|
BAB II
LANDASAN
TEORETIS
A.
Pembelajaran IPS
1.
Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI
Studi sosial
dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisiknya dan
sosialnya yang menyangkut hubungan kemanusiaan.[1] IPS merupakan Ilmu yang mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran Ilmu
Sosial Pengetahuan memuat materi geografis, sejarah, sosiologi dan ekonomi.[2] Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan
memahami lingkungan sosial masyarakatnya.[3]
|
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial, seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.[4] Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dapat penulis
simpulkan pembelajaran IPS adalah pembelajaran ilmu-ilmu sosial terhadap
interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia
dengan ciptaannya.
Mata pelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep –konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan. d)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam
bermasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional dan global.[5]
Tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.[6] Tujuan pembelajaran
IPS ialah: tujuan pembelajaran yang lebih operasional.
IPS di sekolah dasar
bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.[7] Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai
bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.[8]
Pengajaran sejarah
bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
2.
Ruang Lingkup/ Materi IPS SD/MI KELAS IV
Permendiknas ruang
lingkup mata pelajaran IPS adalah: “a) manusia, tempat dan lingkungan. b)
waktu, keberlanjutan dan perubahan c) sistem, sosial dan budaya. d) prilaku,
ekonomi dan kesejahteraan.[9]
Ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Manusia, Tempat, dan
Lingkungan
2.
Waktu, Keberlanjutan,
dan Perubahan
3.
Sistem Sosial
dan Budaya
Berdasarkan
teori di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS mengkaji manusia secara menyeluruh
mulai dari manusia itu sendiri, tempat tinggal dan lingkungan hidup manusia,
waktu yang digunakan manusia, perkembangan dan perubahan manusia dan
lingkungannya, sistim hubungan manusia dengan manusia lainnya dan kebiasaan
hidup suatu kelompok manusia yang sudah menjadi ciri khas unik yang dimiliki
secara turun temurun yang biasa dikenal dengan budaya, serta upaya manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau yang dikenal dengan istilah ekonomi.
Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1.
Memahami sejarah, kenampakan
alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
|
-
Membaca
peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala
sederhana
-
Mendeskripsikan
kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya
dengan keragaman sosial dan budaya
-
Menunjukkan jenis dan persebaran
sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan
setempat
-
Menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
-
Menghargai
berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota,
provinsi) dan menjaga kelestariannya
-
Meneladani
kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
|
Kelas IV, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1.
Mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi Kabupaten/Kota dan
provinsi
2.
Mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1
Kota dan Provinsi
3.
Mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1
Kota dan Provinsi
|
-
Mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
-
Mengenal pentingnya koperasi
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
-
Mengenal perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan transfortasi serta pengalaman
menggunakannya
-
Mengenal permasalahan social
di daerahnya
-
Mengenal perkembangan
teknologi produksi komunikasi dan transformasi serta pengalaman
menggunakannya
-
Mengenal permasalahan sosial
di daerahnya
|
3.
Karakteristik
IPS
Permendiknas
IPS memiliki
karakteristik seperti:[12]
a.
Kerangka
kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala, dan masalah sosial dari pada bidang teoritis keilmuan.
b.
Dalam
menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek
kehidupan sosial daripada
aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c.
Kerangka
kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan
ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d. Pada pengajaran IPS,
masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga
menjadi ruang lingkup penelaahannya.
e. Dalam pelaksanaan
kerjanya, IPS menerapkan pendekatan interdisipliner.
f.
Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar,
sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
4.
Manfaat dan Fungsi Mempelajari IPS
Mempelajari IPS memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, karena mempelajari IPS berarti mempelajari manusia dan
gejala-gejalanya. Banyak manfaat yang bisa dipetik dengan mempelajari IPS,
sepeti bisa mengenal gejala-gejala bumi, sejarah manusia, kebudayaan manusia
dan lain sebagainya.
Dengan mengusai ilmu pengetahuan sosial, peserta didik
diharapkan dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan sebagai berikut:[13]
a.
Mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan komunikasi, bekerja
sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan
global.
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang
dihadapinya siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah
berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.[14]
5.
Evaluasi dalam Pembelajaran IPS SD/MI
Evaluasi adalah suatu poses sistematik untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi
suatu program. Aspek yang dinilai dari program ada dua macam, yaitu tingkat
keberhasilan dan tingkat efisiensi
pelaksanaan progam.[15] Ada tiga aspek yang
dinilai dalam pembelajaan IPS, yaitu aspek kognitif, aspek nilai dan sikap
sosial, aspek keterampilan.
a.
Aspek Kognitif
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai
dua tingkatan sebagai berikut :
1)
Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi
hal-hal berikut ini :
a)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan
petanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi
ini hanya mengungkap fakta, defenisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi siswa
hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari.
Misalnya, pertanyaannya sebagai berikut :
Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia?
b)
Evaluasi yang mengungkap pemahaman (compehensif)
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami apa yang
telah dipelajari. Dengan demikian siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang
telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Kata-kata yang sering dipakai
untuk evaluasi pemahaman adalah mengapa,
jelaskan, uraikan, berilah ulasan, bandingkanlah.
Contoh :
Mengapa pulau Jawa padat penduduknya?
c)
Evaluasi yang mengungkap penerapan (application)
Pada evaluasi penerapan siswa dapat menggunakan
informasi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan
prinsip, konsep, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya,
siswa diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang
diajukan.
Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap
penerapan adalah demonstrasikan, tunjukkanlah, klasifikasikan, carilah
hubungan, tuliskan, gambarkan.
Contoh :
Demonstasikan terjadinya gerhana matahari dengan 3 bola yang
ukurannya berbeda!
2)
Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi
hal-hal berikut :
a)
Analisis (analysis)
Pertanyaan analisis menuntut siswa berfikir secara
mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab
pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu
mengadakan deduktif. Oleh karena itu
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar tetapi
berbagai alternatif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan
analisis, antara lain : Sebutkan bukti-bukti, mengapa, tunjukkan
sebab-sebabnya, analisislah, berilah alasan.
b)
Sintesis (Synthesis)
Petanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa
berfikir orisinal dan kreatif. Siswa dituntut berfikir induktif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan
sintesis adalah: susunlah dengan kata-katamu, apa yang mungkin terjadi, buatlah
perkiraan apa yang terjadi, bagaimanakah.
c)
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa
untuk melakukan kegiatan befikir yang paling tinggi. Pertanyaan yang mengungkap
evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kata-kata yang dapat
digunakan untuk pertanyaan evaluasi yaitu berilah pendapat bahwa,
bandingkanlah, bedakanlah, berilah alasan, berilah kitik, alternatif mana yang
lebih baik, setujukah anda.
b.
Aspek nilai dan sikap sosial
Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari
kurikulum sekolah yang berlaku, yaitu mengenai Kompetensi Dasar (KD), materi
pokok, hasil belajar, indikator materi.
Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah efektif selain daftar pertanyaan adalah skala
penilaian (rating scale), daftar cek (checklist),
laporan pribadi, wawancara.
c.
Aspek keterampilan
Keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan fisik
maupun mental yang dituntut dimiliki siswa setelah mempelajari materi IPS.
6.
Strategi
Pembelajaran IPS
a.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Strategi secara etimologi berarti siasat (perang).[16] Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.[17] Strategi pembelajaran adalah suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.[18]
Dalam konteks
belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti
bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau
dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Maka
konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan
perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar.[19]
Strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar.[20]
Strategi pembelajaran
adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistim pembelajaran yang
berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu.[21]
Strategi pembelajaran
adalah keputusan guru dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan, sarana dan prasarana yang akan digunakan, termasuk
jenis media yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.[22]
Beberapa pengertian
tentang strategi pembelajaran;[23]
a.
Strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
b.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c.
Strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran meliputi: sifat, lingkup,
dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik.
d.
Strategi pembelajaran
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam lingkup ini strategi
pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
e.
Strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan uraian di atas,
maka ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran
berbeda dengan instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan
kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan
belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain,
Sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu
sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu
atau lebih strategi pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran
dapat disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan macam-macam strategi
pembelajaran adalah ibarat melacak berbagai kemungkinan macam rumah yang akan
dibangun, seperti joglo, rumah gadang, vila dan rumah-rumah lainnya. Sedangkan desain instruktusional adalah penetapan cetak biru
rumah yang akan dibangun serta bahan-bahan yang diperlukan. Strategi
pembelajaran juga berbeda dengan model, metode, pendekatan, dan teknik, tetapi
saling berhubungan. Keterkaitan strategi, model, pendekatan, metode, teknik dan
taktik pembelajaran:[24]
a.
Model pembelajaran
adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas
yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam proses
belajar mengajar.
b.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien atau strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
c.
Metode digunakan untuk
merealisasaikan strategi yang telah ditetapkan.
d.
Pendekatan adalah
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred-approaches). Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran lansung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau strategi pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discoveri dan inkuiri, serta strategi pembelajaran
induktif.
e.
Teknik adalah cara
yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik
adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Hubungan
strategi, model, metode, pendekatan, dan teknik/taktik bisa digambarkan sebagai
berikut:[25]
|
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
Berdasarkan skema di atas
dapat dipaparkan pernyataan yang lebih
spesifik tentang penggunaan strategi, model, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran. Dimana kesemuanya saling berkaitan. Dimulai dari pendekatan, jika
pendekatan dipilih pendekatan student
centred-approaches yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, bisa kita
pilih salah satunya strategi pembelajaran interaktif dialog kreatif dengan
metode dialog interaktif dengan teknik pelaksanaannya bisa diatur sesuai
kreatifitas guru yang bersangkutan.
Berangkat dari paparan
di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah presedur atau
rancangan langkah-langkah pembelajaran secara umum.
b.
Strategi
Pembelajaran Pada Pembelajaran IPS di SD/MI
Beberapa
macam strategi pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar diantaranya :
a.
Belajar sambil bermain
Bermain merupakan kebutuhan bagi siswa yang sehat karena bermain
merupakan keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Bermain
disini lebih dimaksudkan pada kegiatan pembelajaran yang berlansung dalam
suasana menyenangkan sehingga akan mendorong siswa aktif belajar, keterampilan,
sikap dan daya fantasi siswa juga akan berkembang. Suasana senang dan gembira
dalam kegiatan pembelajaran dapat diciptakan guru dengan tanpa mengesampingkan
tujuan pembelajaran. Artinya guru harus menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi siswa. Aktivitas visual
b.
Belajar sambil bekerja
Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan siswa untuk
memperoleh pengalaman baru yang relatif mudah diingat dan tidak cepat lupa.
Tugas guru dalam hal ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan sesuatu dan memberikan penilaian terhadap hasil kerjanya, supaya
siswa mengetahui kemampuan dan kekurangannya, misalnya melalui pemberian tugas.
Aktivitas belajar sambil bekerja dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu : 1)
aktivitas visual, 2) aktivitas lisan, 3) aktivitas mendengarkan, 4) aktivitas
gerak, 5) aktivitas menulis.
c.
Inkuiri
Yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi
yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran. Dalam konteks ini tugas guru
adalah menyampaikan informasi yang mendasar dan memancing siswa untuk mencari
informasi selanjutnya, agar siswa terdorong untuk melakukan pencarian informasi
tersebut.
d.
Strategi pemecahan masalah
Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa akan mendorong mereka untuk belajar.
Strategi pembelajaran dialog kreatif erat kaitannya dengan strategi
mengajar bertanya efektif, artinya untuk kelancaran dialog kreatif diperlukan
keberanian dan kemampuan mengemukakan pendapat (bertanya jawab) pada diri siswa.
B.
Pembelajaran Dialog
Kreatif
1. Pengertian Pembelajaran Dialog Kreatif
a.
Pengertian dialog
Secara etimologis dialog berarti pecakapan dua orang atau lebih (dua
arus/arus bolak-balik).[27]
Maka dialog bisa dikatakan komunikasi dua arah yang dilakukan manusia. Pembelajaran
dialog juga bisa dikatakan cara dalam proses pembelajaran di mana terjadinya proses
interaksi tanya jawab antara siswa dan guru begitu pun sebaliknya, bertujuan
untuk mengembangkan keaktifan siswa dan mengembangkan sikap salah satunya yaitu
mampu menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, berfikir kritis
sehingga menjadi warga negara yang baik.
b.
Pengertian kreatif
Secara etimologis kreatif berarti daya cipta.[28] Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa
untuk mengembangkan gagasannya dengan sumber belajar yang telah ada.[29] Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa :
a)
Memberikan kebebasan pada siswa
untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan yang baru.
b)
Bersikap respek dan menghargai
siswa.
c)
Penghargaan pada inisiatif dan
kesadaran diri siswa.
d)
Penekanan pada proses bukan
penilaian hasil karya siswa.
Jadi yang dimaksud dengan strategi
dialog kreatif strategi dimana guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa
dan membimbingnya mengemukan pertanyaan yang jelas dan tepat Guru tidak
memotong pertanyaan atau menyalahkan pertanyaan, tetapi mengarahkan pertanyaan
sehingga tepat dengan maksud siswa yang bertanya. Guru tidak menjawab
pertanyaan, tetapi memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawabnya
sampai ditemukan jawaban yang dianggap paling tepat.[31]
Pembelajaran dialog kreatif adalah
cara dalam proses pembelajaran dimana terjadinya proses interaksi tanya jawab antara
siswa dan guru begitupun sebaliknya yang bertujuan untuk mengembangkan
keaktifan siswa dan mengembangkan sikap serta nilai demokratis siswa dengan
mengemukan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, dengan dialog siswa
diharapkan siswa termotivasi dan bangkit pemikirannya untuk bertanya selama jam
pelajaran berlangsung.[32]
Maka pembelajaran dialog kreatif
dapat dikatakan sebagai strategi belajar-mengajar dengan menggunakan sistem
tanya jawab antara siswa melalui fasilitator dan arahan guru. Berangkat dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya dan menjawab
adalah poin utama dalam pembelajaran dialog.
Dalam pembelajaran dialog kreatif,
hendaknya guru memiliki empat sikap terhadap jawaban siswa, yaitu :
a)
Menghargai setiap jawaban
siswa.
b)
Memberi kesempatan membetulkan
bagi siswa yang jawabannya salah.
c)
Menyadari kemungkinan adanya
kesalahan pada dirinya (guru) apabila siswa tidak ada yang dapat menjawab.
Pertanyaan yang diajukan kepada siswa
sebagai wujud dari pertanyaan pancingan agar siswa aktif bertanya hendaknya :
a)
Mendorong siswa untuk berfikir
b)
Jelas dan mudah dipahami siswa.
c)
Bersifat umum dan menyeluruh
bagi siswa.
2. Dalil tentang Dialog
Beberapa dalil tentang dialog yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis
diantaranya adalah:
1. Surat
Ali Imran ayat 159:
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# ( #sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Surat
Ali-Imran ayat 159 menyatakan bahwa:Nabi Muhammad SAW berbudi pekerti yang
halus, berhati lunak lembut dan penyayang kepada umatnya, oleh sebab itu maka
berduyun-duyun manusia masuk agama Islam yang dibawanya. Ia tidak lupa
bermusyawarah dengan mereka tentang tentang pekerjaan yang bersangkut paut
dengan urusan negeri, seperti dari hal peperangan dan sebagainya. Setelah
bermusyawarah dengan mereka dan telah sempurna alat perkakasnya, barulah Nabi
mengerjakan pekerjaan itu, sambil menyerahkan diri kepada Allah.[35]
2. Surat
An-Nisa ayat 148
* w =Ïtä ª!$# tôgyfø9$# Ïäþq¡9$$Î/ z`ÏB ÉAöqs)ø9$# wÎ) `tB zOÎ=àß 4 tb%x.ur ª!$# $·èÏÿx $¸JÎ=tã ÇÊÍÑÈ
Artinya: Allah
tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali
oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.
Surat An-Nisa
ayat 148 menyatakan bahwa: Allah tidak menyukai perkataan jahat yang keluar
dari mulut seseorang, yaitu perkataan mengumpat, bergunjing, mencela orang dan
sebagainya. Karena perkataan adalah bibit permusuhan, perepecahan, perkelahian
dan pembunuhan, sedang dalam agama Islam, kita harus selalu menjaga persatuan
dan hubungan silaturrahmi antara seorang dengan seorang, antara golongna dengan
golongan, antara partai dengan partai untuk menjag akepentingan bersama. Sebab
itu haruslah kita menjaga lidah dari perkataan jahat.[36]
3. Hadist
Nabi
Berdialog
dengan sesama juga tak lupa diterangkan dalam hadist Nabi yakni: Hadits Aisyah tentang
Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang.
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا الله قَا
لَتْ كَا نَ كَلامُ رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَلَامًا فَصْلَا
يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ (أخرجه ابوداود في كتاب الادب)
Artinya: “Dari ‘Aisyah
Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang
sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarnya. (HR. Abu Dawud Fi
Kitab Al Adab).
Hadits
ini menerangkan bahwa pendidik mempunyai peran penting untuk memutuskan
langkahnya demi terciptanya tujuan pendidikan. Perkataan yang jelas dalam hal
ini bukan hanya sekedar jelas. Namun lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu
memahamkan peserta didik yang dihadapinya.Perkataan yang jelas dan terang akan
menjadi salah satu faktor keberhasilan sebuah pendidikan. Diharapkan dengan
adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik akan mampu menyerap
dan memahami apa yang disampaikan pendidik. Seperti yang telah dicontohkan
Rasulullah SAW. Diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah mudah dipahami oleh
orang yang mendengarkannya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengucapkan sesuatu
kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan daya tangkap
pemikiran orang yang sedang di ajak bicara oleh beliau.[37]
4. Hadits Abu Hurairah tentang
Metode Tanya Jawab.
عَن أَبِي هُرَيرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا
رَسُولَ الله مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمُّ
أُمُّكَ ثُمُّ أُمُّكَ ثُمُّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في
كتاب البر والصلة والاداب)
Artinya: “Dari Abu Harairah ra. Berkata: ada
seorang laki-laki bertanyakepada Rasul. Ya Rasulullah, Siapakah orang yang
paling berhak saya hormati? Beliau menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian
ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan
kamu.” (HR. Muslim Fi Kitab Al Birri wa As Sillah Wa Al Adab)
Hadist ini menjelaskan
bahwa: metode tanya jawab, sering dilakukan oleh Rasul
SAW dalam mendidik akhlak para sahabat. Dialog akan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Pada
dasarnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang
disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah SAW
menanyakan kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah.[38]
5. Hadits Anas bin Malik tentang
Metode Diskusi/dialog.
عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكِ رَضِي
الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلّمَ انْصُرْ أَخَا
كَ ظَالِمًا أَو مَظْلُومًا قَا لوا يَا رَسُولَ الله هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا
فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَا لِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوقَ يَدَيْهِ (اخرجه البخا ري في
كتاب الظا لم والغصب)
Artinya: “Dari
Anas bin Malik ra. Ia berkata, Rasulullah telah bersabda: “Tolonglah saudaramu
yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana
jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab: “tahanlah (hentikan) dia dan
kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan
kepadanya.”(HR.Al Bukhari Fi Kitab dzalim wal ghasab)
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Dialog Kreatif
Model
pembelajaran interaktif dalam bentuk dialog kreatif terdiri dari tujuh langkah
kegiatan pembelajaran, yaitu :[39]
a.
Persiapan
Kegiatan
persiapan dirancang oleh guru sejak awal sehingga tidak menjadi kegiatan inti
dalam pelaksanaan pembelajaran interaktif. Guru melaksanakan langkah persiapan
ini pada waktu mengakhiri kegiatan pembelajaran sebelumnya. Pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran, guru memberitahukan materi yang akan dibahas untuk
kegiatan pembelajaran berikutnya dan sekaligus menugaskan kepada siswa untuk
mempelajarinya.
b.
Pengetahuan Awal
Tahap
pengetahuan awal adalah tahap dimana guru menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dibahas. Misalnya tentang materi lingkungan hidup. Guru dapat
mengetahui pengetahuan awal siswa dengan cara mengajukan pertanyaan, misalnya :
Apakah pengertian lingkungan, jenis-jenis lingkungan ?
c.
Kegiatan Eksplorasi
Pada tahap
eksplorasi, guru memberikan uraian singkat tentang materi pembelajaran (lingkungan)
dengan tujuan agar siswa mendapat gambaran umum tentang materi pembelajaran.
d.
Pertanyaan Siswa
Tahap
pertanyaan siswa adalah merupakan refleksi dan rasa ingin tahu mereka tentang
materi pembelajaran. Untuk itu guru
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengajukan pertanyaan,
kemudian pertanyaan tersebut dicatat di papan tulis. Artinya pada tahap ini,
guru membuat daftar pertanyaan siswa. Setelah daftar pertanyaan tersusun,
langkah berikutnya adalah memilih pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
kegiatan investigasi. Untuk meningkatkan teradinya interaksi dialog
kreatif dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu, kemudian meminta salah seorang siswa untuk menjawabnya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan waktu
yang ditentukan (terbatas sesuai alokasi waktu pembelajaran). Guru menjadi
dinding pematul, artinya jika ada siswa yang bertanya,janganlah dijawab
langsung melainkan dilontarkan kembali kepada siswa seluruh kelas sehingga
seluruh siswa terlibat dalam memikirkan jawaban.[40]
Disamping itu, ada empat keterampilan yang harus dikuasai guru agar intensitas
interaksi dalam kegiatan pembelajaran berjalan efektif, yaitu: kemahiran dalam
memilih stimulus yang dapat menimbulkan reaksi siswa, kemahiran
mengklarifikasikan pesan yang penting melalui pertanyaan, Kemahiran menangkap
aksi dan reaksi siswa dan kemahiran menguji materi pembelajaran agar terjadi
dialog transaksional dalam proses pembelajaran.[41]
Pertanyaan
yang diajukan kepada siswa sebagai pertanyaan pancingan hendaknya adalah
sebagai berikut: mendorong siswa untuk berfikir, jelas dan mudah dipahami oleh
siswa, bersifat umum dan menyeluruh bagi siswa dan berisi problematik.[42]
e.
Penyelidikan
Tahap
penyelidikan atau investigasi adalah
kegiatan siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang sudah dipilih. Pada
tahap ini peran guru adalah sebagai fasilitator kegiatan investigasi, tetapi tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang
tidak terjawab oleh siswa. Semua jawaban siswa dicatat dalam buku catatan siswa
masing-masing.
f.
Pengetahuan akhir
Tahap
pengetahuan akhir adalah tahap dimana setiap siswa mendiskusikan hasil
penyelidikkan, kemudian membandingkannya dengan pengetahuan awal. Sehingga
dapat diketahui perbedaan antara pengetahuan awal dengan pengetahuan akhir.
Perbedaan pengetahuan tersebut adalah merupakan hasil belajar.
g.
Refleksi
Terdapat dua
kegaitan yang termasuk ke dalam tahap refleksi,
yaitu : membuat kesimpulan dan pemantapan. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
atas hasil belajar mereka. Siswa dapat mengomentari proses pembelajaran, baik
waktu maupun pertanyaan dan sumber belajar yang mereka miliki. Hasil belajar
dapat diamati dari pertanyaan yang dapat
terjawab dengan benar dan perbedaan antara pengetahuan awal dengan pengetahuan
akhir. Pemantapan dapat diberikan guru dengan cara memberi tugas akhir berupa
kesimpulan atas proses dan hasil belajar mereka.
Terdapat beberapa jenis pertanyaan yang harus mendapat perhatian agar
kegiatan pembelajaran dialog kreatif berlangsung efektif. Jenis-Jenis
pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:[43]
a. Pertanyaan mengingat, tujuannya untuk mengingat informasi spesifik
yang sebelumnya telah dipelajarai dan hanya ada satu jawaban yang benar.
Pertanyaan yang digunakan seperti apakah akibat dari banjir? Pertanyaan jenis
ini penting sebagai dasar untuk jenis pertanyaan selanjutnya.
b. Pertanyaan deskriptif,
tujuannya untuk merangkai dan mengorganisasikan informasi atau fakta yang telah
diperoleh guna mendapatkan pemahaman atas sesuatu fenomena. Misalnya pertanyaan
mengapa terjadinya banjir?
c. Pertanyaan bersifat menjelaskan, tujuannya untuk mengingat,
mengorganissaikan materi dan membuat kesimpulan serta mencari efek sebab akibat
dari suatu peristiwa. Pertanyaan jenis ini menuntun siswa untuk menganalisis
data, mengklarifikasikan informasi dan menjelaskan hubungan dengan
memberialasan. Tetapi yang menjadi tujuan utama dari jenis pertanyaan ini
adalah mendorong siswa untuk memberi argumentasi dan mempertahankan alasannya. Pertanyaan
yang dapat dikemukakan misalnya mengapa banjir sering terjadi di daratan
rendah?
d. Pertanyaan sintetis, tujuannya adalah agar siswa mampu memberikan
gagasan mengenai hubungan atau relasi antar peristiwa. Dengan pertanyaan jenis
ini, siswa didorong untuk mengingat informasi yang telah dimiliki, memilih
informasi yang paling menunjang, menggabungkan beberapa informasi dan
menghubungkannya sehingga tersusun suatu kesimpulan atas pertanyaan inti.
Pertanyaan yang dapat dikemukakan seperti mengapa banjir dapat mengakibakan
penduduk kekurangan pangan?
e. Pertanyaan menilai, tujuannya untuk mendorong siswa memiliki kemampuan
untuk memilih alternatif yang paling baik dan tepat.Untuk pertanyaan jenis ini
siswa didorong memiliki banyak informasi yang berbeda guna memberikan penilaian
secara objektif diantara dua objek yang berbeda atau hampir sama. Selain itu,
siswa dituntut untuk mengemukakan argumentasinya atas alternatif yang
dipilihnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan oleh guru seperti cara mana yang
lebih baik untuk mengatasi bahaya banjir?
f. Pertanyaan terbuka, tujuannya untuk mengembangkan daya kreativitas
siswa mengembangkan imajinasi dan intelektualitasnya. Pertanyaan jenis ini
mendorong siswa untuk mengolah informasi yang diperolehnya secara bebas
berdasarkan kekuatan imainasi, penguasaan bahasa dan ketajaman analisisnya.
Jawaban siswa atas pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat diterima sebagai
jawaban, karen aguru harus menghargai pendapat dan daya kreativitas mereka.
Untuk itu, guru harus memiliki rambu-rambu normatif artinya tidak ada jawaban
siswa yang salah sejauh tidak bertentangan dengan norma. Pertanyaan yang dapat
diajukan misalnya bagaimana menolong orang yang terkena bencana?
4. Komponen-Komponen Pembelajaran Dialog Kreatif
Pembelajaran dialog kreaktif sangat dipengaruhi oleh pertanyaan. Terdapat
beberapa komponen yang harus dikuasai guru dalam usaha pencapaian tujuan
penggunaan pertanyaan :
a.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan bahasan yang
mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa mampu memberikan jawaban. Usahakan
jangan sampai siswa tidak dapat menjawab pertanyaan karena tidak mengerti
maksud dari pertanyaan tersebut.
b.
Pemberian acuan,yaitu berupa penjelasan singkat untuk memberikan arahan
kepada siswa dalam menjawab. Acuan ini dapat berupa penjelasan materi
sebelumnya mengajukan pertanyaan sehingga ketika siswa diminta menjawab
pertanyaan, mereka sudah memiliki informasi.
c.
Pemusatan perhatian siswa, yang caranya tergantung kepada upaya guru.
Misalnya guru akan menanyakan tentang mengapa terjadi bencana banjir maka untuk
pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan mengungkapkan pada minggu yang lalu
kalian telah mempelajari tentang penduduk, mengapa penduduk dapat menyebabkan
banjir?
d.
Pemindahan giliran untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab. Caranya dapat dengan menunjuk salah seorang siswa atau memberi
kesempatan dengan mengangkat tangan, kemudian dari jawaban siswa pertama kali
dialihkan kepada siswa lain untuk melengkapi atau memberikan tanggapan. Dengan
demikian dapat mempertinggi perhatian dan interaksi siswa dengan guru, karena
setiap siswa harus memperhatikan pertanyaan guru dan jawaban temannya.
e.
Penyebaran pertanyaan dan pemberian waktu berfikir. Guru mengajukan
pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas, mungkin dengan pertanyaan yang sama
atau pertanyaan yang berbeda. Caranya dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada seluruh siswa, beri kesempatan kepada siswa untuk berfikir
kemudian tunjuk salah satu siswa untuk menjawab, yang jawabannya dapat dinilai
oleh siswa lainnya, apakah benar atau salah. Hal yang perlu dihindari adalah
meunjuk siswa untuk menjawab sebelum prrtanyaan diberikan sehingga siswa
tersebut tidak memiliki kesempatan untuk berfikir dan siswa lainnya merasa tidak
memperhatikan karena mereka sudah tahu siapa yang harus memberikan jawaban.
f.
Pemberian tuntunan jika jawaban siswa salah atau tidak memberikan
jawaban. Cara yang dapat dilakukan guru adalah mengungkapkan pertanyaan dengan
cara lain yang lebih sederhana atau mengajukan pertanyaan lain untuk
mengarahkan pada jawaban pertanyaan semula.[44]
5. Strategi Dialog
Kreatif Dalam Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran
IPS adalah membekali siswa dengan
kemampuan mengembangkan penalarannya, disamping aspek sosial dan moral.[45] Kemampuan tersebut dapat dikuasai siswa melalui
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki peran penting dalam
mengembangkan model dan strategi pembelajaran yang dapat membekali siswa dengan
kemampuan berpikir.
Strategi dialog
kreatif merupakan implementasi dari salah satu bentuk model pembelajaran
interaktif yakni model interaksi sosial. Model pembelajaran ini berorientasi
pada pengembangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Model ini digunakan
dalam membimbing siswa bekerjasama, berargumentasi, bersosialisasi dan bertukar
pikiran di dalam komunitasnya. Dengan demikian siswa memiliki kompetensi
berkomunikasi, berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.[46]
Strategi dialog
kreatif sebagai salah satu model pembelajaran interaktif merupakan salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif,
menyenangkan dan menumbuhkembangkan motivasi bagi perkembangan proses
intelektual siswa dalam kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir siswa sangat
penting dikembangkan dalam pembelajaran IPS dengan beberapa pertimbangan
diantaranya: pada abad informasi, siswa dituntut memiliki kemampuan berfikir
untuk mencari, menyeleksi, mengolah dan memanfaatkan informasi sesuai kebutuhan
dan kehidupannya. Kemampuan berfikir sangat diperlukan untuk menghadapi dan
memecahkan masalah dalam kehidupan, kemampuan berfikir kritis terhadap suatu
objek sangat penting Disamping itu model pembelajaran ini membimbing siswa agar
memiliki keterampilan sosial.[47]
Pengembangan
pembelajaran dialog kreatif sangat mengutamakan terjadinya interaksi multi
arah. Interaksi optimal dalam proses pembelajaran dialog kreatif dapat
digambarkan dengan model sharing (sharing
model) sebagai berikut:
Guru
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Gambar
2.1 Sharing Model dalam pembelajaran interaktif dialog kreatif.[48]
Kegiatan
pembelajaran dialog kreatif hendaknya guru memiliki empat sikap terhadap
jawaban siswa, yaitu:[49]
a. Menghargai
setiap jawaban siswa.
b. Memberi
kesempatan membetulkan bagi siswa yang jawabannya salah.
c. Menyadari
kemungkinan adanya kesalahan pada (guru) apabila siswa tidak ada yang dapt
menjawab.
d. Tidak memberikan
penghargaan yang berlebihan terhadap jawaban siswa yang benar.
6. Kelebihan dan
Kelemahan Strategi Dialog Kreatif
Beberapa kelebihan strategi dialog adalah:[50]
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa
menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif
jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan
pertimbangan yang seksama.
e. Menyadarkan anak didik bahwa
masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
f. Menyadarkan anak
didik bahwa dengan berdialog mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
g. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
Kelemahan strategi dialog
diantaranya :
a. Tidak dapat
dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta Debat
atau dialog mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai
oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang
menghendaki pendekatan yang lebih formal.
[1] Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta:
Departemen Agama RI Diktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1999), h. 10
[2] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, 2008), h. 162
[4] Trianto,
Model Pembelajaran Terpadu (Konsep,
Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan KTSP),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 171
[6] Solihatin, et all, Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008). h. 14
[10] Ariril, https://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-sdmi,
diakses tanggal 12 Juni 2015/
[11] Ibid, h. 14
[13] Nana Supriatna dan Paula Susanti, Kembangkan Kecakapan Sosialmu (IPS) untuk Kelas IV Sekolah Dasar, (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2006), h. iii
[14] Zainal Aqib, Op cit.,h. 13
[15] Sardjiyo, et, all, Pendidikan
IPS di SD, ( Jakata : Universitas Terbuka, 2008), cet-ke 3, jilid 3, h. 8. 2
h.301
[17] Istarani, 58 Model
Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2014), cet ke-3,
jilid 3, h. 1
[18] Wina Sanjaya dalam Istarani, 58
Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2014), cet ke- 3, jilid 3, h. 1
[19] Sanjaya dalam Non Syafriadi,
Strategi Pembelajaran, (Padang:
Salsabila Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 26
[20] Bambang Warsita, Teknologi
Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 268
[21] Miarso dalam Bambang Warsita, h. 268
[23] Non Syafriadi, Strategi
Pembelajaran, (Padang: Salsabilah Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 27s
[25] Non Syafriadi, Op, Cit,
h. 36
[26] Udin Winataputra, et, all, Materi
dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta : Universitas terbuka, 2011), cet ke-4,
jilid 4, h. 9.9
[29] Ida Zusnani, Pendidikan Kepribadian
Siswa SD-SMP, (Platinum (platinumpublisher@yahoo.co.id , 2013), cet ke-1,
jilid 1, h. 174
[30] Ibid.
[31] Udin Winataputra, Op, Cit, h.
9.17
[32] Roestiyah, 2012: 129 dalam Elita Suratmi, “Penerapan Metode Pembelajaran Dialog Untuk Mengembangkan Sikap
Demokratis Siswa Dalam Pembelajran IPS” Skripsi, (Bandung: Perpustakaan
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), h. 15
[37] Ahmad
Multazam, Metode Pendidikan Dan
Pengajaran Dalam Islam,. (Online), Vol 1, No. 1 (http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/04/metode-pendidikan-dan-pengajaran-dalam.html, diakses tanggal 2 Oktober 2015.
[39] Udin Winataputra, Op., Cit, h. 9.23
[50] Sefi Dika, Strategi
Pembelajaran Dialog, http://sofiasacikakaradiba.blogspot.co.id/2013/01/strategi-pembelajaran_28.html, diakses tanggal 02 Januari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar