BAB II
LANDASAN TEORETIS
A.
Anak Usia Dini
1.
Pengertian Anak Usia Dini
Menurut
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.[1]
|
Anak usia dini menurut National Associational for the
education of young children (NAEYC) Asosiasi para pendidik anak yang
berpusat di Amerika ini mendefinisikan rentang usia berdasarkan perkembangan
hasil penelitian di bidang psikologi perkembangan anak yang mengindikasikan
bahwa terdapat pola umum yang dapat diprediksi menyangkut perkembangan yang
terjadi selama 8 tahun pertama kehidupan anak. NAEYC membagi anak usia dini
menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan
kelompok manusia yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini
mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui
oleh anak tersebut.[2]
Menurut
standar tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu.
Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai
agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.[3]
Menurut
Biechier dan Snowman anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6
tahun.[4] Mereka
bisanya mengikuti progaram prasekolah dan kindergante.
Sedangkan di Indonesia, umumya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan – 5
tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 thun
biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.[5]
Menurut
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun yang mana mereka memiliki tingkat pencapaian
perkembangan yang berbeda. Tingkat perkembangan mereka sesuai dengan tahapan
yang sedang mereka lalui, baik secara fisik, kognitif, sosial-emosional, bahasa
maupun komunikasi.
2.
Karakteristik
Anak Usia Dini
Anak
usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka berada pada proses
tumbuh kembang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya. Secara
psikologis anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan
anak yang usianya diatas delapan tahun[6]. Anak
usia dini yang unik memiliki karakteristik sebgai berikut :
a.
Anak
Bersifat Egosentris
Pada
umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia dari sudut pandang dan
kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati ketika anak saling berebut mainan,
menangis ketika menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orangtuanya.
Karakteristik itu terkait dengan perkembangan kognitif anak, menurut piaget
anak usia dini berada pada tahapan-tahapan sebagai berikut:(1) tahap
Sensorimotorik yaitu usia 0-2 tahun, (2) tahap praoperasional yaitu usia 2-6
tahun, (3) tahap operasi yaitu usia 6-11 tahun. Pada fase praoperasional pol
berfikir anak bersifat egosentrik dan simbolik, karena anak melakukan
operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki belum dapat
bersikap sosial yang juga meilbatkan orang yang ada disekitarnya,
asyik dengan kegiatan sendiri dan memuaskan diri sendiri. Mereka dapat menambah
dan mengurangi serta mengubah sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Operasi ini memungkinkan anak untuk dapat memecahkan masalah secara logis
sesuai dengan sudut panadang anak.
b.
Anak
memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
Anak
berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Hal
ini mendorong rasa ingin tahu anak (curiosity) yng tinggi. Rasa ingin
tahu anak sangat bervariasi, terganung dengan apa yang menarik perhatiannya,
sebagai contoh anak akan tertarik dengan warna, perubahan yang terjadi dalam
benda itu sendiri. Bola yang berbentuk bulat dapat digelindingkan dengan warna
warni serta kontur bola yang baru dikenal oleh anak sehingga anak suka dengan
bola. Rasa ingin tahu ini sangat baik untuk memberikan pengetahuan yang baru
bagi anak dalam mengembangkan kognitifnya. Semakin banyak pengetahuan yang
didapat berdasarkan rasa ingin tahu anak yang tinggi maka daya pikir anak akan
semakin kaya.
c.
Anak
bersifat unik
Menurut
Bredekamp anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan
latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai dengan
bawaan, minat, kemampuan dan latar belakang budaya serta kehidupan yang berbeda
satu sama lain. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang
dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki
perbedaan satu sama lain.[7]
d.
Anak
kaya imajinasi dan fantasi
Anak
memiliki dunia sendiri berbeda dengan orang diatas usianya, mereka tertarik
dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi.
Terkadang mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak dapat ditebak oleh orang
dewasa, hal itu disebabkan karena mereka memiliki fantasi yang luar biasa dan
berkembang melebihi dari apa yang dilihatnya dari apa yang dilihatnya. Untuk
memperkaya imajinasi dan fantasi anak, maka perlu diberikan
pengalaman-pengalaman yang merangsang untuk terus mengembangkan kemampuannya.[8]
e.
Anak
memiliki daya konsentrasi pendek
Pada
umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu
yang lama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali
memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak
membosankan. Rentang konsentrasi anak
usia lima tahun umumnya adalah sepuluh menit untuk dapat duduk dan
memperrhatikan sesuatu secara nyaman. Daya perhatian yang pendek membuat ia
masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu untuk duduk dan
memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal
yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yng bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak membuat
anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu lama.
3.
Prinsip-prinsip dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Dalam melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
terdapat prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut.[9]
a. Mengutamakan
kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan
anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan
untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik
maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional.
b. Belajar
melalui bermain atau bermain seraya belajar. Bermain merupakan sarana belajar
anak usia dini. Melalui permainan, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan,
memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda sekitarnya.
c. Lingkungan
yang kondusif dan menantang. Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa
sehingga menarik dan menyenangkan, sekaligus menantang dengan memerhatikan
keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui
bermain.
d. Menggunakan
pembelajaran terpadu dalam bermain. Pembelajaran pada anak usia dini harus
menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang
dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak, serta bersifat
kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi
anak didik.
e. Mengembangkan
berbagai kecakapan atau keterampilan hidup (life
skill). Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses
pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri,
mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki disiplin diri.
f. Menggunakan
berbagai media atau permainan edukatif dan sumber belajar. Media dan sumber
pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang
sengaja disiapkan oleh pendidik, guru, dan orang tua.
g. Dilaksanakan
secara bertahap dan berulang-ulang. Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya
dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan
anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik, hendaknya guru menyajikan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan berulang kali.[10]
4.
Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan
yang diharapkan dicapai anak pada
rentang usia tertentu Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek
pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan
sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan
dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan
yang berarti bahwa tingkat perkembangan
yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara
kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah
unik, karena
perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal,
namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat
perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa
untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi
pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara
konsisten melalui pembiasaan.
Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan
kelompok usia anak: 0-<2 tahun; 2-<4 tahun; dan 4-≤6 tahun. Pengelompokan
usia 0-<1 tahun dilakukan dalam rentang tiga bulanan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung
pesat. Pengelompokan usia 1-<2 tahun dilakukan dalam rentang enam bulanan
karena padatahap usia, perkembangan anak berlangsung tidak sepesat usia
sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya, pengelompokan dilakukan dalam
rentang waktu per tahun.[11]
5.
Pengelompokan
Usia Anak
a. Tahap
usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia :
1)
< 3 bulan
2)
3 - < 6 bulan
3)
6 - < 9 bulan
4)
9 - < 12 bulan
*) Nilai-nilai agama dan moral pada usia 0 - <12 bulan tidak diatur
secara spesifik, sehingga pelaksanaanya diserahkan kepada masing-masing
lembaga.[12]
b.
Tingkat
Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 12 - < 24 Bulan.
Lingkup
Perkembangan
|
Tingkat
percapaian Perkembangan
|
|||
12
< 18 bulan
|
18
< 24 bulan
|
|||
I.
Nilai-nilai
Agama
Dan
Moral
|
*)
|
*)
|
||
II.
Motorik Halus
A. Motorik Kasar
|
1.
Berjalan
sendiri.
2.
Naik tangga
atau tempat yang lebih tinggai dengan merangkak
3.
Menendang bola
ke arah depan
4.
Berdiri dengan
satu kaki selama satu detik
|
1.
Melompat di
tempat
2.
Naik tangga
atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan
3.
Berjalan mundur
beberapa langkah.
4.
Menarik benda
yang tidak terlalu berat (kursi kecil)
|
||
B.
Motorik Halus
|
1.
Memegang alat
tulis.
2.
Membuat coretan
bebas
3.
Menyusun menara
dengan tiga balok.
4.
Memegang gelas
dengan dua tangan.
5.
Menumpahkan
benda-benda dari wadah dan memasukannya kembali
|
1.
Meniru garis
verikal atau horizontal
2.
Memasukan benda
ke dalam wadah yang sesuai
3.
Membalik
halaman buku walaupun belum sempurna
4.
Menyobek kertas
|
||
III.
Kognitif
A. Mengenali
Pengetahuan umum
|
1.
Menyebut
beberapa benda
2.
Menanyakan
beberapa benda yang belum dikenal.
3.
Mengenal
beberapa warna primer (merah, biru, kuning)
4.
Menyebut nama sendiri dan orang-orang yang dikenal
|
1.
Mempergunakan
alat permainan dengan cara semaunya seperti balok dipukul-pukul.
2.
Mulai memahami
gambar wajah orang.
3.
Mulai memahami
prinsip milik orang lain seperti : milik saya, milik kamu
|
||
B.
Mengenal konsep
Ukuran dan Bilangan
|
Membedakan
ukuran bena (besar-kecil)
|
Membilang
sampai lima
|
||
IV.
Bahasa
A. Menerima Bahasa
|
1.
Menunjuk bagian
tubuh yang
2.
ditanyakan
3.
Memahami tema
cerita pendek.
|
1.
Menaruh
perhatian padagambar-gambar dalam buku
2.
Menggunakan
kata-kata sederhana untuk
menyatakan keinginan
|
||
B. Mengungkapkan
Bahasa
|
1.
Merespon
pertanyaan dengan
2.
jawaban “ya”
atau “tidak”
3.
Mengucapkan
kalimat yang
4.
terdiri atas
dua kata.
|
1.
Menjawab
pertanyaan
2.
dengan kalimat
pendek
3.
Menyayikan lagu
sederhana
|
||
V.
Sosial-Emosional
Menunjukan responEmosi
|
1.
Menunjukan
reaksi marah apabila merasa terganggu, seperti permainannya diambil.
2.
Menunjukan
reaksi yang berbeda terhadap orang yang baru kenal.
3.
Bermain dengan
teman tetapi sibuk dengan mainannya sendiri
4.
Memperhatikan/mengamati
teman-temannya yangberaktivitas
|
1.
Mengekspresikan
berbagai reaksi emosi (senang,marah,takut,kecewa)
2.
Menunjukkan
reaksi menerima atau menolakkehadiran
orang lain
3.
Bermain bersama
temandengan mainan yang sama
4.
Berekspresi
dalam bermainperan (pura-pura).
|
||
*) Nilai-nilai agama dan moral
pada usia 12 - <24 bulan tidak diatur secara spesifik, sehingga
pelaksanaanya diserahkan kepada masing-masing lembaga.[13]
c.
Tingkat Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 2-
<4 Tahun
Lingkup
Perkembangan
|
Tingkat
percapaian Perkembangan
|
|
12 < 18
bulan
|
18 < 24
bulan
|
|
I. Nilai-nilai agama Dan moral
Merespon hal-hal yang terkait
dengan nilai agama dan moral
|
1.
Mulai meniru
gerakan berdo’a/sembahyang sesuai dengan agamanya.
2.
Mulai meniru
do’a pendek sesuai dengan agamanya.
3.
Mulai memahami
kapan mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dsb.
|
1. Mulai
memahami pengertian prilaku yang berlawanan meskipun belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik
buruk, benar salah, sopan-tidaksopan.
2. Mulai
memahami arti kasih dan sayang kepada ciptaan
Tuhan.
|
II.
Motorik
A.
Motorik Kasar
|
1.
Berjalan sambil
berjinjit
2.
Melompat ke
depan dan kebelakang dengan dua kaki
3.
Melempar
mengikuti irama
4.
Menari
mengikuri irama
5.
Naik-turun
tangga atau tempat yang lebih
tinggi/rendahdengan berpegangan.
|
1.
Berlari sambil
membawa sesuatu yang ringan (bola)
2.
Naik-turun
tangga atau tempat tinggi dengan kaki bergantian
3.
Meniti di atas
papan yang cukup lebar.
4.
Melompat turun
dari
5.
dari
ketinggian kurang lebih 20 cm (dibawah tinggi lututanak.
6.
Meniru gerakan
senam sederhana pohon, kelinci melompat).
|
B. Motorik Halus
|
1.
Membuat garis vertical, horizontal, lengkung kiri kanan dan lingkaran
2.
Menjiplak bentuk.
3.
Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit.
4.
Menirukan gerakan Manipulative untuk
menghasilkan suatu bentukdengan menggunakan berbagai media
5.
Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
|
1. Menggambar
sesuai gagasannya.
2. Meniru
bentuk
3. Melakukan
ksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan
4. Menggunakan
alat tulis dengan
benar.
5. Menggunting
sesuai dengan pola
6. Menempel
gambar dengan tepat.
7. Memgekspresikan
diri melalui gerakan
menggambar secara
detail
|
C. Kesehatan
Fisik
|
1.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan
2.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan ketinggian badan
3.
3. Memiliki
kesesuaian antara tinggi
dengan berat badan
|
1.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan
2.
Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan
3.
Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan
|
III. Kognitif
A. Pengerahuan
Umum dan sains.
|
1.
Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis)
2.
Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi
sebagai mobil)
3.
Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya
4.
Mengenal konsep sederhana kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram dsb)
5.
Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri.
|
1. Mengklasifikasi
benda berdasarkan fungsi
2.
Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air
(ditumpahkan).
3.
Manyusun perencanaan kegiatan apa yang dilakukan
4.
Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya(angin bertiup
menyebabkan daun
bergerak, air dapat menyebabkan
daun bergerak, air
dapat menyebabkan daun menyebabkan
sesuatu menjadi
basah)
5.
Menunjukan inisiatif dalam memilih tema permaianan (seperti:”ayo
kita bermain pura-pura
seperti burung
6.
Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
|
B. Konsep
bentuk Warna dan pola
|
1.
Mengklasifikasi benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran
2.
Menglasifikasi benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3.
Mengenal pola AB-AB dan ABC
4.
Mengurutkan benda berdasarkan5 seriasi ukuran
dan warna
|
1.
Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran:”lebih dari” ; “kurang dari”.
2.
Mengklasifikasi benda berdasarkan warna, bentukdan ukuran (3 variasi)
3.
Mengklasifikasi benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama
atau kelompok yang sejenis atau kelompok
berpasangan yang lebih dari 2 variasi.
4.
Mengenal pola ABCD-ABCD
5.
Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.
|
C.Konsep bilangan
Lembaga bilangan dan huruf
|
1.
Mengetahui konsep banyak dansedikit.
2.
Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.
3.
Mengenal konsep bilangan
4.
Mengenal lambang bilangan
5.
Mengenal lambang huruf
|
1.
Menyebutkan lambang bilangan 1-10
2.
Mencocokan bilangandengan lambang bilangan
3.
Mengenal berbagai macam lambang huruf vocal dan konsonan.
|
IV. Bahasa
A. Menerima Bahasa
|
1.
Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau
bahasa lainnya)
2.
Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan.
3.
Memahami cerita yang dibacakan
4.
Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani,
baik jelek,dsb)
|
1.
Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.
2.
Mengulang kalimat yang lebih kompleks
3.
Memahami aturan dalam suatu permainan.
|
Kompetensi/Sub Kompetensi
|
Indikator
|
1. Kompetensi
Kepribadian
1.1 Bersikap
dan berprilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak.
|
1.1.1 Menyayangi
anak secara tulus.
1.1.2 Berprilaku
sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian.
1.1.3 Memiliki
kepekaan, responsive dan humoris terhadap prilaku anak.
1.1.4 Menampilkan
diri sebagai pribadi yang dewasa, Arif, dan bijaksana.
1.1.5 Berpenampilan
bersih, sehat, dan rapi
1.1.6 Berprilaku
sopan santun, menghargai, dan
melindungi anak.
|
1.2 Bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma agama, budaya
dan keyakinan anak.
|
1.2.1 Menghargai
peserta didik tanpa membedakan
keyakinan yang dianut, suku, budaya, danjender.
1.2.2 Bersikap
sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
1.2.3 Mengembangkan
sikap anak didik untuk
1.2.4 Menghargai agama
dan budaya lain.
|
1.3 Menampilkan
diri sebagai pribadi
yang berbudi pekerti luhur.
|
1.3.1 Berprilaku jujur.
1.3.2 Bertanggung jawab terhadap tugas
1.3.3 Berprilaku sesuai teladan
|
2. Kompetensi Profesional
2.1 Memahami
tahapan perkembangan
anak.
|
2.1.1 Memahami
kesinambungan tingkat perkembangan
anak usia 0-6 tahun.
2.1.2 Memahami
standar tingkat pencapaian perkembangan
anak.
2.1.3 Memahami
bahwa setiap anak mempunyai
kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda,
2.1.4 Memahami faktor penghambat dan
pendukung tingkat
pencapaian perkembangan.
|
2.2 Memahami
pertumbuhan dan perkembangan
anak
|
2.2.1 Memahami
aspek-aspek perkembangan fisikmotorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosi dan moral agama.
2.2.2 Memahami
faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan di atas
2.2.3 Memahami
tanda-tanda kelainan pada tiap
aspek perkembangan anak.
2.2.4 Mengenal
kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia.
2.2.5 Memahami
cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak.
2.2.6 Mengatahui
pola asuh yang sesuai dengan usia anak.
2.2.7 Mengenal
keunikan anak.
|
2.3 Memahami
pemberian rangsangan
pendidikan, pengasuhandan
pendidikan
|
2.3.1 Mengenal
cara-cara pemberian rangsangan dalam
pendidikan, pengetahuan dan Perlindungan secara umum.
2.3.2 Memiliki
keteramnpilan dalam melakukan
pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan.
|
2.4 Membangun
kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, Pengasuhan dan perlindungan anak.
|
2.4.1 Mengenal
faktor-faktor
pengasuhan anak, sosial ekonomi
keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak.
2.4.2 Mengkomunikasikan
program lembaga (pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak) kepada orang tua.
2.4.3 Meningkatkan
keterlibatan orang tua dalam
program lembaga.
2.4.4 Meningkatkan
kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga.
|
3. Kompetensi
Pedagogik
3.1 Merencanakan
kegiatan program
pendidikan, pengasuhan dan perlindungan
|
3.1.1 Menyusun
rencana kegiatan tahunan, semesteran,
bulanan, mingguan dan harian.
3.1.2 Menetapkan
kegiatan bermain yang mendukung
tingkat pencapaian perkembangan anak
3.1.3 Merencanakan
kegiatan yang disusun berdasarkan
kelompok usia.
|
3.2 Melaksanakan
proses Pendidikan, pengasuh danPerlindungan
|
3.2 1 Mengelola
kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia.
3.2.2 Menggunakan metode
pembelajaran melalui bermain
sesuai dengan karakteristik anak
3.2.3 Memilih
dengan menggunakan
media yang sesuai dengan
kegiatan dan kondisi anak.
3.2.4 Memberikan
motivasi untuk meningkatkan
keterlibatan anak dalam kegiatan
3.2.5 Memberikan
bimbingan seusia dengan kebutuhan
anak.
|
3.3 Melaksanakan
penilaian terhadap
proses dan hasil pendidikan,
pengaduhan dan
perlindungan
|
3.3.1 Memilih
cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
3.3.2 Melakukan kegiatan penilaian
sesuai dengan cara-cara
yang telah ditetapkan.
3.3.3 Mengolah
hasil penilaian
3.3.4 Menggunakan
hasil-hasil penilaian untuk
berbagai kepentingan pendidikan
3.3.5 Mendokumentasikan
hasil-hasilpenilaian
|
4. Kompetensi dasar
|
4.1 Bekerja
sama dengan berbagai pihak untuk kepentingan lembaga
4.2 Mengambil
peluang untuk mengelola lembaga secara berkesinambungan
4.3 Memiliki
motivasi untuk meningkatkan mutu lembaga
|
6.
Standar
Kompetensi Anak Usia Dini
Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas
pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a.
Moral dan nilai-nilai agama
b.
Sosial, emosional, dan kemandirian
c.
bahasa
d.
Kognitif
e.
Fisik-Motorik
7.
Peserta
Didik
Secara
etimologis peserta didik atau siswa
berarti murid/pelajar.[15] Peserta
didik atau siswa merupakan individu yang memiliki banyak potensi, individu yang
aktif dan selalu ingin mencari tahu.[16]. Berangkat
dari pengertian peserta didik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik
PAUD adalah individu yang memiliki banyak potensi, individu yang aktif dan
selalu ingin mencari tahu yang sedang memulai kegiatan belajar pada lembaga
pendidikan anak usia dini (PAUD). Anak Usia Dini (AUD) merupakan anak tingkat
umur 0-6 tahun.[17].
Secara rinci tingkat usia anak pada
lembaga PAUD adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik kelompok bermain,
adalah anak usia 2-4 tahun.
b. Tiap kelompok bermain minimal
terdapat 10 orang peserta didik.
c. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan
pengelompokkan usia, yakni 2-3 tahun dan 3-4 tahun.
d. Apabila di lokasi tersebut tidak terdapat
Taman Kanak – Kanak. Kelompok bermain dapat melayani juga anak usia 4 – 6 tahun
dengan pengelompokkan 4-5 tahun dan 5-6 tahun.[18]
B.
Sentra
yang ada di PAUD
1.
Pengertian
Sentra
Model pembelajaran
sentra adalah pendekatan pembelajaran
yang proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra
bermain[19].
Sentra berasaldari kata “ Centre” yang artinya pusat.
Seluruh materi yang akan guru sampaikan kepada anak melalui kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan perlu diorganisasikan secara teratur,
sistematis, dan terarah sehingga anak dapat membangun kemampuan menganalisanya dan
dapat mengambil kesimpulan.[20]
Jadi, sentra adalah suatu proses tempat berpusatnya
guru dalam mengawali pembelajaran yang direncanakan perlu diorganisir secara teratur,
sistematis dan terarah sehingga anak dapat mengambil kesimpulannya atau sebagai lingkungan anak.
Di PAUD menggunakan bermacam-macam sentra terdiri dari :
a.
Sentra bahan alam dan sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah
daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian dan lain-lain. Alat yang
digunakan di antaranya sekop, saringan, corong, ember dan lain-lain.[21]
b.
Sentra balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini anak belajar banyak hal
dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika
matematika/berhitung permulaan, kemampuan berfikir, dan memecahkan masalah.
c.
Sentra seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat
air, crayon, spidol,
gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan/gambar. Sentra seni
memfasilitasi anak
untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang
dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.
d.
Sentra bermain peran
Sentra bermain peran terdiri dari : sentra bermain peran
makro dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka,
maket meja-kursi, rumah-rumahan, dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan
nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagi macam peran.
e.
Sentra persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata,
kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap dan
persiapan menulis permulaan, serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
persiapan membaca permulaan, menulis permulaan, serta berhitung permulaan.
f.
Sentra agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai maket
tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaaan,
dan sebagainya. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang
abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak.[22]
Pada sentra ini disediakan sarana-sarana
ibadah dan aturan-aturan dalam beribadah, misalnya mengajarkan doa sehari-hari,
praktek shalat, dan praktek berwudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi
bagi anak dalam hidup sehari-hari. Pada sentra ini juga dibangun keaksaraan dengan
huruf hijaiyyah.[23]
Pada pelaksanaan
sentra agama di PAUD, penulis melihat disediakan
sarana-sarana ibadah dan aturan-aturan dalam beribadah, misalnya mengajarkan doa
sehari-hari, membaca Asmaul-Husna, pembacaan Iqra’, praktek shalat, dan praktek
berwudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi bagian dalam hidup sehari-hari.
Pada sentra ini juga dibangun keaksaraan dengan huruf hijaiyyah.
2.
Fungsi dan tujuan pembelajaran PAI
di PAUD
Fungsi dan tujuan pembelajaran
PAI di PAUD Mawaddah yaitu sesuai dengan visi di PAUD Mawaddah Kota Solok yang
mana visinya yaitu terwujudnya anak usia dini yang berkarakter dan di landasi dengan
iman dan taqwa serta turut mewujudkan cita – cita pembangunan Nasional.
Misi dari PAUD Mawaddah yaitu:
1.
Menyelenggarakan
pendidikan yang berkualitas berbudaya dan mengandung norma-norma agama.
2.
Menyelenggarakan
konsep pendidikan yang sesuai dengan pendidikan nasional.
3.
Membentuk kepribadian
anak yang berkarakter, mandiri dan mengembangkan potensi anak secara normal. [24]
Jadi, menurut penulis pendidikan
agama yang dilaksanakan di PAUD Mawaddah yaitu anak tidak hanya diajarkan tulis
dan berhitung tetapi anak diajarkan tentang keagamaan yang mana guru
mengajarkan bacaan ayat – ayat pendek, bacaan Asmaul – husna, praktek berwudhu,
bacaan shalat dan prakteknya.
3.
Ruang Lingkup Pembelajaran PAI
No
|
Usia
|
Perkembangan Nilai-Nilai Moral Keagamaan
|
1
|
Lahir – 1
tahun
|
1.
Senang mendengarkan musik religi (Islam)
2.
Senang mendengarkan senandung do’a
|
2
|
1-2 tahun
|
1.
Mampu menirukan sepatah dua kata dalam bacaan
doa
2.
Menirukan sebagian kecil dari gerakan ibadah
3.
Mengenal “nama” Tuhan (Allah Swt)
|
3
|
2-3 tahun
|
1. Mengikuti senandung lagu keagamaan.
2. Menirukan gerakan beribadah
3. Mengucapkan salam
4.
Mengikuti cerita atau kisagh Qur’ani dan
Nabawi
|
4
|
3-4 tahun
|
1. Mengijkuti
bacaan do’a secara lengkap
2.
Menyebutkan contoh makhluk ciptaan Tuhan.
3. Mampu
menyebut “nama” Allah Swt.
4.
Mengucapakan kata-kata santun, seperti maaf,
tolong, dan lain lain
|
5
|
4-5 tahun
|
1.
Berdo’a sebelum dan sesudah makan, tidur, dan
aktivitas lainnya
2.
Mampu membedakan ciptaan Tuhan dan benda
mainan buatan manusia
3.
Membantu pekerjaan ringan orang tuanya
4.
Mengenal sifat-sifat Allah Swrt dan mencintai
Rasullullah Saw.
|
6
|
5-6 tahun
|
1.
Mampu menghafal beberapa surah dalam Al- Qur’an seperti al-ikhlas dan
an-Naas.
2.
Mampu menghafal gerakan shalat secara sempurna
3.
Mampu menyebutkan beberapa sifat Allah Swt.
4.
Menghormati orang tua, menghargai
teman-temanya dan menyayangi adik-adiknya atau anak di bawah usianya.
5.
Mengucapkan syukur dan teriuma kasih.
|
[1]Permendiknas
No 58 Tahun 2003
[2]Dadan
Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Praktik Pembelajaran), (UNP Pres Padang,2013), Jilid 1, h 28
[3]Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Permendiknas No. 58 tahun 2009.
[4] Dadan
Suryana, Lo. Cit.
[5] Ibid.
[9]Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2010),
Cet 1, h 12
[11]Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009
[14]
Suryadi, Lo. Cit.
[15] P,
Djaka, Op. cit., h. 298
[16] Nur
Asma, Op. cit., h. 5
[17] Reno
Pudjiati, Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Usia Anak, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia
Dini, 2011), h. iii
[18]Direktorat Pembinaan PAUD , Jendral
PAUD, non formal dan informal Kementrian Pendidikan dan
kebudayaan, Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain, (Jakarta: Direktur pembinaan
PAUD,2012)
[19]Diana Mutiah., Loc.cil
[20]Rakimahwati, Model Pembelajaran Sambil Bermain Pada Anak Usia Dini, (Padang: UNP
Press Padang,2012), jilid 1, h 36
[23]Rakimahwati, Loc.cit
[24] Arsip PAUD Mawaddah
[25]Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PT.
Pustaka Insan Madani), hal 137
Tidak ada komentar:
Posting Komentar