|
LANDASAN
TEORETIS
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar[1].
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media, kemudian Asosiasi teknologi
komunikasi pendidikan (Association of
education and communication technology/AECT) di Amerika, membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi.
Media merupakan alat saluran komunikasi. Contohnya
media film, televisi, diagram, bahan tercetak (printer materials), computer dan instruktur[2].
Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika
membawa pesan-pesan (messages) dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
14
|
Media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya[3]. Alat-alat seperti radio dan
televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pembelajaran.
Perangkat lunak (software)
adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan
yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat,
didengar dan dibaca.
Media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi[4]. Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diketahui bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat, metode dan teknik yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran, serta bertujuan untuk mengefektifkan proses
pembelajaran.
2.
Macam-macam
Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali
jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga
media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh
guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang
secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Ada juga media yang bersifat audio, visual dan audio visual.
Karakteristik beberapa jenis media
yang lazim dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya di Indonesia.[5]
a.
Media Grafis
Media grafis adalah suatu
penyajian secara visual (media yang bisa dilihat) yang menggunakan titik-titik,
garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan atau simbol visual lain dengan
maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data dan
kejadian.
Media grafis
termasuk
media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis, beberapa
diantaranya akan dibicarakan dalam bahasan di bawah ini:
1)
Gambar/Foto
Gambar/foto adalah yang paling umum dipakai. Dia
merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana-mana. Salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa keunggulan dari media gambar/foto
itu antara lain:
a)
Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan visual kita. Misal sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
b)
Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalah pahaman.
c)
Foto berharga murah dan gampang didapat serta
digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
2)
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar
menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam
bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas
penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat
langsung oleh guru.
3)
Diagram.
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan
simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dan objek secara garis
besar.
4)
Bagan/chart
Bagan atau chart
termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan
juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
5)
Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya
sering kali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsi grafik adalah
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas.
6)
Media kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah
suatu gambar interpretatif yang
menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan
ringkas untuk sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap
maupun tingkah laku.
7)
Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan
kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi
orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program
keluarga berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat
poster.
8)
Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk
menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan
informasi tentang:
a)
Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai,
gunung-gunung dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya
b)
Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang
lain
c)
Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi
atau pola bahasa/adat istiadat
d)
Data-data ekonomi seperti hasil pertanian, industri
atau perdagangan internasional.
9)
Papan Flanel/Flannel
Board
Papan flanel adalah media grafis berupa papan yang dilapisi dengan kain flannel untuk menempelkan berbagai
infomasi pembelajaran sesuai materi yang akan disajikan. Papa flannel meupakan
salah satu media gafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran tertentu pula.
10) Papan
Buletin (Bulletin Board)
Papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi
langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain
menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu.
b.
Media Audio
Berbeda
dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan
yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non
verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokkan, piringan hitam dan
laboraturium bahasa.
c.
Media Proyeksi Diam
Media
proyeksi diam (still proyected medium)
mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan
rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali
dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah
pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran terlebih dahulu. Adakalanya media
jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja.
Beberapa
jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film
strip), overhead proyektor, proyektor
opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm.
Media dapat dikelompokkan
menjadi 10 golongan sebagai berikut[6]: a. audio, yakni media teknologi yang
bisa didengar, contohnya kaset, siaran radio, b. cetak yaitu media yang bisa dibaca, seperti buku, modul, c. audio cetak yaitu media yang bisa didengar tapi dilengkapi juga dengan
bahan bacaan, contohnya kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis, d. proyeksi visual diam yaitu media berupa teknologi yang
bisa dilihat tetapi tidak bersuara, contohnya OHT, e. proyeksi audio visual, yaitu media teknologi yang bisa dilihat dan
bersuara, contoh slide bersuara, f. visual tidak bergerak, yaitu media yang bisa dilihat tetapi tidak
bersuara, seperti film bisu, g. visual
bergerak, yaitu media yang bisa dilihat dan bersuara, contoh VCD, televise, h
obyek fisik, yaitu benda nyata, contoh piring, kursi, i manusia dan lingkungan
seperti guru dan labor, j. komputer.
Tabel 2.1 Jenis-jenis Media Pembelajaran[7]
No
|
Golongan Media
|
Contoh dalam Pembelajaran
|
I
|
Audio
|
Kaset audio, siaran radio, CD,
telepon
|
II
|
Cetak
|
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
|
III
|
Audio-cetak
|
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
|
IV
|
Proyeksi visual diam
|
Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
|
V
|
Proyeksi Audio visual
|
Film bingkai (slide) bersuara
|
VI
|
Visual tidak
bergerak
|
Film bisu
|
VII
|
Visual bergerak
|
Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD,
televisi
|
VIII
|
Obyek fisik
|
Benda nyata, model, specimen
|
IX
|
Manusia dan lingkungan
|
Guru, Pustakawan, Laboran
|
X
|
Komputer
|
CAI, CBI (Pembelajaran berbasis komputer).
|
B.
Peta
1.
Pengertian Media Peta
Peta adalah gambaran
konvensional permukaan bumi seperti kenampakannya dilihat dari atas secara tegak lurus, dan dibubuhi tulisan-tulisan
serta keterangan‑keterangan untuk kepentingan pengenalan[8].
Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi
baik laut maupun darat, bayangan/gambaran yang diperkecil dari sebagian besar
atau sebagian kecil permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem
proyeksi tertentu [9].
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah
di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang
diperkecil dengan menggunakan skala tertentu[10].
Pembelajaran peta di SD beranjak dari hal yang abstrak ke hal yang konkrit yakninya terdapat simbol-simbol yang dapat
digambarkan sebagai hal yang nyata.
Mengenal
hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna merupakan aspek asosiasi
dalam membaca. Anak-anak belajar menghubungkan symbol-simbol grafis dengan
bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua kemampuan asosiasi tersebut siswa tidak
mungkin dapat memahami teks. Maka Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema
tertentu dan untuk kepentingan tertentu, seperti land status, penduduk dan transportasi, dan sebagainya dengan
menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk
meletakkan informasi tematiknya[11].
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang
dipetakan[12].
Peta tematik hampir sama dengan peta pada umunya.
Perbedaan peta tematik dengan peta pada umumnya hanyalah pada sifat peta
tematik yang lebih bersifat khusus, hanya menyajikan tema atau unsur tertentu
saja. Komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik,
karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta.
Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Maka dari itu membaca dengan menggunakan media peta
merupakan hal yang sangat penting.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa peta adalah
gambaran permukaan bumi dengan berbagai
kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu.
2.
Pengertian Media Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu
dan untuk kepentingan tertentu, seperti land
status, penduduk dan transportasi, dan sebagainya dengan menggunakan peta
rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi
tematiknya[13].
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang
dipetakan[14].
Peta tematik hampir sama dengan peta pada umunya.
Perbedaan peta tematik dengan peta pada umumnya hanyalah pada sifat peta
tematik yang lebih bersifat khusus, hanya menyajikan tema atau unsur tertentu
saja. Komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik,
karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta.
Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
3.
Tahap-Tahap Membuat Peta
Tematik
Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap,
yaitu:[15]
a.
Tahap pengumpulan dan pengolahan data
Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
1). Menyiapkan informasi dasar seperti kenampakkan
jalan, sungai, batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi
dasar yaitu dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya
data dibedakan menjadi:
a). Data kualitatif yaitu data yang tidak
memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam
data kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif
meliputi:
(1). Metode indeks figure, yaitu cara menggambar peta tematik dengan
gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda
silang, belah ketupat, dan lain-lain.
(2) Metode indeks letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil
berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan
lain-lain.
(3). Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai
datanya.
(4). Metode interdigition, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga
sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: peta persebaran
agama, suku bangsa, bahasa dan lain-lain.
b). Data
kuantitatif, yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data
kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan data kecamatan). Menggambar peta
tematik dengan metode kuantitatif meliputi:
(1). Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.
(2). Isohypse, yaitu garis yang
menghubungkan tempat dengan ketinggian yang sama.
(3). Isotheron, yaitu isopleths yang memiliki data temperatur
sama.
(4). Isobar, yaitu isopleths yang datanya berupa tekanan
udara.
(5). Isohyets, yaitu isopleths yang datanya berupa curah
hujan.
(6). Isobath, yaitu isopleths yang datanya berupa kedalaman
laut.
(7). Isogone, yaitu isopleths yang
datanya berupa variasi deklinasi.
2). Menyiapkan komponen peta tematik seperti judul peta, skala
peta, koordinat peta, legenda peta dan simbol yang akan digunakan.
3). Menyiapkan alat, seperti kertas transparan, penggaris,
pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya
Contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di
pulau jawa. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(1)
Membuat judul yaitu persebaran penduduk pulau Jawa.
(2)
Mengumpulkan data dan mengklasifikasikannya.
(3)
Menentukan simbol dan metode.
Metode yang tepat yaitu metode choropleth. Simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi
warna gelap yang rapat, penduduk antara 400-700 jiwa/km2 diberi warna yang
renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.
(4)
Menyiapkan peta dasar dengan cara menciplak menggunakan
kertas kalkir (kertas tembus pandang).
(5)
Masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah
penyebarannya.
4. Penggunaan Media Peta Tematik
Penggunaan peta tematik sama halnya dengan penggunaan peta
pada umumnya seperti penggunaan peta dunia, peta buta dan lain sebagainya,
yaitu dengan cara diperlihatkan ke siswa untuk dibaca data yang ada di
dalamnya. Cara membaca peta tergantung kepada guru yang bersangkutan untuk hal
prosedur dan tekniknya, akan tetapi tetap berpatokan pada tujuan dari proses
pembelajaran yang sedang dijalankan.
Beberapa
hal yang perlu diketahui dalam menggunakan peta antara lain sebagai berikut.[16]
a. Isi peta dan tempat yang digambarkan
, melalui judul
b. Lokasi daerah, melalui letak garis
lintang dan garis bujur
c. Arah, melalui petunjuk arah
(orientasi)
d. Jarak atau luas suatu tempat di
lapangan , melalui skala peta
e.
Ketinggian
tempat, melalui titik triangulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur
f.
Kemiringan
lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis yang berdekatan
g.
Sumber
daya alam, melalui keterangan (legenda)
h.
Ketampakan
alam, seperti relieg, pegunungan atau gunung, lembah atau sungai , jaringan
lalu lintas, dan persebaran kota. Ketampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol
peta dan keterangan peta.
5. Contoh-contoh Peta Tematik
a. Peta daerah
adminstrasi Kota Solok.
Gambar 2. 1: Peta Administrasi Kota Solok
b. Peta jumlah
penduduk kota solok.
Gambar 2.2: Peta Jumlah Penduduk Kota Solok
c. Peta penyebaran
hasil tambang Indonesia, peta penyebaran pembangkit listrik Indonesia dan peta
stasiun bumi Indonesia
Gambar 2.3: Peta Penyebaran Hasil
Tambang, Penyebaran Pembangkit Listrik
dan Peta Stasiun Bumi Indonesia.
C. Pembelajaran
IPS
1. Pengertian
IPS
Studi sosial dihubungkan
dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisiknya dan sosialnya yang
menyangkut hubungan kemanusiaan[17]. IPS merupakan Ilmu yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang SD
mata pelajaran Ilmu Sosial Pengetahuan memuat materi geografis, sejarah,
sosiologi dan ekonomi[18]. Pendidikan IPS berusaha membantu
siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya
semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya[19].
Dalam GBPP SD
dijelaskan IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi,
sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial, seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya[20]. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dapat penulis
simpulkan pembelajaran IPS adalah pembelajaran ilmu-ilmu sosial terhadap
interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia
dengan ciptaannya.
2. Tujuan
Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
(a) Mengenal konsep
–konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b)
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan. d)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam
bermasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional dan global[21].
Tujuan pendidikan IPS
adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan
penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan
yang dihadapinya[22]. Tujuan pembelajaran IPS ialah: tujuan pembelajaran yang lebih
operasional. Tujuan pembelajaran terdiri
dari 2 hal, yaitu tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran
khusus (TPK).
Tujuan pembelajaran umum merupakan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan mengajar dan belajar IPS
untuk pokok–pokok bahasan tertentu. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus
merupakan tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada setiap pertemuan. Tujuan
pembelajaran khusus ini disesuaikan dengan pokok bahasan, sub pokok bahasan dan materi pelajaran. Oleh karena, itu, sifat tujuan ini praktis, operasional
dan dapat diukur keberhasilannya saat itu juga[23].
IPS di sekolah
dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari[24]. Pada
dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi[25].
Pengajaran
sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
3. Ruang
Lingkup IPS
Permendiknas ruang
lingkup mata pelajaran IPS adalah: “a) manusia, tempat dan lingkungan. b) waktu,
keberlanjutan dan perubahan c) sistem, sosial dan budaya. d) prilaku, ekonomi
dan kesejahteraan[26].
Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2.
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3.
Sistem Sosial dan Budaya
4.
Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan[27].
Berdasarkan teori di atas dapat
diketahui bahwa mata pelajaran IPS mengkaji manusia secara menyeluruh mulai
dari manusia itu sendiri, tempat tinggal dan lingkungan hidup manusia, waktu
yang digunakan manusia, perkembangan dan perubahan manusia dan lingkungannya,
sistim hubungan manusia dengan manusia lainnya dan kebiasaan hidup suatu
kelompok manusia yang sudah menjadi ciri khas unik yang dimiliki secara turun
temurun yang biasa dikenal dengan budaya, serta upaya manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya atau yang dikenal dengan istilah ekonomi.
Tabel 2.2: SK/KD Kurikulum tingkat
satuan pendidikan tahun 2006
Kelas IV, Semester 1
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1.
Memahami sejarah, kenampakan
alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
|
-
Membaca
peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala
sederhana
-
Mendeskripsikan
kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya
dengan keragaman sosial dan budaya
-
Menunjukkan jenis dan persebaran
sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan
setempat
-
Menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
-
Menghargai
berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota,
provinsi) dan menjaga kelestariannya
-
Meneladani
kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
|
Tabel 2.3: SK/KD SK/KD Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 Kelas
IV, Semester 2
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi
Kabupaten/Kota dan provinsi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
3. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan
kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten 1 Kota dan Provinsi
|
-
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya
-
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
-
Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transfortasi
serta pengalaman menggunakannya
-
Mengenal permasalahan social di daerahnya
-
Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transformasi
serta pengalaman menggunakannya
-
Mengenal permasalahan sosial di daerahnya
|
4. Karakteristik
IPS
Permendiknas
IPS memiliki
karakteristik seperti:[28]
a.
Kerangka
kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala, dan masalah sosial dari pada bidang teoritis keilmuan.
b.
Dalam
menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek
kehidupan sosial daripada
aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c.
Kerangka
kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan
ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d. Pada pengajaran IPS,
masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga
menjadi ruang lingkup penelaahannya.
e. Dalam pelaksanaan
kerjanya, IPS menerapkan pendekatan interdisipliner.
f.
Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar,
sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
5. Manfaat
Mempelajari IPS
Mempelajari IPS memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, karena mempelajari IPS berarti mempelajari manusia dan
gejala-gejalanya. Banyak manfaat yang bisa dipetik dengan mempelajari IPS,
sepeti bisa mengenal gejala-gejala bumi, sejarah manusia, kebudayaan manusia
dan lain sebagainya.
Dengan mengusai ilmu pengetahuan sosial, peserta didik
diharapkan dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan sebagai berikut:[29]
a.
Mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan komunikasi, bekerja
sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan
global.
6. Fungsi
IPS
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang
dihadapinya siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah
berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini[30].
[1]
Sadiman, et all , Media Pendidikan, (Jakarta: Pustekkom Dibud dan Pt. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 6
[3]
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 163
[6]
Rahadi, Op cit., h. 21-22
[9] Wongsotjitro, http:// teknologipendidikankita. wordpress.
com/2013/ 04/ 15/media- pembelajaran-peta/, diakses tanggal 2 Januari 2015
[10]
Muh Nurdin, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas
VII, (Jakarta: CV Putra Nugraha, 2008), h. 19
[11] Badan Informasi Geospasial: Pengertian Peta Tematik,. (online), vol 5 (http://www.bakosurtanal.go.id/peta-tematik/ diakses tanggal 2 Januarib 2015
[12]
Dzaki, Forum Belajar:
Sketsa dan Peta tematik,. (online),
vol 3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2
Januari 2015
[13] Badan Informasi Geospasial: Pengertian Peta Tematik,. (online), vol 5 (http://www.bakosurtanal.go.id/peta-tematik/ diakses tanggal 2 Januarib 2015
[14]
Dzaki, Forum Belajar:
Sketsa dan Peta tematik,. (online),
vol 3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2
Januari 2015
[16]
Dzaki, Forum Belajar: Sketsa dan Peta tematik,. (online), vol
3 (blogspot.sg/2013/06/sketsa-dan-petatematik.html, diakses tanggal 2
Januari 2015
[17]
Edi Saepudin dan Andi Rusbandi, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Departemen Agama RI
Diktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1999), h. 10
[18]
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, 2008), h. 162
[20]
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi
dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan KTSP),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 171
[24]
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:
Yrama Widya, 2006), h. 133
[25]
Trianto, Op
cit., h. 174
[27]
Ariril, https://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-sdmi,
diakses tanggal 12 Juni 2015/
[29] Nana Supriatna
dan Paula Susanti, Kembangkan Kecakapan
Sosialmu (IPS) untuk Kelas IV Sekolah Dasar, (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2006), h. iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar