Selasa, 22 Agustus 2017

IPS dan Model Pembelajaran dialog kreatif


 
BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.    Pembelajaran IPS
1.      Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI
Studi sosial dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisiknya dan sosialnya yang menyangkut hubungan kemanusiaan.[1]  IPS merupakan Ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran Ilmu Sosial Pengetahuan memuat materi geografis, sejarah, sosiologi dan ekonomi.[2] Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.[3]
20
 
Ilmu  pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.[4]  Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dapat penulis simpulkan pembelajaran IPS adalah pembelajaran ilmu-ilmu sosial terhadap interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan ciptaannya. 
Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep –konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam bermasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.[5]
Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.[6] Tujuan pembelajaran IPS ialah: tujuan pembelajaran yang lebih operasional.
IPS di sekolah dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.[7] Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.[8]
Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.

2.      Ruang Lingkup/ Materi IPS SD/MI KELAS IV
Permendiknas ruang lingkup mata pelajaran IPS adalah: “a) manusia, tempat dan lingkungan. b) waktu, keberlanjutan dan perubahan c) sistem, sosial dan budaya. d) prilaku, ekonomi dan kesejahteraan.[9]
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.    Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2.    Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3.     Sistem Sosial dan Budaya
4.    Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan[10].
Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS mengkaji manusia secara menyeluruh mulai dari manusia itu sendiri, tempat tinggal dan lingkungan hidup manusia, waktu yang digunakan manusia, perkembangan dan perubahan manusia dan lingkungannya, sistim hubungan manusia dengan manusia lainnya dan kebiasaan hidup suatu kelompok manusia yang sudah menjadi ciri khas unik yang dimiliki secara turun temurun yang biasa dikenal dengan budaya, serta upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau yang dikenal dengan istilah ekonomi.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006:[11]
 Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

-          Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana
-          Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial  dan budaya
-          Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
-          Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
-          Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya
-          Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
Kelas IV, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi Kabupaten/Kota dan provinsi
2.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
3.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
-          Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
-          Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transfortasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan social di daerahnya
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transformasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan sosial di daerahnya


3.      Karakteristik IPS
Permendiknas IPS memiliki karakteristik seperti:[12]
a.       Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala, dan masalah sosial dari pada bidang teoritis keilmuan.
b.      Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek  kehidupan sosial daripada  aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c.       Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d.      Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.
e.       Dalam pelaksanaan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan interdisipliner.
f.        Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi.




4.      Manfaat  dan Fungsi Mempelajari IPS
Mempelajari IPS memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, karena mempelajari IPS berarti mempelajari manusia dan gejala-gejalanya. Banyak manfaat yang bisa dipetik dengan mempelajari IPS, sepeti bisa mengenal gejala-gejala bumi, sejarah manusia, kebudayaan manusia dan lain sebagainya.
Dengan mengusai ilmu pengetahuan sosial, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan sebagai berikut:[13]
a.         Mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b.        Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.         Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.        Memiliki kemampuan komunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapinya siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.[14]

5.      Evaluasi dalam Pembelajaran IPS SD/MI
Evaluasi adalah suatu poses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Aspek yang dinilai dari program ada dua macam, yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan progam.[15] Ada tiga aspek yang dinilai dalam pembelajaan IPS, yaitu aspek kognitif, aspek nilai dan sikap sosial, aspek keterampilan.
a.       Aspek Kognitif
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut :
1)      Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini :
a)      Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan petanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap fakta, defenisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi siswa hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari.
Misalnya, pertanyaannya sebagai berikut :
Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia?
b)      Evaluasi yang mengungkap pemahaman (compehensif)
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami apa yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk  evaluasi pemahaman adalah mengapa, jelaskan, uraikan, berilah ulasan, bandingkanlah.
Contoh :
Mengapa pulau Jawa padat penduduknya?
c)      Evaluasi yang mengungkap penerapan (application)
Pada evaluasi penerapan siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan prinsip, konsep, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan.
Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap penerapan adalah demonstrasikan, tunjukkanlah, klasifikasikan, carilah hubungan, tuliskan, gambarkan.
Contoh :
Demonstasikan terjadinya gerhana matahari dengan 3 bola yang ukurannya berbeda!
2)      Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut :
a)      Analisis (analysis)
Pertanyaan analisis menuntut siswa berfikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu mengadakan deduktif. Oleh karena itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar tetapi berbagai alternatif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan analisis, antara lain : Sebutkan bukti-bukti, mengapa, tunjukkan sebab-sebabnya, analisislah, berilah alasan.
b)      Sintesis (Synthesis)
Petanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berfikir orisinal dan kreatif. Siswa dituntut berfikir induktif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan sintesis adalah: susunlah dengan kata-katamu, apa yang mungkin terjadi, buatlah perkiraan apa yang terjadi, bagaimanakah.
c)      Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan kegiatan befikir yang paling tinggi. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kata-kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan evaluasi yaitu berilah pendapat bahwa, bandingkanlah, bedakanlah, berilah alasan, berilah kitik, alternatif mana yang lebih baik, setujukah anda.
b.      Aspek nilai dan sikap sosial
Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yaitu mengenai Kompetensi Dasar (KD), materi pokok, hasil belajar, indikator  materi. Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah  efektif selain daftar pertanyaan adalah skala penilaian (rating scale), daftar cek (checklist), laporan pribadi, wawancara.
c.       Aspek keterampilan
Keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan fisik maupun mental yang dituntut dimiliki siswa setelah mempelajari materi IPS.

6.      Strategi Pembelajaran IPS
a.      Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi secara etimologi berarti siasat (perang).[16] Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.[17]  Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[18]
Dalam konteks belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar.[19]
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar.[20]
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistim pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.[21]
Strategi pembelajaran adalah keputusan guru dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan prasarana yang akan digunakan, termasuk jenis media yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.[22]
Beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran;[23]
a.       Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
b.      Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c.       Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran meliputi: sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
d.      Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam lingkup ini strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
e.       Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran berbeda dengan instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, Sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran dapat disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan macam-macam strategi pembelajaran adalah ibarat melacak berbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun, seperti joglo, rumah gadang, vila dan rumah-rumah lainnya. Sedangkan desain instruktusional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun serta bahan-bahan yang diperlukan. Strategi pembelajaran juga berbeda dengan model, metode, pendekatan, dan teknik, tetapi saling berhubungan. Keterkaitan strategi, model, pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran:[24]
a.       Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam proses belajar mengajar.
b.      Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien atau strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
c.       Metode digunakan untuk merealisasaikan strategi yang telah ditetapkan.
d.      Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student  centred-approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran lansung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discoveri dan inkuiri, serta strategi pembelajaran induktif.
e.       Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Hubungan strategi, model, metode, pendekatan, dan teknik/taktik bisa digambarkan sebagai berikut:[25]
Pendekatan Pembelajaran
(teacher-centred approaches), (student  centred-approaches).
 
Model Pembelajaran

 













Model Pembelajaran
Berdasarkan skema di atas dapat dipaparkan  pernyataan yang lebih spesifik tentang penggunaan strategi, model, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Dimana kesemuanya saling berkaitan. Dimulai dari pendekatan, jika pendekatan dipilih pendekatan  student  centred-approaches yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, bisa kita pilih salah satunya strategi pembelajaran interaktif dialog kreatif dengan metode dialog interaktif dengan teknik pelaksanaannya bisa diatur sesuai kreatifitas guru yang bersangkutan. 
Berangkat dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah presedur atau rancangan langkah-langkah pembelajaran secara umum.
b.      Strategi Pembelajaran Pada Pembelajaran IPS di SD/MI
Beberapa macam strategi pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar diantaranya :    
a.       Belajar sambil bermain
Bermain merupakan kebutuhan bagi siswa yang sehat karena bermain merupakan keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Bermain disini lebih dimaksudkan pada kegiatan pembelajaran yang berlansung dalam suasana menyenangkan sehingga akan mendorong siswa aktif belajar, keterampilan, sikap dan daya fantasi siswa juga akan berkembang. Suasana senang dan gembira dalam kegiatan pembelajaran dapat diciptakan guru dengan tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran. Artinya guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Aktivitas visual
b.      Belajar sambil bekerja
Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman baru yang relatif mudah diingat dan tidak cepat lupa. Tugas guru dalam hal ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu dan memberikan penilaian terhadap hasil kerjanya, supaya siswa mengetahui kemampuan dan kekurangannya, misalnya melalui pemberian tugas. Aktivitas belajar sambil bekerja dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu : 1) aktivitas visual, 2) aktivitas lisan, 3) aktivitas mendengarkan, 4) aktivitas gerak, 5) aktivitas menulis.
c.       Inkuiri
Yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran. Dalam konteks ini tugas guru adalah menyampaikan informasi yang mendasar dan memancing siswa untuk mencari informasi selanjutnya, agar siswa terdorong untuk melakukan pencarian informasi tersebut.
d.      Strategi pemecahan masalah
Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk belajar.
e.       Strategi pembelajaran dialog kreatif.[26]
Strategi pembelajaran dialog kreatif erat kaitannya dengan strategi mengajar bertanya efektif, artinya untuk kelancaran dialog kreatif diperlukan keberanian dan kemampuan mengemukakan pendapat (bertanya jawab) pada diri siswa.

B.     Pembelajaran Dialog Kreatif
1.      Pengertian Pembelajaran Dialog Kreatif
a.       Pengertian dialog
Secara etimologis dialog berarti pecakapan dua orang atau lebih (dua arus/arus bolak-balik).[27] Maka dialog bisa dikatakan komunikasi dua arah yang dilakukan manusia. Pembelajaran dialog juga bisa dikatakan cara dalam proses pembelajaran di mana terjadinya proses interaksi tanya jawab antara siswa dan guru begitu pun sebaliknya, bertujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa dan mengembangkan sikap salah satunya yaitu mampu menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, berfikir kritis sehingga menjadi warga negara yang baik.
b.      Pengertian kreatif
Secara etimologis kreatif berarti daya cipta.[28] Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan sumber belajar yang telah ada.[29] Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa :
a)      Memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan yang baru.
b)      Bersikap respek dan menghargai siswa.
c)      Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa.
d)     Penekanan pada proses bukan penilaian hasil karya siswa.
e)      Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.[30]
Jadi yang dimaksud dengan strategi dialog kreatif strategi dimana guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa dan membimbingnya mengemukan pertanyaan yang jelas dan tepat Guru tidak memotong pertanyaan atau menyalahkan pertanyaan, tetapi mengarahkan pertanyaan sehingga tepat dengan maksud siswa yang bertanya. Guru tidak menjawab pertanyaan, tetapi memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawabnya sampai ditemukan jawaban yang dianggap paling tepat.[31]
Pembelajaran dialog kreatif adalah cara dalam proses pembelajaran dimana terjadinya proses interaksi tanya jawab antara siswa dan guru begitupun sebaliknya yang bertujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa dan mengembangkan sikap serta nilai demokratis siswa dengan mengemukan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, dengan dialog siswa diharapkan siswa termotivasi dan bangkit pemikirannya untuk bertanya selama jam pelajaran berlangsung.[32]
Maka pembelajaran dialog kreatif dapat dikatakan sebagai strategi belajar-mengajar dengan menggunakan sistem tanya jawab antara siswa melalui fasilitator dan arahan guru. Berangkat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya dan menjawab adalah poin utama dalam pembelajaran dialog.
Dalam pembelajaran dialog kreatif, hendaknya guru memiliki empat sikap terhadap jawaban siswa, yaitu :
a)      Menghargai setiap jawaban siswa.
b)      Memberi kesempatan membetulkan bagi siswa yang jawabannya salah.
c)      Menyadari kemungkinan adanya kesalahan pada dirinya (guru) apabila siswa tidak ada yang dapat menjawab.
d)     Tidak memberikan penghargaan yang berlebihan terhadap jawaban siswa yang benar.[33]
Pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagai wujud dari pertanyaan pancingan agar siswa aktif bertanya hendaknya :
a)      Mendorong siswa untuk berfikir
b)      Jelas dan mudah dipahami siswa.
c)      Bersifat umum dan menyeluruh bagi siswa.
d)     Berisi problematic.[34]
2.   Dalil tentang Dialog
Beberapa dalil tentang dialog yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis diantaranya adalah:
1. Surat Ali Imran ayat 159:

$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Surat Ali-Imran ayat 159 menyatakan bahwa:Nabi Muhammad SAW berbudi pekerti yang halus, berhati lunak lembut dan penyayang kepada umatnya, oleh sebab itu maka berduyun-duyun manusia masuk agama Islam yang dibawanya. Ia tidak lupa bermusyawarah dengan mereka tentang tentang pekerjaan yang bersangkut paut dengan urusan negeri, seperti dari hal peperangan dan sebagainya. Setelah bermusyawarah dengan mereka dan telah sempurna alat perkakasnya, barulah Nabi mengerjakan pekerjaan itu, sambil menyerahkan diri kepada Allah.[35]
2. Surat An-Nisa ayat 148
* žw =Ïtä ª!$# tôgyfø9$# Ïäþq¡9$$Î/ z`ÏB ÉAöqs)ø9$# žwÎ) `tB zOÎ=àß 4 tb%x.ur ª!$# $·èÏÿxœ $¸JŠÎ=tã ÇÊÍÑÈ  
Artinya: Allah tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Surat An-Nisa ayat 148 menyatakan bahwa: Allah tidak menyukai perkataan jahat yang keluar dari mulut seseorang, yaitu perkataan mengumpat, bergunjing, mencela orang dan sebagainya. Karena perkataan adalah bibit permusuhan, perepecahan, perkelahian dan pembunuhan, sedang dalam agama Islam, kita harus selalu menjaga persatuan dan hubungan silaturrahmi antara seorang dengan seorang, antara golongna dengan golongan, antara partai dengan partai untuk menjag akepentingan bersama. Sebab itu haruslah kita menjaga lidah dari perkataan jahat.[36]
3. Hadist Nabi
Berdialog dengan sesama juga tak lupa diterangkan dalam hadist Nabi yakni: Hadits Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang.
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا الله قَا لَتْ كَا نَ كَلامُ رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَلَامًا فَصْلَا يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ (أخرجه ابوداود في كتاب الادب)

Artinya: “Dari ‘Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarnya. (HR. Abu Dawud Fi Kitab Al Adab).

Hadits ini menerangkan bahwa pendidik mempunyai peran penting untuk memutuskan langkahnya demi terciptanya tujuan pendidikan. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkan peserta didik yang dihadapinya.Perkataan yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor keberhasilan sebuah pendidikan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik akan mampu menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik. Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengucapkan sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan daya tangkap pemikiran orang yang sedang di ajak bicara oleh beliau.[37]
4. Hadits Abu Hurairah tentang Metode Tanya Jawab.
 عَن أَبِي هُرَيرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ الله مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمُّ أُمُّكَ ثُمُّ أُمُّكَ ثُمُّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في كتاب البر والصلة والاداب)

 Artinya: “Dari Abu Harairah ra. Berkata: ada seorang laki-laki bertanyakepada Rasul. Ya Rasulullah, Siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu.” (HR. Muslim Fi Kitab Al Birri wa As Sillah Wa Al Adab)

Hadist ini menjelaskan bahwa: metode tanya jawab, sering dilakukan oleh Rasul SAW dalam mendidik akhlak para sahabat. Dialog akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Pada dasarnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah SAW menanyakan kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah.[38]
5. Hadits Anas bin Malik tentang Metode Diskusi/dialog.
عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكِ رَضِي الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلّمَ انْصُرْ أَخَا كَ ظَالِمًا أَو مَظْلُومًا قَا لوا يَا رَسُولَ الله هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَا لِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوقَ يَدَيْهِ (اخرجه البخا ري في كتاب الظا لم والغصب)

Artinya:  “Dari Anas bin Malik ra. Ia berkata, Rasulullah telah bersabda: “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab: “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya.”(HR.Al Bukhari Fi Kitab dzalim wal ghasab)

3.   Langkah-Langkah Pembelajaran Dialog Kreatif
Model pembelajaran interaktif dalam bentuk dialog kreatif terdiri dari tujuh langkah kegiatan pembelajaran, yaitu :[39]
a.       Persiapan
Kegiatan persiapan dirancang oleh guru sejak awal sehingga tidak menjadi kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran interaktif. Guru melaksanakan langkah persiapan ini pada waktu mengakhiri kegiatan pembelajaran sebelumnya. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, guru memberitahukan materi yang akan dibahas untuk kegiatan pembelajaran berikutnya dan sekaligus menugaskan kepada siswa untuk mempelajarinya.
b.      Pengetahuan Awal
Tahap pengetahuan awal adalah tahap dimana guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas. Misalnya tentang materi lingkungan hidup. Guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa dengan cara mengajukan pertanyaan, misalnya : Apakah pengertian lingkungan, jenis-jenis lingkungan ?
c.       Kegiatan Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, guru memberikan uraian singkat tentang materi pembelajaran (lingkungan) dengan tujuan agar siswa mendapat gambaran umum tentang materi pembelajaran.
d.      Pertanyaan Siswa
Tahap pertanyaan siswa adalah merupakan refleksi dan rasa ingin tahu mereka tentang materi pembelajaran. Untuk itu guru  memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengajukan pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dicatat di papan tulis. Artinya pada tahap ini, guru membuat daftar pertanyaan siswa. Setelah daftar pertanyaan tersusun, langkah berikutnya adalah memilih pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan investigasi. Untuk meningkatkan teradinya interaksi dialog kreatif dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan pertanyaan terlebih dahulu, kemudian meminta salah seorang siswa untuk menjawabnya. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan waktu yang ditentukan (terbatas sesuai alokasi waktu pembelajaran). Guru menjadi dinding pematul, artinya jika ada siswa yang bertanya,janganlah dijawab langsung melainkan dilontarkan kembali kepada siswa seluruh kelas sehingga seluruh siswa terlibat dalam memikirkan jawaban.[40] Disamping itu, ada empat keterampilan yang harus dikuasai guru agar intensitas interaksi dalam kegiatan pembelajaran berjalan efektif, yaitu: kemahiran dalam memilih stimulus yang dapat menimbulkan reaksi siswa, kemahiran mengklarifikasikan pesan yang penting melalui pertanyaan, Kemahiran menangkap aksi dan reaksi siswa dan kemahiran menguji materi pembelajaran agar terjadi dialog transaksional dalam proses pembelajaran.[41]
Pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagai pertanyaan pancingan hendaknya adalah sebagai berikut: mendorong siswa untuk berfikir, jelas dan mudah dipahami oleh siswa, bersifat umum dan menyeluruh bagi siswa dan berisi problematik.[42]
e.       Penyelidikan
Tahap penyelidikan atau investigasi adalah kegiatan siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang sudah dipilih. Pada tahap ini peran guru adalah sebagai fasilitator kegiatan investigasi, tetapi tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang tidak terjawab oleh siswa. Semua jawaban siswa dicatat dalam buku catatan siswa masing-masing.
f.       Pengetahuan akhir
Tahap pengetahuan akhir adalah tahap dimana setiap siswa mendiskusikan hasil penyelidikkan, kemudian membandingkannya dengan pengetahuan awal. Sehingga dapat diketahui perbedaan antara pengetahuan awal dengan pengetahuan akhir. Perbedaan pengetahuan tersebut adalah merupakan hasil belajar.
g.      Refleksi
Terdapat dua kegaitan yang termasuk ke dalam tahap refleksi, yaitu : membuat kesimpulan dan pemantapan. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan atas hasil belajar mereka. Siswa dapat mengomentari proses pembelajaran, baik waktu maupun pertanyaan dan sumber belajar yang mereka miliki. Hasil belajar dapat  diamati dari pertanyaan yang dapat terjawab dengan benar dan perbedaan antara pengetahuan awal dengan pengetahuan akhir. Pemantapan dapat diberikan guru dengan cara memberi tugas akhir berupa kesimpulan atas proses dan hasil belajar mereka.
Terdapat beberapa jenis pertanyaan yang harus mendapat perhatian agar kegiatan pembelajaran dialog kreatif berlangsung efektif. Jenis-Jenis pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:[43]
a. Pertanyaan mengingat, tujuannya untuk mengingat informasi spesifik yang sebelumnya telah dipelajarai dan hanya ada satu jawaban yang benar. Pertanyaan yang digunakan seperti apakah akibat dari banjir? Pertanyaan jenis ini penting sebagai dasar untuk jenis pertanyaan selanjutnya.
 b. Pertanyaan deskriptif, tujuannya untuk merangkai dan mengorganisasikan informasi atau fakta yang telah diperoleh guna mendapatkan pemahaman atas sesuatu fenomena. Misalnya pertanyaan mengapa terjadinya banjir?
c. Pertanyaan bersifat menjelaskan, tujuannya untuk mengingat, mengorganissaikan materi dan membuat kesimpulan serta mencari efek sebab akibat dari suatu peristiwa. Pertanyaan jenis ini menuntun siswa untuk menganalisis data, mengklarifikasikan informasi dan menjelaskan hubungan dengan memberialasan. Tetapi yang menjadi tujuan utama dari jenis pertanyaan ini adalah mendorong siswa untuk memberi argumentasi dan mempertahankan alasannya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan misalnya mengapa banjir sering terjadi di daratan rendah?
d. Pertanyaan sintetis, tujuannya adalah agar siswa mampu memberikan gagasan mengenai hubungan atau relasi antar peristiwa. Dengan pertanyaan jenis ini, siswa didorong untuk mengingat informasi yang telah dimiliki, memilih informasi yang paling menunjang, menggabungkan beberapa informasi dan menghubungkannya sehingga tersusun suatu kesimpulan atas pertanyaan inti. Pertanyaan yang dapat dikemukakan seperti mengapa banjir dapat mengakibakan penduduk kekurangan pangan?
e. Pertanyaan menilai, tujuannya untuk mendorong siswa memiliki kemampuan untuk memilih alternatif yang paling baik dan tepat.Untuk pertanyaan jenis ini siswa didorong memiliki banyak informasi yang berbeda guna memberikan penilaian secara objektif diantara dua objek yang berbeda atau hampir sama. Selain itu, siswa dituntut untuk mengemukakan argumentasinya atas alternatif yang dipilihnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan oleh guru seperti cara mana yang lebih baik untuk mengatasi bahaya banjir?
f. Pertanyaan terbuka, tujuannya untuk mengembangkan daya kreativitas siswa mengembangkan imajinasi dan intelektualitasnya. Pertanyaan jenis ini mendorong siswa untuk mengolah informasi yang diperolehnya secara bebas berdasarkan kekuatan imainasi, penguasaan bahasa dan ketajaman analisisnya. Jawaban siswa atas pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat diterima sebagai jawaban, karen aguru harus menghargai pendapat dan daya kreativitas mereka. Untuk itu, guru harus memiliki rambu-rambu normatif artinya tidak ada jawaban siswa yang salah sejauh tidak bertentangan dengan norma. Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya bagaimana menolong orang yang terkena bencana?


4.  Komponen-Komponen Pembelajaran Dialog Kreatif
Pembelajaran dialog kreaktif sangat dipengaruhi oleh pertanyaan. Terdapat beberapa komponen yang harus dikuasai guru dalam usaha pencapaian tujuan penggunaan pertanyaan :
a.       Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan bahasan yang mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa mampu memberikan jawaban. Usahakan jangan sampai siswa tidak dapat menjawab pertanyaan karena tidak mengerti maksud dari pertanyaan tersebut.
b.      Pemberian acuan,yaitu berupa penjelasan singkat untuk memberikan arahan kepada siswa dalam menjawab. Acuan ini dapat berupa penjelasan materi sebelumnya mengajukan pertanyaan sehingga ketika siswa diminta menjawab pertanyaan, mereka sudah memiliki informasi.
c.       Pemusatan perhatian siswa, yang caranya tergantung kepada upaya guru. Misalnya guru akan menanyakan tentang mengapa terjadi bencana banjir maka untuk pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan mengungkapkan pada minggu yang lalu kalian telah mempelajari tentang penduduk, mengapa penduduk dapat menyebabkan banjir?
d.      Pemindahan giliran untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab. Caranya dapat dengan menunjuk salah seorang siswa atau memberi kesempatan dengan mengangkat tangan, kemudian dari jawaban siswa pertama kali dialihkan kepada siswa lain untuk melengkapi atau memberikan tanggapan. Dengan demikian dapat mempertinggi perhatian dan interaksi siswa dengan guru, karena setiap siswa harus memperhatikan pertanyaan guru dan jawaban temannya.
e.       Penyebaran pertanyaan dan pemberian waktu berfikir. Guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas, mungkin dengan pertanyaan yang sama atau pertanyaan yang berbeda. Caranya dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, beri kesempatan kepada siswa untuk berfikir kemudian tunjuk salah satu siswa untuk menjawab, yang jawabannya dapat dinilai oleh siswa lainnya, apakah benar atau salah. Hal yang perlu dihindari adalah meunjuk siswa untuk menjawab sebelum prrtanyaan diberikan sehingga siswa tersebut tidak memiliki kesempatan untuk berfikir dan siswa lainnya merasa tidak memperhatikan karena mereka sudah tahu siapa yang harus memberikan jawaban.
f.       Pemberian tuntunan jika jawaban siswa salah atau tidak memberikan jawaban. Cara yang dapat dilakukan guru adalah mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana atau mengajukan pertanyaan lain untuk mengarahkan pada jawaban pertanyaan semula.[44]

5.  Strategi Dialog Kreatif Dalam Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS adalah membekali  siswa dengan kemampuan mengembangkan penalarannya, disamping aspek sosial dan moral.[45] Kemampuan tersebut dapat dikuasai siswa melalui kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki peran penting dalam mengembangkan model dan strategi pembelajaran yang dapat membekali siswa dengan kemampuan berpikir.
Strategi dialog kreatif merupakan implementasi dari salah satu bentuk model pembelajaran interaktif yakni model interaksi sosial. Model pembelajaran ini berorientasi pada pengembangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Model ini digunakan dalam membimbing siswa bekerjasama, berargumentasi, bersosialisasi dan bertukar pikiran di dalam komunitasnya. Dengan demikian siswa memiliki kompetensi berkomunikasi, berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.[46]
Strategi dialog kreatif sebagai salah satu model pembelajaran interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif, menyenangkan dan menumbuhkembangkan motivasi bagi perkembangan proses intelektual siswa dalam kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir siswa sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran IPS dengan beberapa pertimbangan diantaranya: pada abad informasi, siswa dituntut memiliki kemampuan berfikir untuk mencari, menyeleksi, mengolah dan memanfaatkan informasi sesuai kebutuhan dan kehidupannya. Kemampuan berfikir sangat diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan, kemampuan berfikir kritis terhadap suatu objek sangat penting Disamping itu model pembelajaran ini membimbing siswa agar memiliki keterampilan sosial.[47]
Pengembangan pembelajaran dialog kreatif sangat mengutamakan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi optimal dalam proses pembelajaran dialog kreatif dapat digambarkan dengan model sharing (sharing model) sebagai berikut:
Guru

             Siswa                                                                                      Siswa

                        Siswa                                                               Siswa
     Gambar 2.1 Sharing Model dalam pembelajaran interaktif dialog kreatif.[48]

Kegiatan pembelajaran dialog kreatif hendaknya guru memiliki empat sikap terhadap jawaban siswa, yaitu:[49]
a. Menghargai setiap jawaban siswa.
b. Memberi kesempatan membetulkan bagi siswa yang jawabannya salah.
c. Menyadari kemungkinan adanya kesalahan pada (guru) apabila siswa tidak ada yang dapt menjawab.
d. Tidak memberikan penghargaan yang berlebihan terhadap jawaban siswa yang benar.
6.  Kelebihan dan Kelemahan Strategi Dialog Kreatif
Beberapa kelebihan strategi dialog adalah:[50] 
a.  Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c.    Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d.    Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
e.  Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
f. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdialog mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
g. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.

Kelemahan strategi dialog diantaranya :
a.    Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b.    Peserta Debat atau dialog mendapat informasi yang terbatas.
c.    Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d.   Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.





[1] Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Departemen Agama RI Diktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1999), h. 10
[2] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 162
[3] Etin Solihatin dan Raharjo, Op cit., h. 15
[4] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 171
[5] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit., h. 162
[6] Solihatin, et all, Cooperatif  Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). h. 14
[7] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 133
[8] Trianto, Op cit., h. 174
[9] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit.
[11] Ibid, h. 14 
[12] Ibid., h. 161
[13] Nana Supriatna dan Paula Susanti, Kembangkan Kecakapan Sosialmu (IPS) untuk  Kelas IV Sekolah Dasar, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), h. iii
[14] Zainal Aqib, Op cit.,h. 13
[15] Sardjiyo, et, all, Pendidikan IPS di SD, ( Jakata : Universitas Terbuka, 2008), cet-ke 3, jilid 3, h. 8. 2
[16] Djaka P, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. (Surakarta: Pustaka Mandiri, 1996),
h.301  
[17] Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2014), cet  ke-3,  jilid 3, h. 1
[18] Wina Sanjaya dalam Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2014), cet  ke- 3, jilid 3, h. 1
[19] Sanjaya dalam  Non Syafriadi, Strategi Pembelajaran, (Padang: Salsabila Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 26 
[20] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 268
[21] Miarso dalam Bambang Warsita, h. 268
[22] Bambang Warsita, Ibid., h. 271
[23] Non Syafriadi, Strategi Pembelajaran, (Padang: Salsabilah Grafika, 2012), cet ke-1, jilid 1, h. 27s
[24] Istarani, Op., Cit, h. 1-3
[25] Non Syafriadi, Op, Cit, h. 36
[26] Udin Winataputra, et, all, Materi dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta : Universitas terbuka, 2011), cet ke-4, jilid 4, h. 9.9
[27] Djaka, P., Op., Cit, h. 73
[28] Ibid., h. 221
[29] Ida Zusnani, Pendidikan Kepribadian Siswa SD-SMP, (Platinum (platinumpublisher@yahoo.co.id , 2013), cet ke-1, jilid 1, h. 174
[30] Ibid.
[31] Udin Winataputra, Op, Cit, h. 9.17
[32] Roestiyah, 2012: 129 dalam Elita Suratmi, “Penerapan Metode Pembelajaran Dialog Untuk Mengembangkan Sikap Demokratis Siswa Dalam Pembelajran IPS” Skripsi, (Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), h. 15
[33]  Ibid.
[34] Ibid., h. 9.27
[35] Ibid., h. 94
[36] Ibid., h. 138
[37]  Ahmad Multazam, Metode Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Islam,. (Online), Vol 1, No. 1 (http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/04/metode-pendidikan-dan-pengajaran-dalam.html, diakses tanggal 2 Oktober 2015.
[38] Ibid.
[39] Udin Winataputra, Op., Cit, h. 9.23
[40] Ibid., h. 9.21
[41] Ibid.
[42] Ibid., h. 9.18
[43] Ibid., h. 9.19
[44] Ibid., h. 9.19
[45] Ibid., h. 9.5
[46] Ibid., h. 9.6
[47] Ibid., h. 9.5
[48] Ibid., h. 9.21
[49] Ibid., h. 9.17
[50]  Sefi Dika, Strategi Pembelajaran Dialog, http://sofiasacikakaradiba.blogspot.co.id/2013/01/strategi-pembelajaran_28.html, diakses tanggal 02 Januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...