Selasa, 22 Agustus 2017

Metode Tutor Sebaya


BAB II
LANDASAN TEORETIS

A.    Metode Tutor Teman Sebaya
1.      Pengertian Metode Tutor Teman Sebaya 
Berdasarkan Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia untuk SD/SMP yang dimaksud dengan metode adalah : “Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikendaki”. [1]
Tutor teman sebaya terdiri dari tiga suku kata yang digabungkan. Arti dari suku-suku kata tersebut menurut bahasa antara lain : “Tutor artinya mengajar atau mengajarkan, teman (kawan) artinya orang yang dekat dengan kita, sebaya (kotemporari) artinya sama besar atau sama tingkat kelas”.[2]
Menurut pendapat Suherman tutor sebaya itu adalah: “Siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah”.[3]
14
Sedangkan menurut pendapat  Mohd. Suryo dan Mohd. Amin  yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah “Seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar”.[4]
Dengan memperhatikan uraian pengertian metode tutor teman sebaya dari para ahli di atas , maka dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan peserta didik yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada peserta didik yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas. 
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat juga ditambahkan bahwa metode tutor teman sebaya dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Secara umum tutor sebaya ialah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai yang memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah.
                                                                    
2.      Kelebihan Metode Tutor Teman Sebaya
Setiap penggunaan metode pembelajaran, tidak semuanya memiliki kelebihan, dimana kelebihan dari penggunaan metode tersebut akan terlihat jelas dari hasil penugasan materi ajar oleh anak didik setelah menggunakan metode pembelajaran terhadap materi yang disampaikan. Menurut pendapat Arikunto mengatakan tentang kelebihan metode tutor teman sebaya adalah :
a.  Anak-anak diajarkan untuk mandiri, dewasa, dan punya rasa setia kawan yang tingg, b.Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan  masalah yang di hadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik, c. Membuat siswa yang  kurang aktif menjadi aktif, karena tidak malu lagi bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, d. Membantu siswa yang kurang  mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya, e. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.[5]

Seiring dengan pendapat Arikunto tersebut di atas,  Slavin dalam bukunya Cooperatif Learning mengemukakan kelebihan metode tutor teman sebaya adalah :
a.     Meningkatkan pencapaian prestasi para siswa,
b.    Mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang  etnik yang berbeda,
c.    Penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik,
d.    Meningkatkan rasa harga diri,
e.    Tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan menginteraksikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan peserta didik. [6]

Berdasarkan pendapat para ahli di atas sangat jelas bahwa metode tutor teman sebaya memiliki kelebihan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, karena dalam penyampaian materi pembelajaran metode ini sangat berpengaruh terhadap penguasaan materi oleh peserta didik.

3.      Kelemahan Metode Tutor Teman Sebaya
Setiap penggunaan metode pembelajaran tidak selalu hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiiliki kelemahan. Begitu juga dengan metode tutor teman sebaya yang mempunyai kelemahan sebagai berikut :
a.    Peserta didik yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentumempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu. 
b.   Peserta didik yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik.[7]


4.      Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dalam Metode Tutor Teman  Sebaya 

Menurut Suyitno langkah-langkah dilakukan dalam pelaksanaan metode tutor teman sebaya adalah sebagai berikut :
a.       Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi) minsalnya siswa diberi hafalan tentang materi pembelajaran IPA
b.      Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor teman sebaya
c.       Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub bab materi setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor teman sebaya
d.      Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun dilau kelas
e.       Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan, guru bertindak sebagai nara sumber utama
f.       Setelah semua kelompok menyampaikan tugas secara berutan sesuai denga urutan sub materi, kesimpulan, dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang diluruskan. [8]

Sedangkan menurut Hisyam Zaini langkah-langkah dalam pelaksanaan metode tutor teman sebaya adalah sebagai berikut :

a.     Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat    dipelajari siswa secara mandiri
b.    Bagi para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru
c.    Masing-masing bkelompok diberi tugas mempelajari sub materi
d.   Beri waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di laur kelas
e.    Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan
f.     Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasib seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.[9]


Selain itu Hasibunan juga mengemukakan langkah-langkah metode tutor teman sebaya, yaitu:
a. Pemilihan materi
                          Memilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari peserta didik secara mendiri.
b  Pembagian kelompok
                       Peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok yang     heterogen, peserta didik yang lebih pandai dibagi dalam setiap kelompok yang bertindak sebagai tutor
c. Pembagian materi
                         Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu   sub materi dan setiap kelompok akan dipandu oleh peserta didik yang lebih pandai (tutor)
d Waktu
                         Beri peserta didik waktu yang cukup untuk mem  persiapkan baik dalam kelas maupun di luar kelas
e. Diskusi kelompok
                       Ketika semua kelompok sedang bekerja, pendidik
                          sebaiknya berkeliling bergantian ²mendatangi kelompok
f. Laporan tim
                       Setiap  kelompok melalui wakilnya menyampaikan perkembangan temannya yang ditutori serta menyampaikan kendala atau kesulitan pada saat mengajari temannya
g. Kesimpulan
                       Pendidik memberikan kesimpulan atas apa yang telah    dipelajari
h. Tes
                          Membagi soal tes dan memberikan cukup waktu kebebagi
                        semua peserta didik untuk menyelesaikannya. [10]

B. Pengertian Hasil Belajar
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Kemampuan yang dimiliki peserta didik dari proses belajar mengajar harus bisa mendapatkan hasil. Hasil belajar bisa juga melalui kreatifitas seseorang tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Menurut pendapat Ali, belajar adalah :
Belajar  adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.  [11]

Sejalan dengan pendapat Muhammad di atas, Sujana juga mengemukakan pendapatnya bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.” [12] Sedangkan menurut Sujana yang mengutip Horwart Kingsley dalam bukunya, membagi tiga macam hasil belajar mengajar : “1. Keterampilan dan kebiasaan, 2. Pengetahuan dan pengarahan, 3. Sikap dan cita-cita”. [13]

B.     Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI
Pada dasarnya IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala dan perubahan alam. Perubahan-perubahan alam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Dari tanda-tanda kekuasaan Allah Swt  dapat kita renungkan dan dijadikan pelajaran yang berharga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga kita termasuk orang-orang bersyukur, seperti firman Allah dalam surat  An-Nur 44
Ü=Ïk=s)ムª!$# Ÿ@ø©9$# u$yg¨Y9$#ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ZouŽö9Ïès9 Í<'rT[{ ̍»|Áö/F{$# ÇÍÍÈ

Artinya : Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam). [14]

Berdasarkan pengertian ayat di atas dapat dipahami bahwa dengan mempelajari Ilmu pengetahuan Alam (IPA) hendaknya manusian semakin  takjub akan kebesaran Allah Swt. Manusia dirahkan untuk selalu mempelajari, mengamati dan meneliti gejala ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya.
Berdasarkan Buku B-1, Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah 2004 (Standar Kompetensi), maka penulis akan menguraikan tentang pengertian, fungsi dan tujuan, ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Madrasah Ibtidaiyah (MI). Uraiannya sebagai berikut :
1.      Pengertian
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah bermanfaat bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

2.      Fungsi dan Tujuan
Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Mata pelajaran Pengetahuan Alam di MI bertujuan :
a.       Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan Alam dan teknologi.
c.       Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
d.      Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
e.       Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
f.       Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah SWT.
3.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Alam meliputi dua aspek :
a.       Kerja ilmiah yang mencakup;
1)              penyelidikan/penelitian,
2)              berkomunikasi ilmiah,
3)              pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah,
4)              sikap dan nilai ilmiah.
b.      Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup;
1)      Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2)      Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas.
3)      Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4)      Bumi dan alam semesta meliputi ; tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
5)      Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan penerapan konsep Pengetahuan Alam dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui perbuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.[15]
C.    Kerangka Berpikir
Supaya hasil penelitian sesuai dengan harapan, maka penulis memerlukan kerangka berpikir dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah yang diterapkan untuk peningkatan hasil pembelajaran dengan metode tutor teman sebaya  menurut Trianto adalah :
 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 2. Menyajikan informasi,
 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif,4. Membimbinng    kelompok bekerja dan belajar,  5.  Evaluasi, 6. Memberikan penghargaan.[16]


Selengkapnya dapat diperhatikan pada bagan berikut ini.
Bagan 2.1 :  Kerangka Konseptual Penelitian
Penerapan Metode Tutor Teman Sebaya pada Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas V.B MIN Kota Solok
Langkah-langkah Penggunaan Metode Tutor Teman Sebaya :
1.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
2.      Menyajikan informasi
3.      Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok kooperatif
4.      Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5.      Evaluasi
6.      Memberikan penghargaan

HASIL BELAJAR

 











D.    Hipotesis Tindakan
Rumusan hipotesis tindakan yang diajukan pada penelitian ini adalah : “Jika metode tutor teman sebaya diterapkan pada pelajaran IPA, maka hasil belajar peserta didik Kelas V. A Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Koto Panjang Kota Solok Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan”.




[1] Nurhasanah dan Didik Tumianto. Op.Cit, h. 455
[2] Mahmud Munir dan Windy Novia, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Surabaya: Kashiko, 2006), h.  316 ,  790, 746.
                [3]  Suherman, Erman,dkk.Op.Cit,h.70
                [4]  Suryo, Mohd dan Mohd.Amin, Op.Cit, h. 51.
[5]  Suharsimi, Arikunto dan Cepi A. Jabar. Op. Cit, h. 32
[6]  Slavin, E Robert. Cooperative Learning. (Bandung: Nusa Media, 2000), h. 255
[7]  Suryo, Mohd  dan Mohd. Amin, Ibid, h. 51.
[8]  Suyitno, Amin, Dasar-Dasar dan Proses P embelajaran Matematika, (Semarang: FMIPA UNNES, 2004), h.34
[9]  Suyitno, Amin, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktifitas, (Jakarta: :Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.41
[10]  Suyitno, Amin, Dasar-Dasar Proses  Belajara Mengajar, (Bandung: Algensindo Offset, 2004), h.37
[11]  Muhammad, Ali Syaikh Quthb,  Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka. (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2005), h.14.
[12]  Nana Sudjana , Op. Cit, h.  22.
[13]   Nana Sudjana, Loc.Cit,
[14]  Kemenag RI, Op.Cit, h. 497
                [15]   Depag RI,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 205-206.
                [16]  Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktifitas. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suku banyak teorema sisa (matematika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika pada hakikatnya adalah ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi mod...