Selasa, 22 Agustus 2017

ANAK USIA DINI

BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.       Anak Usia Dini
1.         Pengertian Anak Usia Dini
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.[1]
10
 
Anak usia dini menurut National Associational for the education of young children (NAEYC) Asosiasi para pendidik anak yang berpusat di Amerika ini mendefinisikan rentang usia berdasarkan perkembangan hasil penelitian di bidang psikologi perkembangan anak yang mengindikasikan bahwa terdapat pola umum yang dapat diprediksi menyangkut perkembangan yang terjadi selama 8 tahun pertama kehidupan anak. NAEYC membagi anak usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus  sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.[2]
Menurut standar tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.[3]
Menurut Biechier dan Snowman anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.[4] Mereka bisanya mengikuti progaram prasekolah dan kindergante. Sedangkan di Indonesia, umumya mereka mengikuti program  Tempat Penitipan Anak (3 bulan – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 thun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.[5]
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun yang mana mereka memiliki tingkat pencapaian perkembangan yang berbeda. Tingkat perkembangan mereka sesuai dengan tahapan yang sedang mereka lalui, baik secara fisik, kognitif, sosial-emosional, bahasa maupun komunikasi.





2.      Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka berada pada proses tumbuh kembang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak yang usianya diatas delapan tahun[6]. Anak usia dini yang unik memiliki karakteristik sebgai berikut :
a.         Anak Bersifat Egosentris
Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati ketika anak saling berebut mainan, menangis ketika menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orangtuanya. Karakteristik itu terkait dengan perkembangan kognitif anak, menurut piaget anak usia dini berada pada tahapan-tahapan sebagai berikut:(1) tahap Sensorimotorik yaitu usia 0-2 tahun, (2) tahap praoperasional yaitu usia 2-6 tahun, (3) tahap operasi yaitu usia 6-11 tahun. Pada fase praoperasional pol berfikir anak bersifat egosentrik dan simbolik, karena anak melakukan operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki belum dapat bersikap sosial yang juga meilbatkan orang yang ada disekitarnya, asyik dengan kegiatan sendiri dan memuaskan diri sendiri. Mereka dapat menambah dan mengurangi serta mengubah sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Operasi ini memungkinkan anak untuk dapat memecahkan masalah secara logis sesuai dengan sudut panadang anak.
b.        Anak memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu anak (curiosity) yng tinggi. Rasa ingin tahu anak sangat bervariasi, terganung dengan apa yang menarik perhatiannya, sebagai contoh anak akan tertarik dengan warna, perubahan yang terjadi dalam benda itu sendiri. Bola yang berbentuk bulat dapat digelindingkan dengan warna warni serta kontur bola yang baru dikenal oleh anak sehingga anak suka dengan bola. Rasa ingin tahu ini sangat baik untuk memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam mengembangkan kognitifnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasarkan rasa ingin tahu anak yang tinggi maka daya pikir anak akan semakin kaya.
c.         Anak bersifat unik
Menurut Bredekamp anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai dengan bawaan, minat, kemampuan dan latar belakang budaya serta kehidupan yang berbeda satu sama lain. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain.[7]
d.        Anak kaya imajinasi dan fantasi
Anak memiliki dunia sendiri berbeda dengan orang diatas usianya, mereka tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi. Terkadang mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak dapat ditebak oleh orang dewasa, hal itu disebabkan karena mereka memiliki fantasi yang luar biasa dan berkembang melebihi dari apa yang dilihatnya dari apa yang dilihatnya. Untuk memperkaya imajinasi dan fantasi anak, maka perlu diberikan pengalaman-pengalaman yang merangsang untuk terus mengembangkan kemampuannya.[8]
e.         Anak memiliki daya konsentrasi pendek
Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan. Rentang  konsentrasi anak usia lima tahun umumnya adalah sepuluh menit untuk dapat duduk dan memperrhatikan sesuatu secara nyaman. Daya perhatian yang pendek membuat ia masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu untuk duduk dan memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yng bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu lama.

3.      Prinsip-prinsip dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Dalam melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdapat prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.[9]
a.       Mengutamakan kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran pada anak harus  senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional.
b.      Belajar melalui bermain atau bermain seraya belajar. Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Melalui permainan, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda sekitarnya.
c.       Lingkungan yang kondusif dan menantang. Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan, sekaligus menantang dengan memerhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d.      Menggunakan pembelajaran terpadu dalam bermain. Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak, serta bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak didik.
e.       Mengembangkan berbagai kecakapan atau keterampilan hidup (life skill). Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki disiplin diri.
f.       Menggunakan berbagai media atau permainan edukatif dan sumber belajar. Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik, guru, dan orang tua.
g.      Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang. Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik, hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berulang kali.[10]

4.      Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat  (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan  yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.
Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0-<2 tahun; 2-<4 tahun; dan 4-≤6 tahun. Pengelompokan usia 0-<1 tahun dilakukan dalam rentang tiga bulanan karena pada  tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung pesat. Pengelompokan usia 1-<2 tahun dilakukan dalam rentang enam bulanan karena padatahap usia, perkembangan anak berlangsung tidak sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya, pengelompokan dilakukan dalam rentang waktu per tahun.[11]

5.      Pengelompokan Usia Anak
a.    Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia :
1)      < 3 bulan
2)      3 - < 6 bulan
3)      6 - < 9 bulan
4)      9 - < 12 bulan
*) Nilai-nilai agama dan moral pada usia 0 - <12 bulan tidak diatur secara spesifik, sehingga pelaksanaanya diserahkan kepada masing-masing lembaga.[12]
b.    Tingkat Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 12 - < 24 Bulan.
Lingkup
Perkembangan
Tingkat percapaian Perkembangan
12 < 18 bulan
18 < 24 bulan
I.      Nilai-nilai Agama
Dan Moral
*)
*)
II.   Motorik Halus
A.  Motorik Kasar
1.   Berjalan sendiri.
2.   Naik tangga atau tempat yang lebih tinggai dengan merangkak
3.   Menendang bola ke arah depan
4.   Berdiri dengan satu kaki selama satu detik

1.    Melompat di tempat
2.    Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan
3.    Berjalan mundur beberapa langkah.
4.    Menarik benda yang tidak terlalu berat (kursi kecil)
B.   Motorik Halus
1.   Memegang alat tulis.
2.   Membuat coretan bebas
3.   Menyusun menara dengan tiga balok.
4.   Memegang gelas dengan dua tangan.
5.   Menumpahkan benda-benda dari wadah dan memasukannya kembali

1.    Meniru garis verikal atau horizontal
2.    Memasukan benda ke dalam wadah yang sesuai
3.    Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
4.    Menyobek kertas
III.    Kognitif
A.  Mengenali
Pengetahuan umum




1.   Menyebut beberapa benda
2.   Menanyakan beberapa benda yang belum dikenal.
3.   Mengenal beberapa warna primer (merah, biru, kuning)
4.   Menyebut  nama sendiri dan orang-orang yang dikenal


1.   Mempergunakan alat permainan dengan cara semaunya seperti balok dipukul-pukul.
2.   Mulai memahami gambar wajah orang.
3.   Mulai memahami prinsip milik orang lain seperti : milik saya, milik kamu
B.    Mengenal konsep
Ukuran dan Bilangan
Membedakan ukuran bena (besar-kecil)
Membilang sampai lima
IV.   Bahasa
A. Menerima Bahasa
1.    Menunjuk bagian tubuh yang
2.    ditanyakan
3.    Memahami tema cerita pendek.
1.     Menaruh perhatian padagambar-gambar dalam buku
2.     Menggunakan kata-kata  sederhana untuk  menyatakan keinginan

B. Mengungkapkan
     Bahasa
1.    Merespon pertanyaan dengan
2.    jawaban “ya” atau “tidak”
3.    Mengucapkan kalimat yang
4.    terdiri atas dua kata.

1.    Menjawab pertanyaan 
2.    dengan kalimat pendek
3.    Menyayikan lagu sederhana
V. Sosial-Emosional
     Menunjukan responEmosi
1.     Menunjukan reaksi marah apabila merasa terganggu, seperti permainannya diambil.
2.     Menunjukan reaksi yang  berbeda terhadap orang yang baru kenal.
3.     Bermain dengan teman tetapi sibuk dengan mainannya sendiri
4.     Memperhatikan/mengamati teman-temannya yangberaktivitas
1.    Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang,marah,takut,kecewa)
2.    Menunjukkan reaksi  menerima atau menolakkehadiran orang lain
3.    Bermain bersama temandengan mainan yang sama
4.    Berekspresi dalam bermainperan (pura-pura).
*) Nilai-nilai agama dan moral pada usia 12 - <24 bulan tidak diatur secara spesifik, sehingga pelaksanaanya diserahkan kepada masing-masing lembaga.[13]





c.    Tingkat Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 2- <4 Tahun
Lingkup
Perkembangan
Tingkat percapaian Perkembangan
12 < 18 bulan
18 < 24 bulan
I. Nilai-nilai agama   Dan moral  Merespon hal-hal    yang terkait dengan   nilai agama dan moral
1.   Mulai meniru gerakan berdo’a/sembahyang sesuai dengan agamanya.
2.   Mulai meniru do’a pendek sesuai dengan agamanya.
3.   Mulai memahami kapan mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dsb.

1. Mulai memahami pengertian prilaku yang berlawanan meskipun belum selalu   dilakukan seperti pemahaman perilaku baik buruk, benar salah, sopan-tidaksopan.
2. Mulai memahami arti kasih dan sayang kepada ciptaan     Tuhan.
II. Motorik
A. Motorik Kasar

1.   Berjalan sambil berjinjit
2.   Melompat ke depan dan kebelakang dengan dua kaki
3.   Melempar mengikuti irama
4.   Menari mengikuri irama
5.   Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendahdengan berpegangan.

1.  Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
2.  Naik-turun tangga atau tempat tinggi dengan kaki bergantian
3.  Meniti di atas papan yang cukup lebar.
4.  Melompat turun dari
5.  dari ketinggian kurang lebih 20 cm (dibawah tinggi lututanak.
6.  Meniru gerakan senam sederhana pohon, kelinci melompat).

B. Motorik Halus
1.   Membuat garis vertical, horizontal, lengkung kiri kanan dan lingkaran
2.   Menjiplak bentuk.
3.   Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit.
4.   Menirukan gerakan Manipulative untuk menghasilkan suatu bentukdengan menggunakan berbagai media
5.   Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media 

1.  Menggambar sesuai gagasannya.
2.  Meniru bentuk
3.  Melakukan ksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
4.  Menggunakan alat tulis dengan benar.
5.  Menggunting sesuai dengan pola
6.  Menempel gambar dengan tepat.
7.  Memgekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail
C. Kesehatan
Fisik
1.   Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan
2.   Memiliki kesesuaian antara usia dengan ketinggian badan
3.   3. Memiliki  kesesuaian antara tinggi dengan berat badan

1.    Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan
2.    Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan
3.    Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan
III. Kognitif
A. Pengerahuan
     Umum dan sains.
1.      Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis)
2.      Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil)
3.      Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya
4.      Mengenal konsep sederhana kehidupan sehari-hari (gerimis,  hujan, gelap, terang, temaram dsb)
5.      Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri.

1.      Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi
2.      Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan  menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air (ditumpahkan).
3.      Manyusun perencanaan kegiatan apa yang dilakukan
4.      Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya(angin bertiup menyebabkan   daun bergerak, air dapat menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan daun menyebabkan sesuatu menjadi basah)
5.      Menunjukan inisiatif dalam memilih tema permaianan (seperti:”ayo kita bermain pura-pura seperti burung
6.      Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

B. Konsep bentuk     Warna dan pola
1.      Mengklasifikasi benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran
2.      Menglasifikasi benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3.      Mengenal pola AB-AB dan ABC
4.      Mengurutkan benda berdasarkan5 seriasi ukuran dan warna

1.      Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran:”lebih dari” ; “kurang dari”.
2.      Mengklasifikasi benda berdasarkan warna, bentukdan ukuran (3 variasi)
3.      Mengklasifikasi benda yang  lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau  kelompok yang sejenis atau kelompok berpasangan yang  lebih dari 2 variasi.
4.      Mengenal pola ABCD-ABCD
5.      Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari  paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.

C.Konsep bilangan     Lembaga bilangan dan huruf
1.      Mengetahui konsep banyak dansedikit.
2.      Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.
3.      Mengenal konsep bilangan
4.      Mengenal lambang bilangan
5.      Mengenal lambang huruf

1.      Menyebutkan lambang bilangan 1-10
2.      Mencocokan bilangandengan lambang bilangan
3.      Mengenal berbagai macam lambang  huruf vocal dan konsonan.

IV. Bahasa
A. Menerima Bahasa
1.      Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lainnya)
2.      Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan.
3.      Memahami cerita yang dibacakan
4.      Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik jelek,dsb)
1.      Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.
2.      Mengulang kalimat yang lebih kompleks
3.      Memahami aturan dalam suatu permainan.


Kompetensi/Sub Kompetensi
Indikator
1. Kompetensi Kepribadian
1.1 Bersikap dan berprilaku sesuai dengan  kebutuhan psikologis anak.

1.1.1    Menyayangi anak secara tulus.
1.1.2    Berprilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian.
1.1.3    Memiliki kepekaan, responsive dan humoris terhadap prilaku anak.
1.1.4    Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, Arif, dan bijaksana.
1.1.5    Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi
1.1.6    Berprilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak.

1.2 Bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak.

1.2.1    Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, budaya, danjender.
1.2.2    Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
1.2.3    Mengembangkan sikap anak didik untuk
1.2.4    Menghargai agama dan budaya lain.




1.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur.

1.3.1 Berprilaku jujur.
1.3.2 Bertanggung jawab terhadap tugas
1.3.3 Berprilaku sesuai teladan

2. Kompetensi Profesional
2.1  Memahami tahapan perkembangan anak.


2.1.1 Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun.
2.1.2 Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak.
2.1.3  Memahami bahwa setiap anak mempunyai kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda,
2.1.4 Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan.
    
2.2 Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak

2.2.1   Memahami aspek-aspek perkembangan fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi dan moral agama.
2.2.2   Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan di atas
2.2.3   Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak.
2.2.4   Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia.
2.2.5   Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak.
2.2.6   Mengatahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak.
2.2.7   Mengenal keunikan anak.

2.3 Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhandan pendidikan

2.3.1   Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengetahuan dan Perlindungan secara umum.
2.3.2   Memiliki keteramnpilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan.


2.4 Membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, Pengasuhan dan perlindungan anak.

2.4.1    Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak.
2.4.2    Mengkomunikasikan program lembaga (pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak) kepada orang tua.
2.4.3    Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program lembaga.
2.4.4    Meningkatkan kesinambungan program  lembaga dengan lingkungan keluarga.

3. Kompetensi Pedagogik
3.1 Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan perlindungan

3.1.1 Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian.
3.1.2 Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak
3.1.3 Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia.     

3.2  Melaksanakan proses Pendidikan, pengasuh danPerlindungan

3.2 1   Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia.
3.2.2 Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak
3.2.3   Memilih dengan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak.
3.2.4   Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan
3.2.5   Memberikan bimbingan seusia dengan kebutuhan anak.

3.3 Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengaduhan dan perlindungan

3.3.1   Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
3.3.2 Melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan.
3.3.3   Mengolah hasil penilaian
3.3.4   Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan
3.3.5   Mendokumentasikan hasil-hasilpenilaian

4. Kompetensi dasar
4.1   Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kepentingan lembaga
4.2   Mengambil peluang untuk mengelola lembaga secara berkesinambungan
4.3   Memiliki motivasi untuk meningkatkan mutu lembaga


6.      Standar Kompetensi Anak Usia Dini
Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Moral dan nilai-nilai agama
b.      Sosial, emosional, dan kemandirian
c.       bahasa
d.      Kognitif
e.       Fisik-Motorik
f.       Seni.[14]

7.      Peserta Didik
Secara etimologis peserta didik atau siswa berarti murid/pelajar.[15] Peserta didik atau siswa merupakan individu yang memiliki banyak potensi, individu yang aktif dan selalu ingin mencari tahu.[16]. Berangkat dari pengertian peserta didik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik PAUD adalah individu yang memiliki banyak potensi, individu yang aktif dan selalu ingin mencari tahu yang sedang memulai kegiatan belajar pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Anak Usia Dini (AUD) merupakan anak tingkat umur 0-6 tahun.[17]. Secara rinci  tingkat usia anak pada lembaga PAUD adalah sebagai berikut:
a.       Peserta didik kelompok bermain, adalah anak usia 2-4 tahun.
b.      Tiap kelompok bermain minimal terdapat 10 orang peserta didik.
c.       Peserta didik dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan usia, yakni 2-3 tahun dan 3-4 tahun.
d.      Apabila di lokasi tersebut tidak terdapat Taman Kanak – Kanak. Kelompok bermain dapat melayani juga anak usia 4 – 6 tahun dengan pengelompokkan 4-5 tahun dan 5-6 tahun.[18]

B.       Sentra yang ada di PAUD
1.         Pengertian Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang proses pembelajarannya dilakukan di dalam  “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain[19]. Sentra berasaldari kata “ Centre” yang artinya pusat. Seluruh materi yang akan guru sampaikan kepada anak melalui kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan perlu diorganisasikan secara teratur, sistematis, dan terarah sehingga anak dapat membangun kemampuan menganalisanya dan dapat mengambil kesimpulan.[20]
Jadi, sentra adalah suatu proses tempat berpusatnya guru dalam mengawali pembelajaran yang direncanakan perlu diorganisir secara teratur, sistematis dan terarah sehingga anak dapat mengambil kesimpulannya atau sebagai lingkungan anak. Di PAUD menggunakan bermacam-macam sentra terdiri dari :



a.       Sentra bahan alam dan sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian dan lain-lain. Alat yang digunakan di antaranya sekop, saringan, corong, ember dan lain-lain.[21]
b.      Sentra balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan berfikir, dan memecahkan masalah.
c.       Sentra seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, crayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.
d.      Sentra bermain peran
Sentra bermain peran terdiri dari : sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan, dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagi macam peran.
e.       Sentra persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap dan persiapan menulis permulaan, serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan, serta berhitung permulaan.
f.       Sentra agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak.[22]
Pada sentra ini disediakan sarana-sarana ibadah dan aturan-aturan dalam beribadah, misalnya mengajarkan doa sehari-hari, praktek shalat, dan praktek berwudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi bagi anak dalam hidup sehari-hari. Pada sentra ini juga dibangun keaksaraan dengan huruf hijaiyyah.[23]
Pada pelaksanaan sentra agama di PAUD, penulis melihat disediakan sarana-sarana ibadah dan aturan-aturan dalam beribadah, misalnya mengajarkan doa sehari-hari, membaca Asmaul-Husna, pembacaan Iqra’, praktek shalat, dan praktek berwudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi bagian dalam hidup sehari-hari. Pada sentra ini juga dibangun keaksaraan dengan huruf hijaiyyah.

2.         Fungsi dan tujuan pembelajaran PAI di PAUD
Fungsi dan tujuan pembelajaran PAI di PAUD Mawaddah yaitu sesuai dengan visi di PAUD Mawaddah Kota Solok yang mana visinya yaitu terwujudnya anak usia dini yang berkarakter dan di landasi dengan iman dan taqwa serta turut mewujudkan cita – cita pembangunan Nasional.
Misi dari PAUD Mawaddah yaitu:
1.      Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas berbudaya dan mengandung norma-norma agama.
2.      Menyelenggarakan konsep pendidikan yang sesuai dengan pendidikan nasional.
3.      Membentuk kepribadian anak yang berkarakter, mandiri dan mengembangkan potensi anak secara normal. [24]

Jadi, menurut penulis pendidikan agama yang dilaksanakan di PAUD Mawaddah yaitu anak tidak hanya diajarkan tulis dan berhitung tetapi anak diajarkan tentang keagamaan yang mana guru mengajarkan bacaan ayat – ayat pendek, bacaan Asmaul – husna, praktek berwudhu, bacaan shalat dan prakteknya.
3.         Ruang Lingkup Pembelajaran PAI
Tabel 1.   Perkembangan Nilai-Nilai Moral Keagamaan Anak Usia Dini.[25]

No
Usia
Perkembangan Nilai-Nilai Moral Keagamaan
1
Lahir – 1 tahun
1.    Senang mendengarkan musik religi (Islam)
2.    Senang mendengarkan senandung do’a
2
1-2 tahun
1.    Mampu menirukan sepatah dua kata dalam bacaan doa
2.    Menirukan sebagian kecil dari gerakan ibadah
3.    Mengenal “nama” Tuhan (Allah Swt)
3
2-3 tahun
1.    Mengikuti senandung lagu keagamaan.
2.    Menirukan gerakan beribadah
3.    Mengucapkan salam
4.    Mengikuti cerita atau kisagh Qur’ani dan
Nabawi
4
3-4 tahun
1.    Mengijkuti bacaan do’a secara lengkap
2.     Menyebutkan contoh makhluk ciptaan Tuhan.
3.    Mampu menyebut “nama” Allah Swt.
4.    Mengucapakan kata-kata santun, seperti maaf, tolong, dan lain lain
5
4-5 tahun
1.    Berdo’a sebelum dan sesudah makan, tidur, dan aktivitas lainnya
2.    Mampu membedakan ciptaan Tuhan dan benda mainan buatan manusia
3.    Membantu pekerjaan ringan orang tuanya
4.    Mengenal sifat-sifat Allah Swrt dan mencintai Rasullullah Saw.
6
5-6 tahun
1.     Mampu menghafal beberapa surah dalam Al- Qur’an seperti al-ikhlas dan an-Naas.
2.     Mampu menghafal gerakan shalat secara sempurna
3.     Mampu menyebutkan beberapa  sifat Allah Swt.
4.     Menghormati orang tua, menghargai teman-temanya dan menyayangi adik-adiknya atau anak di bawah usianya.
5.     Mengucapkan syukur dan teriuma kasih.








[1]Permendiknas No 58 Tahun 2003
[2]Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Praktik Pembelajaran), (UNP Pres Padang,2013), Jilid 1, h 28
[3]Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Permendiknas No. 58 tahun 2009.
[4] Dadan Suryana, Lo. Cit.
[5] Ibid.
[6]Dadan Suryana, op.cit., h.31
[7]Ibid., h.32
[8]Ibid., h 33
[9]Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2010), Cet 1, h 12
[10]Ibid., h 13
[11]Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009
[12]Ibid., h 7
[13]Ibid., h.8
[14] Suryadi, Lo. Cit.
[15] P, Djaka, Op. cit., h. 298
[16] Nur Asma, Op. cit., h. 5
[17] Reno Pudjiati, Bermain Bagi AUD dan Alat Permainan yang Sesuai Usia Anak, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2011), h. iii
[18]Direktorat Pembinaan PAUD , Jendral PAUD, non formal dan informal Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, (Jakarta: Direktur pembinaan PAUD,2012)
[19]Diana Mutiah., Loc.cil
[20]Rakimahwati, Model Pembelajaran Sambil Bermain Pada Anak Usia Dini, (Padang: UNP Press Padang,2012), jilid 1, h 36
[21]Ibid. hal. 134
[22]Ibid., h 135
[23]Rakimahwati, Loc.cit
[24] Arsip PAUD Mawaddah
[25]Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani), hal 137

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...