Selasa, 22 Agustus 2017

LKS


BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.    LKPD
1.    Pengertian LKPD
Secara umum LKPD adalah perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP). Lembar kerja peserta didik berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik.[1] Artinya LKPD merupakan perangkat pembelajaran yang berisikan materi ajar sekaligus soal latihan yang bisa dikerjakan peserta didik secara mandiri dan terbimbing.
LKPD merupakan salah satu modul yang berisikan rumusan tujuan instruksional yang ingin dicapai, garis-garis besar materi yang akan dipelajari, alat-alat yang akan digunakan, uraian dan petunjuk mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang ditempuh peserta didik, termasuk di dalamnya tugas-tugas yang akan dikerjakan peserta didik.[2] Artinya LKPD merupakan program pengajaran suatu bahasan pembelajaran (modul) yang isinya terpadu meliputi materi ajar, tugas-tugas dan latihan soal yang harus dikerjakan peserta didik serta petunjuk kegiatan belajar yang dilakukan termasuk alat-alat yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas belajar yang dimaksud.
14
LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Pada umumnya, LKPD berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi untuk diskusi, Teka Teki Silang, tugas portofolio, dan soal-soal latihan, maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak peserta didik beraktivitas dalam proses pembelajaran.[3]
LKPD sebagai jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik belajar secaraterarah (guided discovery activities).[4] Berdasarkan pernyataan ini dapat diketahui bahwa melalui LKPD peserta didik dapat melakukan aktivitas berupa mengerjakan  tugas sekaligus latihan secara mandiri sekaligus memperoleh semacam ringkasan dari materi yang menjadi dasar aktivitas tersebut.
LKPD merupakan bahan ajar yang berisikan materi ajar yang sudah disusun sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Mempelajari LKPD, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan materi dan tugas yang berkaitan dengan materi. Peserta didik juga menemukan arahan terstruktur untuk memahami materi yang diberikan. Secara bersamaan peserta didik diberi materi sekaligus tugas berkaitan materi tersebut.[5]
LKPD adalah lembar yang berisi pedoman bagi peserta didik untuk melaksanakan kerja atau tugas terprogram.[6] Berangkat dari uraian teori di atas dapat penulis simpulkan bahwa LKPD merupakan sumber belajar terpadu yang di dalamnya berisikan materi singkat dilengkapi dengan soal latihan dan penugasan dalam bentuk yang sangat kreatif, tidak hanya monoton dalam bentuk butiran soal, tetapi bisa berbentuk teka-teki silang, selidik kasus dan lain sebagainya.

2.    Fungsi dan Tujuan LKPD
LKPD sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam belajar, baik digunakan dalam penerapan metode terbimbing ataupun dipakai untuk memberikan latihan pengembangan.[7] Keberadaan buku LKPD selain digunakan sebagai media dalam proses pengajaran, juga berfungsi sebagai alat evaluasi dari setiap pokok bahasan yang diajarkan berdasarkan kurikulum program pengajaran.[8] Artinya LKPD selain sebagai sumber belajar, juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur pemahaman peserta didik terhadap materi ajar melalui penilaian terhadap soal latihan yang diisi peserta didik  pada lembaran LKPD.
Keberadaan buku LKPD sangat berperan penting untuk mengarahkan peserta didik dalam mempelajari dan menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok karena dengan perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan yang semakin pesat tidak mungkin seorang guru dapat menyampaikan seluruh pengetahuannya kepada peserta didik.
LKPD berfungsi sebagai sarana untuk mengaktifkan peserta didik, meransang belajar peserta didik untuk menyampaikan informasi agar memahami dan menghayati suatu konsep, melatih keberanian mengemukakan pendapat secara sistematis serta melatih peserta didik mengambil kesimpulan sendiri.[9] Artinya LKPD bisa dijadikan sebagai alat untuk melibatkan peserta didik aktif dalam mengikuti proses belajar-mengajar, peserta didik bisa memahami sendiri konsep dengan membaca ulasan materi pada LKPD, melatih peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya baik secara lisan maupun tulisan dengan mengisi butiran soal dan penugasan kreatif pada LKPD.
LKPD berfungsi antara lain:
a.    Bagi guru, untuk menuntun peserta didik akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya dan mempertimbangkannya pada diri peserta didik.
b.    Bagi peserta didik dengan menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD) maka peserta didik akan dapat bekerja melakukan kegiatan-kegiatan yang menuju ke arah tujuan yang hendak dicapai.[10]
Artinya LKPD tidak hanya berfungsi untuk mempermudah guru dalam mengatur aktivitas belajar peserta didik melalui sistematika kegiatan dalam LKPD, tetapi juga akan membuat peserta didik merasa tidak cepat bosan dalam belajar karena mereka bisa melakukan rangkaian aktivitas bermakna dalam pembelajaran, sehingga tidak ada waktu kosong yang terbuang sia-sia.  
 Lembar Kegiatan Siswa (LKPD) dalam pembelajaran secara umum berfungsi sebagai berikut:[11]
a.    Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.
b.    Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan.
c.    Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
d.   Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik
Tujuan penyusunan dan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk pembelajaran secara adalah sebagai berikut:[12]
a.    Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.
b.    Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan.
c.    Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d.   Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

Tujuan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik di kelas oleh guru adalah sebagai berikut:
a.       Melatih para peserta didik lebih mendalami ilmu yang telah dipelajari agar tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik untuk belajar pada tahap berikutnya.
b.      Melatih para peserta didik untuk bekerja bersungguh-sungguh dengan cermat serta berfikir jujur, sistematis, rasional dalam sistim kerja yang praktis.
c.       Melatih para peserta didik membuat laporan praktis percobaan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah dipraktekkan.
Penggunaan LKPD dalam pembelajaran biasanya tidak berdiri sendiri atau tidak menjadi bahan ajar utama dan satu-satunya untuk pembelajaran sebuah materi. Guru biasanya mengkombinasikan dengan penggunaan buku paket atau buku teks pelajaran agar semakin sempurna. Tak jarang pula ditambahkan dengan penggunaan media pembelajaran yang interaktif sehingga peserta didik dapat mempelajari pelajaran dengan menggunakan LKPD dengan lebih mudah dan cepat memahami apa yang dipelajari.






3.    Manfaat LKS
Mengajar dengan menggunakan LKPD ternyata semakin populer terutama pada masa dekade terakhir ini. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan LKPD antara lain:[13]
a.    Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar, misalnya mengubah kondisi belajar dari suasana “guru sentris” menjadi “peserta didik sentris”.
b.    Membantu guru mengarahkan peserta didiknya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.
c.    Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat peserta didik terhadap alam sekitarnya.
d.   Memudahkan guru memantau keberhasilan peserta didik untuk mencapai sasaran belajar.
LKPD sebagai media dan sumber belajar yang di dalamnya terdapat soal latihan dapat membiasakan peserta didik agar melatih otak untuk berfikir terkait materi pelajaran sebelum dan sesudahnya, sehingga secara lansung memudahkan guru dalam mengajar karena peserta didik bisa belajar mandiri.[14] Artinya sebagai sumber belajar, LKPD berfungsi membiasakan otak peserta didik bekerja dan berfikir memecahkan persoalan terkait materi pembelajaran yang disajikan, sehingga pembelajaran mandiri bagi peserta didik akan tercipta.

4.    Cara Penyusunan LKPD Yang Baik
LKPD yang digunakan peserta didik harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan peserta didik dengan baik dan dapat memotivasi belajar peserta didik. Hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan LKPD adalah:[15]
a. Berdasarkan GBPP berlaku, buku pegangan peserta didik (buku paket)
b. Mengutamakan bahan yang penting.
c. Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir peserta didik.
 Penggunaan LKPD sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran,  sehingga seolah-olah penggunaan LKPD dapat menggantikan kedudukan seorang guru. Hal ini dapat dibenarkan, apabila LKPD yang digunakan tersebut merupakan LKPD yang berkualitas baik. LKPD dikatakan berkualitas baik bila memenuhi syarat:[16]:
a.    Syarat-syarat didaktik
LKPD sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya PBM haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu :
1)      Memperhatikan adanya perbedaan individual.
2)      Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.
3)      Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik.
4)      Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik.
5)      Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
b. Syarat konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa. Syarat konstruksi antara lain:
1)      Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik.
2)      Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3)      Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
4)      Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
5)      Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik.
6)      Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKPD.
7)      Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
8)      Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
9)      Dapat digunakan untuk semua peserta didik, baik yang lamban maupun yang cepat.
10)  Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
11)  Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat-syarat Teknis
1) Tulisan:
a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin atau Romawi.
b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
c)      Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
d)     Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik.
e)      Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi

5.    Pengembangan dan Penggunaan LKPD
Pengembangan LKPD dapat dilakukan dengan dengan mengadaptasi langkah-langkah pengembangan Modul / Paket Belajar. Berdasarkan langkah-langkah pengembangan Modul dan Paket Belajar tersebut, maka LKPD dapat dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:[17]
a.    Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) merupakan TPU pada Kurikulum 1994, sedangkan indikator merupakan TPK.
b.    Menganalisis dan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)   Merumuskan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2)   Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
3)   Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar. Kriteria indikator yang baik adalah:
(a)    Memuat ciri-ciri tujuan yang hendak diukur.
(b)   Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur.
(c)    Berkaitan erat dengan materi yang diajarkan.
(d)   Dapat dibuat evaluasinya sebanyak 3-5 butir soal.
(e)    Menetapkan prosedur, jenis, dan alat penilaian berbasis kelas.
(f)    Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat memberika peluang yang optimal kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan proses sains di dalam dirinya.
(g)   Menetapkan dan mengembangkan bahan / media / sumber yang sesuai dengan kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, fasilitas (sarana dan prasarana), dan karakteristik lingkungan peserta didik.
c.    Menyusun LKPD yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan.
LKPD pada kegiatan belajar-mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (lanjutan dari penanaman konsep) karena LKPD dirancang untuk membimbing peserta didik mempelajari topik yang telah dipelajari. Pada tahap pemahaman konsep, LKPD dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan yang telah telah dipelajari.[18]
Penggunaan LKPD dalam pembelajaran dapat dilakukan oleh semua guru. Penggunaan LKPD dapat dilakukan ketika peserta didik mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKPD yang berfungsi untuk memperdalam pemahaman bahan materi pokok dalam buku rujukan. Sehingga dari hasil pekerjaannya dapat diketahui kemampuan yang dialami peserta didik.[19]
LKPD yang dirancang berdasarkan indikator dan rencana pembelajaran sesuai kurikulum difokuskan pada latihan-latihan soal-soal yang dapat digunakan untuk dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep yang telah diberikan oleh guru. Keberadaan LKPD diharapkan memberi dampak positif bagi  peserta didik, seperti peserta didik akan lebih senang mempelajari dan menyelesaikan masalah-masalah dalam menyelesaikan tugas dan pembelajarannya, sehingga diharapkan tercapainya tujuan umum mempelajari materi atau pelajaran itu sendiri.[20]
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKPD idealnya sebagai berikut: materi LKPD dijadikan sebagai sarana pelengkap penanaman konsep baru, materi LKPD dijadikan sebagai pengetahuan dari materi yang telah dipelajari dari buku sumber utama dan LKPD hanya difokuskan pada pengerjaan latihan dan soal bukan  materi yang ada di dalam LKPD tersebut, artinya dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKPD guru tetap mesti menyajikan pembelajaran terlebih dahulu dengan menggunakan sumber lain sebelum kemudian meminta peserta didik membaca materi yang ada dalam LKPD untuk memperdalam pemahaman guna memudahkan mengerjakan soal latihan dalam LKPD.
Beranjak dari teori di atas juga bisa disimpulkan bahwa idealnya langkah-langkah dalam penggunaan LKPD adalah sebagai berikut:
1.      Memperhatikan tujuan dan manfaat penggunaaan LKPD untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar
2.      Menjadikan peserta didik sebagai subjek dalam pembelajaran. Artinya peserta didik mengerjakan sendiri soal latihan pada LKPD sebelum kemudian dikoreksi bersama.
3.      Menyajikan materi lengkap dari berbagai sumber sebelum menggunakan LKPD.
4.      LKPD digunakan untuk pemahaman konsep yakni mempelajari konsep yang telah dipelajari untuk penguatan pemahaman.
5.      Memfokuskan penggunaan LKPD untuk pengerjaan soal latihan
6.      Materi dalam LKPD dijadikan referensi penguat untuk memudahkan dalam pengerjaan soal.
7.      Melakukan pengerjaan soal secara terbimbing.

6.    Penilaian Kualitas LKPD
Penilaian LKPD dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:[21]
a.    Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKPD selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan sebelum LKPD disebar luaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengembang dengan cara menganalisis LKPD berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan terjemahan dari kriteria tersebut.
b.    Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKPD dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum LKPD diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang terlibat dalam uji coba, seperti tim pengembang, dosen dan administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input.
c.    Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa jauh LKPD tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKPD. Penilaian ini dilakukan ketika LKPD sedang diterapkan. Caranya dapat dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat.
Beberapa hal yang juga sangat perlu diperhatikan dalam penilaian kualitas LKPD adalah :
a.    Gambar
Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan / isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Gambar fotografi yang berkualitas tinggi belum tentu dapat dijadikan gambar LKPD yang efektif. Oleh karena itu, yang lebih penting adalah kejelasan pesan / isi dari gambar itu secara keseluruhan.
b. Penampilan
Penampilan adalah sangat penting dalam LKPD. Pertama-tama peserta didik akan tertarik pada penampilan LKPD, bukan isinya. Apabila suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan dan tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambar saja, itu tidak mungkin karena pesan / isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.
Kriteria penilaian kualitas LKPD dapat pula dijabarkan dalam beberapa aspek yang berkaitan dengan : pendekatan penulisan, kebenaran konsep, kedalaman konsep, keluasan konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, evaluasi belajar, kegiatan /percobaan kimia, keterlaksanaan, dan penampilan fisik. Aspek-aspek ini perlu didefinisikan agar arti dari aspek yang dimaksud jelas.
Langkah selanjutnya dari tiap-tiap aspek ini perlu dijabarkan dalam bentuk kriteria-kriteria yang mengarah kepada aspek yang dimaksud. Untuk keperluan penilaian, maka kriteria lebih lanjut dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator yang mengarah pada penilaian sangat baik, baik, cukup, kurang, maupun sangat kurang. Penjabaran dari aspek ke kriteria, lalu ke indikator ini selanjutnya disusun dalam bentuk instrumen penilaian.
Penilaian kualitas LKPD dapat dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang penyusunan LKPD atau ahli media (karena LKPD adalah media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKPD, maupun peserta didik sebagai pengguna LKPD. Melalui penilaian ini diharapkan LKPD yang telah tersusun dengan baik secara teoretis akal.

7. Kelebihan LKPD
Kelebihan dari penggunaan LKPD diantaranya adalah:[22]
a. Meningkatkan aktivitas belajar. Artinya keberadaan LKPD sebagai bahan ajar  meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak monoton dengan peserta didik hanya menerima dari guru.
b. Mendorong peserta didik mampu bekerja sendiri. Artinya dengan adanya LKPD peserta didik bisa mengerjakan tugas belajar secara mandiri ada atau tidak adanya guru di dalam kelas.
c. Membimbing peserta didik secara baik ke arah pengembangan konsep. Artinya dengan adanya LKPD peserta didik bisa lebih memahami konsep yang telah dipelajari dari buku sumber utama karena LKPD berisikan ringkasan dari materi yang mudah untuk dipahami.

B.     Pembelajaran IPS
1.      Pengertian Pembelajaran IPS
Studi sosial dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisiknya dan sosialnya yang menyangkut hubungan kemanusiaan.[23]  IPS merupakan Ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran Ilmu Sosial Pengetahuan memuat materi geografis, sejarah, sosiologi dan ekonomi.[24] Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya[25].
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. Ilmu  pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.[26]  Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dapat penulis simpulkan pembelajaran IPS adalah pembelajaran ilmu-ilmu sosial terhadap interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan ciptaannya.

2.      Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Mengenal konsep –konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam bermasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.[27]
Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.[28] Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a.       Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b.      Membekali anak didik dengan kemampuan  mengindentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
c.       Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d.      Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e.       Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.[29]
IPS di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.[30] Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.[31]
Pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapinya peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.[32]

3.      Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS adalah: “a) manusia, tempat dan lingkungan. b) waktu, keberlanjutan dan perubahan c) sistem, sosial dan budaya. d) prilaku, ekonomi dan kesejahteraan[33].
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.    Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2.    Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3.     Sistem Sosial dan Budaya
4.    Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan[34].
Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS mengkaji manusia secara menyeluruh mulai dari manusia itu sendiri, tempat tinggal dan lingkungan hidup manusia, waktu yang digunakan manusia, perkembangan dan perubahan manusia dan lingkungannya, sistim hubungan manusia dengan manusia lainnya dan kebiasaan hidup suatu kelompok manusia yang sudah menjadi ciri khas unik yang dimiliki secara turun temurun yang biasa dikenal dengan budaya, serta upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau yang dikenal dengan istilah ekonomi.

4.      Karakteristik  IPS
IPS memiliki karakteristik seperti:[35]
a.       Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala, dan masalah sosial dari pada bidang teoritis keilmuan.
b.      Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek aspek  kehidupan sosial daripada  aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c.       Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d.      Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.
e.       Dalam pelaksanaan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan interdisipliner.
f.        Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
Berangkat dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa IPS memiliki ciri-ciri tersendiri, diantaranya: menekankan pada fakta tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial, menelaah objeknya yakni manusia secara menyeluruh, meski banyak cabang yang dimiliki IPS, namun tetap sumber utama materinya adalah manusia, dalam penerapannya IPS menerapkan sudut pandang ketepatan materi dengan fakta sosial, dan IPS dilaksanakan secara berkesinambungan dari setiap jenjang pendikan mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.







5.      SK/ KD IPS Kelas V SD/MI
              Tabel 2.1: Kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006:
              Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

-          Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana
-          Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial  dan budaya
-          Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
-          Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
-          Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya
-          Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya

Kelas IV, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi Kabupaten/Kota dan provinsi
2.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi

3.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
-          Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
-          Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transfortasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan social di daerahnya
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transformasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

            Sumber: KTSP 2006.[36]

6.      Evaluasi dalam Pembelajaran IPS SD/MI
Evaluasi adalah suatu poses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Aspek yang dinilai dari program ada dua macam, yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan progam.[37] Ada tiga aspek yang dinilai dalam pembelajaan IPS, yaitu aspek kognitif, aspek nilai dan sikap sosial, aspek keterampilan.
a.       Aspek Kognitif
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut :
1)      Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini :
a)      Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan petanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap fakta, defenisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi peserta didik hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari.
Misalnya, pertanyaannya sebagai berikut :
Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia?
b)      Evaluasi yang mengungkap pemahaman (compehensif)
Evaluasi ini menuntut peserta didik untuk memahami apa yang telah dipelajari. Dengan demikian peserta didik dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk  evaluasi pemahaman adalah mengapa, jelaskan, uraikan, berilah ulasan, bandingkanlah.
Contoh :
Mengapa pulau Jawa padat penduduknya?
c)      Evaluasi yang mengungkap penerapan (application)
Pada evaluasi penerapan peserta didik dapat menggunakan informasi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan prinsip, konsep, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, peserta didik diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan.
Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap penerapan adalah demonstrasikan, tunjukkanlah, klasifikasikan, carilah hubungan, tuliskan, gambarkan.
2)      Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut :
a)      Analisis (analysis)
Pertanyaan analisis menuntut peserta didik berfikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, peserta didik harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu mengadakan deduktif. Oleh karena itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar tetapi berbagai alternatif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan analisis, antara lain : Sebutkan bukti-bukti, mengapa, tunjukkan sebab-sebabnya, analisislah, berilah alasan.
b)      Sintesis (Synthesis)
Petanyaan yang mengungkap sintesis menuntut peserta didik berfikir orisinal dan kreatif. Peserta didik dituntut berfikir induktif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan sintesis adalah: susunlah dengan kata-katamu, apa yang mungkin terjadi, buatlah perkiraan apa yang terjadi, bagaimanakah.
c)      Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan befikir yang paling tinggi. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kata-kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan evaluasi yaitu berilah pendapat bahwa, bandingkanlah, bedakanlah, berilah alasan, berilah kitik, alternatif mana yang lebih baik, setujukah anda.
b.      Aspek nilai dan sikap sosial
Aktivitas merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yaitu mengenai Kompetensi Dasar (KD), materi pokok, hasil belajar, indikator  materi. Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah  efektif selain daftar pertanyaan adalah skala penilaian (rating scale), daftar cek (checklist), laporan pribadi, wawancara.
c.       Aspek keterampilan
Keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan fisik maupun mental yang dituntut dimiliki peserta didik setelah mempelajari materi IPS.




[1] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 74.  
[2] Hasbullah, Dasar-Dasar ilmu Pendidikan, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 209
[3] Salirawati, Penyusunan dan Kegunaan LKS Dalam Pembelajaran,. (Online), Vol 2 (http//Bahan ajar 2012//blogspot, diakses 11 September 2015  
[4]  Ibid.  
[5] ,Ibid.
[6] Agus Suratno, “Pengaruh Penggunaan LKS Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terhadap Prestasi Belajar  Siswa di SMA Muhammadiyah Gombong”, Skripsi, (Purwerejo: Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2012), h. 43
[7] Hamdani, Op. Cit., h. 74
[8] Ibid.
[9] Ahmad Bukhari, et, all dalam DewiSartika, “Peran Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, 2010), h. 5
[10] Lulu Muhammad Azhar (Proses Belajar Mengajar Pola CBSA) dalam Dewi Sartika,. Ibid.
[12] Lo,. Cit.  
[13] Ibid.
[14]  Zizah Nurhana, “Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran PAI Bagi Siswa Kelas XI IPS di  SMAN I Klirong Kebumen” Skripsi , ( Yogyakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), h. 4
[15] Hamdani, Op, Cit., h. 75
[16] Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992 : 40 dalam Salirawati, Lo, Cit,, h. 3
[17] Salirawati, Lo, Cit,. h. 4
[18] Hamdani, Op, Cit., h. 75
[19] Zainal Abidin, “  Penggunaan Lembaran Kerja Siswa Dalam Pembelajaran Materi Tumbuhan Hijau Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh” PTK, (Aceh: Perpustakaan SD Negeri 4 Banda Aceh, 2013), h. 2
[20] Ibid.
[21] Salirawati, Lo, Cit.
[22] Hamdani, Op, Cit., h. 75
[23] Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Departemen Agama RI Diktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1999), h. 10
[24] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 162
[25] Etin Solihatin dan Raharjo, Op cit., h. 15
[26] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 171
[27] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit., h. 162
[28] Etin Solihatin dan Raharjo, Op cit., h. 14
[29] Sardijo, et all, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta : Universitas terbuka, 2008), cet ke-3, h. 1.28
[30] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 133
[31] Trianto, Op cit., h. 174
[32] Zainal Aqib, Op cit.,h. 13
[33] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit.,
[35] Ibid., h. 161
[36] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, SK/KDKTSP 2006.
[37] Sardijo, et, all,Op, Cit, h. 8. 2 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...