa pada pembelajaran aktiv yaitu:
1)
Bermain peran
2)
Menulis dengan kata-kata sendiri
3)
Belajar kelompok
4)
Memecahkan masalah
5)
Diskusi/berdebat
6)
Mempraktikkan keterampilan
7)
Melakukan kegiatan penyelidikan
Kegiatan guru
di kelas:
1)
Guru sebagai fasilitator
2)
Guru melakukan interaktif dengan siswa
3)
Guru memfokuskan pembelajaran pada siswa
b.
Pengelolaan kelas diperlukan untuk membangkitkan minat belajar peserta
didik serta keaktifan siswa dalam belajar.
c.
Ruang dalam kelas dapat diubah sesuai yang diinginkan oleh siswa dan guru
supaya peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar
yang berlansung.
d.
Tata letak atau formasi bentuk bangku dapat diubah formasinya, seperti
misalnya diatur seperti bentuk “U”.
e.
Siswa aktif belajar
f.
Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri tidak
menplagiat dari guru
4.
Macam-Macam
Strategi Pembelajaran Aktif
a.
Critical Incident (pengalaman penting)
Strategi ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dari penggunaan
strategi ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman
mereka
b.
Prediction Guide (tebak pelajaran)
Ini adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan siswa di dalam proses
pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir. Selama penyampaian materi
siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang
disampaikan guru.
c.
Teks Acak
Strategi ini merupakan strategi yang menuntut siswa menyusun bacaan yang
sudah dipotong-potong sehingga bisa dibaca dengan urut.
d.
Reading Guide ( panduan membaca)
Strategi ini adalah strategi yang menuntut siswa mengisi pertanyaan,
kisi-kisi, bagan atau skema berdasarkan isi bacaan yang mereka pilih
sebelumnya.
e.
Group Resume ( resume kelompok)
Strategi ini merupakan strategi yang menuntut siswa untuk membuat resume yang memuat tentang kelebihan yang
dimiliki oleh kelompok masing-masing.
f.
Prediksi Kawan
Yaitu : strategi dengan sistim/ pola kerja menebak jawaban yang akan
diberikan oleh kawannya jika dia menanyakan beberapa pertanyaan yang telah
disiapkan.
g.
Assessment Search (menilai kelas)
Yaitu strategi dengan prosedur kerja meminta siswa mengisi pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan
tentang kelas untuk digunakan dalam kegiatan interview bersama teman stau kelompok.
h.
Questions Students Have ( Pertanyaan dari siswa)
Yaitu strategi
dengan menggunakan kartu pertanyan.
i.
Instant Assessment (Penilaian instan)
Strategi ini merupakan strategi untuk mengetahui siswa dari sisi latar
belakang, pengalaman, sikap, harapan dan perhatiannya dalam waktu yang singkat.
j.
Active Knowledge Sharing ( Saling Tukar Pengetahuan)
Strategi ini merupakan strategi yang digunakan untuk melihat tingkat
kemampuan siswa sambil membentuk kerjasama tim.
k.
True or False (Benar apa salah)
Strategi ini merupakan strategi dengan pola kerja meminta siswa
mengidentifikasi pertanyaan yang salah atau benar.
l.
Benar salah berantai
Merupakan
pengembangan dari strategi benar apa salah.
m.
Inquiring Minds Want to Know ( Bangkitkan minat)
Strategi ini merupakan strategi dengan cara meminta siswa untuk membuat
perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.
n.
Listening Teams ( Tim pendengar)
Strategi ini membentuk kelompok-kelompok yang mempunyai tugas atau
tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran.
o.
Guided Note Taking ( Catatan terbimbing)
Strategi ini merupakan strategi yang menuntun siswa membuat catatan
melalui bagan atau skema atau yang lainnya yang disiapkan guru sebelumnya.
p.
Synergetic Teaching ( Pengajaran sinergis)
Yaitu strategi yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda.
q.
Guided Teaching ( Panduan mengajar)
Strategi ini merupakan guru memperoleh hipotesa atau kesimpulan yang
kemudian membaginya kepada kategori. Hipotesa tersebut diperoleh dari
jawaban-jawaban yang diberikan siswa terhadap satu sampai 2 pertanyaan yang
diajukan guru.
r.
Active Debate ( Debat aktif)
Strategi ini merupakan strategi cooperative
berupa mengajak siswa untuk berargumen dalam bentuk tim atas pernyataan controversial berhubungan dengan materi yang dihadirkan guru.
s.
Point-Counterpoint ( Debat Pendapat)
Strategi ini merupakan strategi yang mendiskusikan isu-isu kompleks
secara mendalam.
t.
Reading Aloud ( Membaca keras)
Strategi ini membantu siswa dalam berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan
dan menggugah diskusi.
u.
Learning Starts With A Question ( Pertanyaan dimulai dengan
pertanyaan)
Strategi ini adalah strategi yang
membimbing siswa bertanya tentang materi pelajaran sebelum dijelaskan.
v.
Plantet Questions (Pertanyaan
rekayasa)
Strategi ini merupakan strategi dengan mempresentasikan informasi dalam
bentuk respon terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya
kepada siswa tertentu.
w.
Information Search ( Mencari info)
Strategi ini sama seperti ujian open
book. Secara berkelompok. siswa mencari informasi yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka.
x.
Card Sort (Sortir kartu)
Strategi ini merupakan strategi kolaboratif
yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta,
tentang obyek atau mereview
informasi.
y.
The Power of Two ( Kekuatan dua
kepala)
Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik
daripada berfikir sendiri.
[1]
Djaka P, Op, Cit, h.301
[2]
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif,
(Medan: Media Persada, 2014), cet
ke-3, jilid 3, h. 1
[3]
Wina Sanjaya dalam Istarani, 58 Model
Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2014), cet ke- 3, jilid 3, h. 1
[4] Sanjaya
dalam Non Syafriadi, Strategi Pembelajaran, (Padang:
Salsabila Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 26
[5]
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 268
[6]
Miarso dalam Bambang Warsita, h. 268
[7]
Bambang Warsita, Ibid, h. 271
[8]
Non Syafriadi, Strategi Pembelajaran,
(Padang: Salsabilah Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 27s
[9]
Istarani, Op, Cit, h. 1-3
[10] Non Syafriadi, Op, Cit,
h. 36
[11]Desy Anwar, Kamus Lengkap 100
Milyar Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, ( Surabaya: Amolia, 2009), cet
ke-1, jilid 1, h. 9
[12] Non Syafriadi, Op, Cit,
h. 168
[13] Ida Zusnani, Op, Cit, h.
172
[14] Ibid
[15] Taslimuharrom dalam Non
Syafriadi, Strategi Pembelajaran,
(Padang: Grafika Salsabila, 2012), h. 169
[16] Benny A, Pribadi, Model
Desain Sistem pembelajaran, (Jakarta : Dian Rakyat, 2010), cet ke-2, jilid
2, h. 157
[17] Ibid
[18] Ida Zuznani, Op, Cit, h.
173
[19] Hisyam, et, all, Strategi
Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta:CTSD, 2012), cet ke-11, jilid 11, H. 2-203
Tidak ada komentar:
Posting Komentar