Selasa, 22 Agustus 2017

Peta dan Pembelajaran IPS



BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.    Media Pembelajaran
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar[1]. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media, kemudian Asosiasi teknologi komunikasi pendidikan (Association of education and communication technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Media merupakan alat saluran komunikasi. Contohnya media film, televisi, diagram, bahan tercetak (printer materials), computer dan instruktur[2]. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

14
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Berdasarkan teori di atas bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya[3]. Alat-alat seperti radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi[4]. Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, metode dan teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, serta bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran.



2.      Macam-macam Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.  Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Ada juga media yang bersifat audio, visual dan audio visual.
Karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.[5]
a.       Media Grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual (media yang bisa dilihat) yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan atau simbol visual lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data dan kejadian.
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya akan dibicarakan dalam bahasan di bawah ini:
1)      Gambar/Foto
Gambar/foto adalah yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa keunggulan dari media gambar/foto itu antara lain:
a)      Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan visual kita. Misal sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
b)      Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
c)      Foto berharga murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
2)      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
3)      Diagram.
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dan objek secara garis besar.
4)      Bagan/chart
Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah  menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
5)      Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsi grafik adalah menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
6)      Media kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas untuk sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
7)      Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
8)      Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang:
a)      Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya
b)      Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain
c)      Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau pola bahasa/adat istiadat
d)     Data-data ekonomi seperti hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional.
9)      Papan Flanel/Flannel Board
Papan flanel adalah media grafis berupa papan yang dilapisi dengan kain flannel untuk menempelkan berbagai infomasi pembelajaran sesuai materi yang akan disajikan. Papa flannel meupakan salah satu media gafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
10)  Papan Buletin (Bulletin Board)
Papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian  dalam waktu tertentu.
b.      Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokkan, piringan hitam dan laboraturium bahasa.
c.       Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm.
Media dapat dikelompokkan menjadi 10 golongan sebagai berikut[6]: a.  audio, yakni media teknologi yang bisa didengar, contohnya kaset, siaran radio,  b. cetak yaitu media yang bisa dibaca, seperti buku, modul, c. audio cetak yaitu media yang bisa didengar tapi dilengkapi juga dengan bahan bacaan, contohnya kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis, d. proyeksi visual diam yaitu media berupa teknologi yang bisa dilihat tetapi tidak bersuara, contohnya OHT, e. proyeksi audio visual, yaitu media teknologi yang bisa dilihat dan bersuara, contoh slide bersuara, f. visual tidak bergerak, yaitu media yang bisa dilihat tetapi tidak bersuara, seperti film bisu, g. visual bergerak, yaitu media yang bisa dilihat dan bersuara, contoh VCD, televise, h obyek fisik, yaitu benda nyata, contoh piring, kursi, i manusia dan lingkungan seperti  guru dan labor, j. komputer.




Tabel 2.1 Jenis-jenis Media Pembelajaran[7]
No
Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
I
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III
Audio-cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV
Proyeksi visual diam
Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
V
Proyeksi Audio visual
Film bingkai (slide) bersuara
VI
Visual tidak bergerak
Film bisu
VII
Visual bergerak
Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII
Obyek fisik
Benda nyata, model, specimen
IX
Manusia dan lingkungan
Guru, Pustakawan, Laboran
X
Komputer
CAI, CBI (Pembelajaran berbasis komputer).
B.     Peta
1.      Pengertian Media Peta
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi seperti kenampakannya dilihat dari atas secara tegak lurus, dan dibubuhi tulisan-tulisan serta keterangan‑keterangan untuk kepentingan pengenalan[8]. Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat, bayangan/gambaran yang diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu [9].
Peta adalah gambaran  sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu[10]. Pembelajaran peta di SD beranjak dari hal yang abstrak ke hal yang konkrit  yakninya terdapat simbol-simbol yang dapat digambarkan sebagai hal yang nyata.
 Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna merupakan aspek asosiasi dalam membaca. Anak-anak belajar menghubungkan symbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua kemampuan asosiasi tersebut siswa tidak mungkin dapat memahami teks. Maka Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu, seperti land status, penduduk dan transportasi, dan sebagainya dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya[11]. Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang dipetakan[12].
Peta tematik hampir sama dengan peta pada umunya. Perbedaan peta tematik dengan peta pada umumnya hanyalah pada sifat peta tematik yang lebih bersifat khusus, hanya menyajikan tema atau unsur tertentu saja. Komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Maka dari itu membaca dengan menggunakan media peta merupakan hal yang sangat penting.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.




2.              Pengertian Media Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu, seperti land status, penduduk dan transportasi, dan sebagainya dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya[13]. Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang dipetakan[14].
Peta tematik hampir sama dengan peta pada umunya. Perbedaan peta tematik dengan peta pada umumnya hanyalah pada sifat peta tematik yang lebih bersifat khusus, hanya menyajikan tema atau unsur tertentu saja. Komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
3.      Tahap-Tahap Membuat Peta Tematik
Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:[15]
a.       Tahap pengumpulan dan pengolahan data
Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1). Menyiapkan informasi dasar seperti kenampakkan jalan, sungai, batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi:
a). Data kualitatif yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam data kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif meliputi:
(1). Metode indeks figure, yaitu cara menggambar peta tematik dengan gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda silang, belah ketupat, dan lain-lain.
(2) Metode indeks letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan lain-lain.
(3). Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai datanya.
(4). Metode interdigition, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: peta persebaran agama, suku bangsa, bahasa dan lain-lain.
      b). Data kuantitatif, yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan data kecamatan). Menggambar peta tematik dengan metode kuantitatif meliputi:
(1). Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.
(2). Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat dengan ketinggian yang sama.
(3). Isotheron, yaitu isopleths yang memiliki data temperatur sama.
(4). Isobar, yaitu isopleths yang datanya berupa tekanan udara.
(5). Isohyets, yaitu isopleths yang datanya berupa curah hujan.
(6). Isobath, yaitu isopleths yang datanya berupa kedalaman laut.
(7). Isogone, yaitu isopleths yang datanya berupa variasi deklinasi.
2). Menyiapkan komponen peta tematik seperti judul peta, skala peta, koordinat peta, legenda peta dan simbol yang akan digunakan.
3). Menyiapkan alat, seperti kertas transparan, penggaris, pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya
Contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di pulau jawa. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(1)   Membuat judul yaitu persebaran penduduk pulau Jawa.
(2)   Mengumpulkan data dan mengklasifikasikannya.
(3)   Menentukan simbol dan metode.
Metode yang tepat yaitu metode choropleth. Simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400-700 jiwa/km2 diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.
(4)   Menyiapkan peta dasar dengan cara menciplak menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).
(5)   Masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah penyebarannya.
4. Penggunaan Media Peta Tematik
Penggunaan peta tematik sama halnya dengan penggunaan peta pada umumnya seperti penggunaan peta dunia, peta buta dan lain sebagainya, yaitu dengan cara diperlihatkan ke siswa untuk dibaca data yang ada di dalamnya. Cara membaca peta tergantung kepada guru yang bersangkutan untuk hal prosedur dan tekniknya, akan tetapi tetap berpatokan pada tujuan dari proses pembelajaran yang sedang dijalankan.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menggunakan peta antara lain sebagai berikut.[16]
a.       Isi peta dan tempat yang digambarkan , melalui judul
b.      Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur
c.       Arah, melalui petunjuk arah (orientasi)
d.      Jarak atau luas suatu tempat di lapangan , melalui skala peta
e.       Ketinggian tempat, melalui titik triangulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur
f.       Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis yang berdekatan
g.      Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda)
h.      Ketampakan alam, seperti relieg, pegunungan atau gunung, lembah atau sungai , jaringan lalu lintas, dan persebaran kota. Ketampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.
5. Contoh-contoh Peta Tematik
a.       Peta daerah adminstrasi Kota Solok.
Gambar 2. 1: Peta Administrasi Kota Solok
b.      Peta jumlah penduduk kota solok.
Gambar 2.2: Peta Jumlah Penduduk Kota Solok

c.       Peta penyebaran hasil tambang Indonesia, peta penyebaran pembangkit listrik Indonesia dan peta stasiun bumi Indonesia
Gambar 2.3: Peta Penyebaran Hasil Tambang, Penyebaran    Pembangkit Listrik dan Peta Stasiun Bumi Indonesia.

C.    Pembelajaran IPS
1.      Pengertian IPS
Studi sosial dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisiknya dan sosialnya yang menyangkut hubungan kemanusiaan[17]IPS merupakan Ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran Ilmu Sosial Pengetahuan memuat materi geografis, sejarah, sosiologi dan ekonomi[18]. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya[19].
Dalam GBPP SD dijelaskan IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. Ilmu  pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya[20].  Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dapat penulis simpulkan pembelajaran IPS adalah pembelajaran ilmu-ilmu sosial terhadap interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan ciptaannya.
 
2.      Tujuan Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep –konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam bermasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global[21].
Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya[22]. Tujuan pembelajaran IPS ialah: tujuan pembelajaran yang lebih operasional. Tujuan pembelajaran terdiri dari 2 hal, yaitu tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
 Tujuan pembelajaran umum merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan mengajar dan belajar IPS untuk pokok–pokok bahasan tertentu. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus merupakan tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran khusus ini disesuaikan dengan pokok bahasan, sub pokok bahasan dan materi pelajaran. Oleh karena, itu, sifat  tujuan ini praktis, operasional dan dapat diukur keberhasilannya saat itu juga[23].
IPS di sekolah dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari[24]. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi[25].
Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.



3.      Ruang Lingkup IPS
Permendiknas ruang lingkup mata pelajaran IPS adalah: “a) manusia, tempat dan lingkungan. b) waktu, keberlanjutan dan perubahan c) sistem, sosial dan budaya. d) prilaku, ekonomi dan kesejahteraan[26].
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.    Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2.    Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3.     Sistem Sosial dan Budaya
4.    Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan[27].
Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS mengkaji manusia secara menyeluruh mulai dari manusia itu sendiri, tempat tinggal dan lingkungan hidup manusia, waktu yang digunakan manusia, perkembangan dan perubahan manusia dan lingkungannya, sistim hubungan manusia dengan manusia lainnya dan kebiasaan hidup suatu kelompok manusia yang sudah menjadi ciri khas unik yang dimiliki secara turun temurun yang biasa dikenal dengan budaya, serta upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau yang dikenal dengan istilah ekonomi.


Tabel 2.2: SK/KD Kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006
                    Kelas IV, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

-          Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana
-          Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial  dan budaya
-          Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
-          Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
-          Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya
-          Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya


Tabel 2.3: SK/KD SK/KD Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun       2006 Kelas IV, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi Kabupaten/Kota dan provinsi
2.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi

3.      Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
-          Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
-          Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transfortasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan social di daerahnya
-          Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transformasi serta pengalaman menggunakannya
-          Mengenal permasalahan sosial di daerahnya


4.      Karakteristik IPS
Permendiknas IPS memiliki karakteristik seperti:[28]
a.       Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala, dan masalah sosial dari pada bidang teoritis keilmuan.
b.      Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek  kehidupan sosial daripada  aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c.       Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d.      Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.
e.       Dalam pelaksanaan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan interdisipliner.
f.        Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
5.      Manfaat Mempelajari IPS
Mempelajari IPS memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, karena mempelajari IPS berarti mempelajari manusia dan gejala-gejalanya. Banyak manfaat yang bisa dipetik dengan mempelajari IPS, sepeti bisa mengenal gejala-gejala bumi, sejarah manusia, kebudayaan manusia dan lain sebagainya.
Dengan mengusai ilmu pengetahuan sosial, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan sebagai berikut:[29]
a.         Mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b.        Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.         Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.        Memiliki kemampuan komunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
6.      Fungsi IPS
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapinya siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini[30].





[1] Sadiman, et all , Media Pendidikan, (Jakarta: Pustekkom Dibud dan Pt. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 6
[2] Rudi Susilana dan Cepi Riyana,  Media Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2007), h.
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 163
[4] Sadiman, et all Op.  cit.,  h. 7
[5] Ibid., h. 27-81
[6] Rahadi, Op cit., h. 21-22
[7] Susilana, et, all, Media Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2007), h. 52
[8] Arif Mansyuri, et al, Op, cit.,  h. 7
[9] Wongsotjitro, http:// teknologipendidikankita. wordpress. com/2013/ 04/ 15/media- pembelajaran-peta/, diakses tanggal 2 Januari 2015
[10] Muh Nurdin, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: CV Putra  Nugraha, 2008), h. 19
[11] Badan Informasi Geospasial: Pengertian Peta Tematik,. (online),  vol 5 (http://www.bakosurtanal.go.id/peta-tematik/ diakses tanggal 2 Januarib 2015
[12] Dzaki, Forum Belajar: Sketsa dan Peta tematik,. (online), vol 3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2 Januari 2015
[13] Badan Informasi Geospasial: Pengertian Peta Tematik,. (online),  vol 5 (http://www.bakosurtanal.go.id/peta-tematik/ diakses tanggal 2 Januarib 2015
[14] Dzaki, Forum Belajar: Sketsa dan Peta tematik,. (online), vol 3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2 Januari 2015
[15] Ibid
[16] Dzaki, Forum Belajar: Sketsa dan Peta tematik,. (online), vol 3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2 Januari 2015
[17] Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Departemen Agama RI Diktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1999), h. 10
[18] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 162
[19] Etin Solihatin dan Raharjo, Op cit., h. 15
[20] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 171
[21] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit., h. 162
[22] Etin Solihatin dan Raharjo, Op cit., h. 14
[23] Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, , Op cit., h. 15
[24] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 133
[25] Trianto, Op cit., h. 174
[26] Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Op cit.,
[28] Ibid., h. 161
[29] Nana Supriatna dan Paula Susanti, Kembangkan Kecakapan Sosialmu (IPS) untuk  Kelas IV Sekolah Dasar, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), h. iii

[30] Zainal Aqib, Op cit.,h. 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...